Denting Ketiga

134 10 4
                                    


Title: Tik Tok

Disclaimer: Joker Game by Yanagi Koji

Tik Tok by Alice_Klein & Profe_Fest

Warning: Reincarnation!AU, BL, OOC, typo(s), dan kekurangan lain yang tak terjabarkan. Hal-hal yang ada dalam fanfiksi ini semata-mata hanya untuk kepentingan jalan cerita dan bukan untuk memecah belah. Terima kasih untuk perhatiannya.

Kami tidak mendapat keuntungan materiil apapun dalam membuat fanfiksi ini

Hope you like it~

.

.

.

[ "Di saat seluruh pemain telah memulai kembali perannya, memulai kembali kisahnya dalam setting yang berbeda, karma apa yang sekiranya akan mereka dapatkan sebagai pertanggung jawaban atas perbuatan mereka terdahulu?" ]

Ketukan ujung pensil yang berirama terpaksa berhenti memecah sunyi. Jemari Miyoshi mengudara, dan selama itu pikirannya melalang buana pada sebuah tanya kelewat panjang yang Jitsui utarakan padanya. Sungguh, bukannya Miyoshi kurang kerjaan mau memikirkan hal itu di pagi buta—tolong jangan remehkan tugas-tugas yang dibebankan pada mahasiswa yang berkecimpungan di ilmu humaniora, tugas mereka tak kalah berat dengan fakultas yang berkutat pada ilmu eksak, hanya saja mereka lebih mampu menyamarkannya (atau memang sedari awal tidak terlalu peduli). Namun, mau tak mau, Miyoshi mengaku bahwa pertanyaan itu mampu menyitanya dalam lorong teka-teki.

Fokus Miyoshi pada lukisan yang beberapa waktu lalu ditekuninya buyar sepenuhnya. Netra senada rambut coklatnya memicing, menatap sengit salah satu sudut meja kayu secara acak. Pertama, Sakuma, lalu Kaminaga, dan terakhir Jitsui.

Jika mereka hanya berniat menyudutkannya karena kedatangannya sebagai orang baru, mereka salah besar. Miyoshi bukan tipe orang yang patut ditatap dengan sebelah mata. Memandangnya tak lebih tinggi dari orang kebanyakan sama dengan bunuh diri. Miyoshi akan membalas mereka dengan tindakan yang ratusan kali lebih menjengkelkan. Namun, Miyoshi bukannya tak bisa menangkap sarat jujur dalam kata-kata serta tatapan mereka. Itu asli, bukan pura-pura—anehnya demikian. Dan hingga kini, lelaki asal Jerman itu belum bertemu dengan titik temu, walau seluruh kemungkinan telah ia seleksi serta yang mendekati kebenaran ia kalkulasi.

Enigma macam apa yang membelenggu mereka sebenarnya, huh?

Tanpa diduga, lampu ruang makan menyala, menerangi setiap sudut ruangan dan membuyarkan lamunan sang mahasiswa. Miyoshi menoleh, matanya bertemu dengan manik gelap lelaki berambut kelam berdiri di dekat pintu ruang makan. Tubuhnya lebih tinggi dari Miyoshi, raut wajahnya datar, mungkin bisa disandingkan dengan dinding. Mahasiswa asal Jerman itu mengenalnya dengan nama Shiozuka Hajime berhubung ia hanya sempat berkenalan singkat dengan seluruh penghuni D-Dorm pada hari pertamanya.

"Belajar di tempat gelap tidak bagus untuk mata," ujar lelaki jangkung itu tanpa merubah gurat wajahnya.

"Oh?" Miyoshi menarik sudut bibirnya, membentuk seringai mencemooh. "Terima kasih untuk perhatianmu itu, Shiozuka-san," sambungnya kemudian.

"Fukumoto saja," koreksi Fukumoto tanpa merubah parasnya. Tangannya meraih apron putih yang tergantung di dinding, kemudian memakainya tanpa merasa keberatan sekalipun apron dan pekerjaan dapur identik dengan pekerjaan feminin yang hanya cocok dikerjakan perempuan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tik TokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang