part 21

161 8 2
                                    

"Yon, mungkin gue bentar lagi bakalan pe..."

"Drtt....dddrrrrttt..."

"Ponsel lo geter tuh."

Junhyung mengangkat telfonnya dan aku mendengarkan beberapa pembicaraan.

"Halo,"

"......."

"Iya ma,"

"........."

"Iya bentar lagi pulang,"

"........"

Tut tut tut.

Junhyung datang dan kembali duduk dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Jun,"

"Hm?"

"Lo gak papa?"

"Gak."

"Oh iya tadi lo mau ngo...."

"Cepet di makan, terus pulang." Potongnya cepat.

"Iya."

Kami menyantap makanan dengan hening hanya dentuman sendok dan garpu yang beradu.

Aku rasa ada yang tidak benar dengannya. Tadi dia bilang ingin berbicara sesuatu kepadaku tapi dia batalkan.

"Udah makannya ?"

"Hm udah."

"Yuk pulang."

"Ha?" Aku sedikit terkejut atas perkataanya, bukan karena aku ingin terus bersamanya, tapi aku menunggu dia membicarakan hal yang tadi dia ingin bilang.

"Pulang." Dia menggeretku tanpa ada respon dariku. Aku terdiam tanpa bergerak meski tangannya akan menggeretku.

"Yon?"

Aku tetap diam dengan mata yang menatapnya penuh tanya.

"Gue ada urusan jadi harus cepet pulang."

"Gue pulang naik ojek aja! Kalo lo emang buru-buru, pulang aja."

"Gak, gue yang ngajak lo jadi gue yang nganterin lo pulang."

"GUE BISA PULANG SENDIRI, LEPASIN TANGAN GUE." Aku melepaskan paksa tangannya dari tanganku dan berlalu pergi.

"YONA."

"YONA."

Aku tak menggubrisnya, aku tetap berjalan mencari ojek yang ada di dekat kafe.

Tin tin

Aku mendengar klakson motor berderu kencang. Aku tahu dia ada di belakangku dan saat itu aku menemukan ojek yang sedang menunggu pelanggan.

"Ojek bang."

"Sipp neng, naik atuh."

Aku hendak naik dan tangan seseorang menjegalku.

"Yona,"

"LEPAS." Tanpa peduli aku menaiki ojek dan menyuruh si abang ojek ini berjalan ngebut.

Aku tak mengerti akan sifatnya itu. Dua tahun kami berteman dan sering bermain bersama tapi aku tak bisa memahaminya. Entah sifatnya ataupun apapun itu.

Dia terlalu sulit tuk di pahami. Aku pusing dengan perlakuannya. Kenapa dia tidak jadi berbicara dan malah mengajakku pulang.

Pikiranku kalut karena kejadian itu.
.
.
.
Aku memasuki pekarangan rumah dengan perasaan campur aduk antara kesal dan bingung.

Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang