Dixon's POV
"DIXON! KATAKAN PADAKU APA YANG TERJADI!"
Naomi terus menggoyang-goyangkan tubuhku yang kini tengah memainkan piano. Pikiranku melayang entah kemana sejak fakta yang Savanna torehkan padaku. Ini tidak mungkin. Terlalu dini.
"DIXON!"
Aku menjauhkan telingaku dari mulut Naomi, menutup telingaku dengan tangan seraya menatap Naomi penuh kebencian. "Berisik!"
"JELASKAN PADAKU, DIXON."
Aku berdecak, bangkit dari bangkuku dengan penuh emosi yang tertahan kemudian menatap Naomi sebal secara blakblakan. "Tak perlu berteriak. Aku dengar. Bahkan jika kau mengatakannya dari rumahmu pun aku masih bisa dengar."
Naomi pun mencibir, melipat kedua tangannya di depan dada dan membalas tatapanku sebal. "Savanna tidak ada di kamarnya. Aku tahu ini akan terjadi, maka dari itu aku datang."
Aku mengangkat satu alisku sinis. "Bukankah kau sengaja meninggalkanku bersama Savanna berdua? Lagipula jika kau tahu Savanna akan pergi, untuk apa kau meminta penjelasan dariku?"
Gadis itu terdiam seraya mengalihkan pandangannya dariku. Napasnya mulai tidak teratur dan wajahnya perlahan-lahan memerah—menahan amarah. Aku pun memutar kedua bola mataku, menghela napas kemudian mengusap wajahku kasar. "Aku hanya memberikannya makanan. Setelah itu ia pergi entah kemana."
"Tanpa perdebatan sama sekali?"
"Kita memang sempat berdebat. Namun itu tidak ada hubungannya dengan ia yang tiba-tiba pergi."
Naomi pun kembali menatapku. "Apa yang kalian perdebatkan?"
"Ayolah, kenapa tidak kau langsung cari aja si Charlotte?"
Gadis ini berdecak. "Aku?"
"Kau sendiri, 'kan, yang mengatakan bahwa kau ahli dalam memecahkan masalah."
"Aku pikir kau menganggap itu hanya cita-cita bodoh!"
Salah lagi, 'kan. "Maaf."
"Kau yang harus mencari Savanna!" Aku hendak protes, namun Naomi memelototiku. "Kau pikir aku tak tahu apa yang kau berikan pada Savanna dan apa yang ia rasakan?"
Sialan.
"Kalau kau tak mau mencarinya, akan aku katakan pada Rion bahwa kau dan Savanna adalah—"
"Fine. Aku cari." Kesalku kemudian berjalan keluar rumah untuk mencari Savanna yang mendadak hilang sejak beberapa jam lalu.
Aku mulai menyusuri jalan setapak yang entah akan membawaku ke mana. Perhatianku hanya tertuju pada tumpukan salju yang berada di sisi jalanan dan langit Vamps yang masih begitu terang.
Hingga saat aku tengah berbelok ke kanan, seseorang menyerukan namaku dari arah jam 12 sembari berlari. Kedua kakiku berhenti berjalan, menatap seseorang ini datar sembari menunggunya untuk berbicara.
"Ada perdebatan antara beberapa serigala dan Rion serta dua penghuni baru."
Aku mengernyit. "Penghuni baru?"
Seseorang ini mengangguk. "Iya, aku rasa mereka pendatang baru. Wajah mereka sangat asing."
Kali ini aku yang mengangguk, membuat pria ini berlari di depanku seraya menunjukkan jalan yang akan membawaku menuju dua orang gadis serta Rion yang sedang berhadapan dengan para werewolf.
Sesampainya di sana, benar saja, aku melihat Rion, Savanna dan Lanna tengah berdebat dengan beberapa ekor werewolf yang kukenali sebagai ketua pack ilegal yang ada di daerah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dixon Abraham [PENDING]
FantasyKeputusan Raja dan Ratu Ave sangat tepat saat mengutus anak sulungnya untuk memimpin pack yang berada di Vamps. Selain dapat membubarkan pack ilegal yang berada di pulau kami, ia juga dapat bertahan hidup dengan baik bersama jiwa Vampir serta Werewo...