part 10

199 13 5
                                    

Hari ini tepat setelah berbulan-bulan materi semster 1 disampaikan dan akhirnya ujian dilaksanakan. Aku hanya bisa mengomel sendiri kareena masih saja dapat tugas padahal hari ini ujian hari pertama dimulai.

"Wuaat, ini gak lucu banget tau ri" kataku pada yuri dengan tidak percaya saat dua puluh lembar ketas berada di tanganku.

"Iya gue tau yon, ini gak lucu pake banget. Mereka gak tau apa ya kalo otak kita itu bukan mesin, butuh refresh nih otak" gerutu yuri tak kalah sebal.

"Ini dikumpulin kapan bi?" Tanyaku pada yubi.

"Sabtu besok yon" katanya dengan malas.

"Huaaaa, otak oh otak sabar yahh" kataku dengan sedikit lebay ^-^.
.
.
.
Ujian hari pertama sudah dilaksanakan dan untungnya tidak ada kendala apapun. Aku berjalan ke ruang ujian Yuri dengan santainya dan seketika saat aku hampir sampai dikelasnya jantungku berdegup tidak karuan.

"Hoi"

"Eh, jiaa"

"Mau ngapain?"

"Nunggu yuri"

"Ohh. Gue nunggu kak kei"

"Eh, gue kan gak nanya ji" kataku dengan sedikit terkejut.

"Hehe, gue cuma mau ngomong doang kok"

Di saat aku tengah mengobrol ada seorang guru yaitu pak ali sepertinya akan menghampiriku dan jia. Ya, memang benar jika dia menghampiriku.

"Yona" panggilnya padaku.

"Eh, iya pak, kenapa?" Tanyaku gelagapan.

"Tolong panggilin kak keivano ya, bilang di cari pak ali suruh ke kantor" katanya dengan santai.

"Eh, i..i..iya pak" kataku dengan gugup.

"Cepetan ya, nanti kalo dia udah keluar suruh cepat ke ruangan saya"

"I..iya pak"

Tak selang beberapa menit orang yang ku bicarakan muncul dan dia sendirian dan bodohnya jia sudah pergi ke kantin beberapa menit yang lalu. Nafasku mulai tak beraturan dan jantungku mulai berdegup kencang.

"Tarik nafas, buang, huuuh" batinku dalam hati.

"Satu dua tiga"

"K..ka..kak,kak" panggilku pelan tapi pasti.

"Kenapa gak noleh sih" kesalku dalam hati.

"Kak kei" akhirnya aku berani memanggilnya.

"Apa?"

"Emm, itu, anu," kataku dengan gugup.

"Anu apa?"

"Itu, ka..kakak di panggil pa...pak ali, iya itu" kataku dengan gugup.

"Ohh, iya makasih" katanya seraya pergi.

"Ini bukan mimpi kan? Ini nyata kan? Barusan gue ngobrol sama kak kei!! Wuaatt ini momen langka, astaga hari ini hari apa sih kok gue seberuntung ini" batinku berkata tak henti-hentinya.

Apakan ini sebuah takdir ?
Apakah impianku akan nyata?
Can my dream be a real ?
.
.
.
Bersambung....

Maaf kalo dikit dan jelek. Maaf kalo slow update. Kekurangan ide akunya. Maaf ya.....

Makasih buat yang masih baca ceritaku. Makasih juga atas kritik dan sarannya. Aku tahu ini jelek banget partnya. Lain kali aku bakal bikin yang le bih baik kok.

Jangan lupa voment ya...
Makasih...........................

^_^

Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang