Pagi itu saat mau pergi dari rumah Kakekku, kabut begitu pekat dan akhirnya Ayahku membatalkan kepergian kami dan kami akan pergi besoknya saja. Aku senang sekali masih bisa tinggal dikampung ini.
Mendengar itu Mudin mengajakku kehutan dekat rumah Kakekku untuk mencari anak burung. Aku senang sekali dengan ajakan Mudin, hari itu Airin dan Jumbran tak ikut karena ada kesibukan masing-masing katanya.
Ketika mau memasuki hutan, kami disambut sekawanan bekantan yang melompat dari dahan yang satu kedahan yang lain. Bekantan adalah monyet khas kalimantan dengan ciri-ciri yang sangat mencolok. Yaitu bulu bewarna jingga dan hidung sangat mancung.
Menurut Kakekku, bekantan adalah jelmaan dari orang-orang belanda yang hendak menjajah kalimantan, yang disihir oleh tetua suku dayak berubah menjadi monyet dan kapal-kapalnya berubah menjadi pulau-pulau kecil.
Setelah sekawanan bekantan berlalu, kamipun mulai memasuki hutan yang rimbun dengan udara yang sejuk. Karena hampir cahaya panas matahari tak dapat masuk kehutan yang rimbun dan lebat oleh pohon-pohon besar dan kecil tersebut.
"Kamu tunggu disini ya! Atau mau ikut naik keatas?" Ujar Mudin saat berada ditengah hutan didepan sebuah pohon beringin yang sangat besar.
"Emang ada apa?" Aku balik bertanya.
"Soalnya diatas pohon ini ada sarang burung dan telurnya, Aku pernah kesini tapi waktu itu telurnya belum menetas dan aku yakin, telur itu pasti sudah menetas sekarang" jelas Mudin.
"Owh, aku menunggu disini saja deh! Kamu tahukan aku tak pandai memanjat" ujarku.
![](https://img.wattpad.com/cover/90114616-288-k961215.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY IN THE GRANDFATHER VILLAGE
Não FicçãoIni adalah ceritaku tentang kenanganku, waktu kecil dikampung kakekku yang indah dan permai. Disana aku biasa membantu kakek memanen jeruk, bermain dengan sampan kecil untuk mencari buah manggrove/pohon bakau, bermain dihutan atau mencari anak burun...