Ternyata sesuatu yang bewarna putih bercahaya itu adalah seorang anak laki-laki berwajah putih pasi. Tetapi dia bukan Mudin atau Jumbran ataupun seseorang yang kukenal. Dia terus mendekat kearahku dengan wajah tanpa ekspresi dan tiba-tiba terdiam lalu mengulurkan sesuatu kepadaku.
"Buat aku?" Tanyaku saat dia mengulurkan sekeranjang buah-buah segar kepadaku.
Dia hanya menjawab dengan mengangguk dan masih tanpa ekspresi. Lalu aku menyambutnya dan berterima kasih, dan aku mengambil buah jambu air yang kelihatan segar dari keranjang buah itu untuk memakannya. Saat mau memakannya, aku teringat harus membaca do'a makan dulu.
Seusai membaca do'a makan, anehnya tiba-tiba aku seperti tersadar dan tahu-tahu aku berada diatas pohon besar yang ada dipinggir hutan tersebut."Bagaimana aku bisa ada disini? Tadikan aku lagi nyari tempat sembunyi!" Pikirku kebingungan sambil berusaha turun dari atas pohon tersebut.
"Kamu darimana saja?" Tanya Mudin yang diikuti oleh Airin dan Jumbran, saat aku berhasil turun dari atas pohon tersebut. Belum sempat aku menjawab dia melanjutkan kata-katanya. "Kamu tahu kami mencarimu, berjam-jam lamanya tahu! Kami kira kamu disembunyiin hantu atau dimakan hantu. Kami takut sekali, dan hampir memberi tahu semua orang untuk mencarimu."
Aku hanya diam dan tersenyum, karna aku lupa apa yang terjadi waktu itu dan mulutku juga terasa berat untuk bicara.
***
Malamnya sebelum mau tidur aku baru ingat semuanya. Anehnya, adalah saat Mudin bilang berjam-jam, padahal aku merasa baru beberapa menit saja aku mencari tempat sembunyi dan bertemu anak laki-laki itu. Apa mungkin dia hantu? Pikirku yang tak ambil pusing, mungkin karena waktu itu aku masih kecil jadi aku tidak terlalu memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY IN THE GRANDFATHER VILLAGE
Kurgu OlmayanIni adalah ceritaku tentang kenanganku, waktu kecil dikampung kakekku yang indah dan permai. Disana aku biasa membantu kakek memanen jeruk, bermain dengan sampan kecil untuk mencari buah manggrove/pohon bakau, bermain dihutan atau mencari anak burun...