part 1

870 37 21
                                    

Namaku Yonara Jelita. Panggilan akrabku Yona. Aku baru saja duduk di bangku SMA. Aku salah satu tipe orang penyuka kpop. Aku tidak terlalu suka olahraga dan paling malas kalau pelajaran olahraga.

"Pagi ma, pa," sapaku pada kedua orangtuaku yang sudah bersiap untum bekerja dan tengah menyantap sarapan.

"Aku berangkat ya ma, pa, Assalamu'alaikum." pamitku setelah sarapan dan bersalaman dengan mereka.

Suasana yang dingin akibat semalam hujan dan jalanan yang agak ramai menemaniku dalam perjalanan ke sekolah. Pagi ini semoga keajaiban akan terjadi.

"Ahhh kenapa harus lampu merah sih," keluhku dalam hati begitu sampai di perempatan dekat sekolah.

Tiba- tiba aku merasakan hatanman di kepalaku,"Aw!" aku meringis kesakitan karna seseorang membuang kaleng cola seenak jidatnya.

"Heii buka kaca mobil lo, heii!!" aku berteriak ditengah lampu merah dan tidak peduli dengan kedaan sekitar.

"Berisik!" kata seseorang yang berada di mobil dengan nada datar dan santai seolah-olah dia tidak bersalah.

"Heh ! lo punya mata gak sih? gue itu bukan tempat sampah dan lo udah seenak jidat lo itu buang cola di depan gue," omelku kepada cowok tidak tahu diri itu.

"Hei hei,mau kemana lo,heii!!!" aku kesal sekali karna lampu sudah hijau padahal kan aku belum selesai berbicara dengannya.
.
.
.
Sekolah sudah siap membuka gerbangnya dan aku segera memarkirkan sepeda motorku. Dengan kekesalanku itu aku berjalan menuju ke kelas temanku dengan langkah malas tetapi saat aku akan melangkah tiba-tiba saja ada seseorang datang dan membuat kekesalanku itu hilang karna kedatangannya.

"Yuri..," aku berteriak memanggil sahabatku sejak smp itu begitu sampai di kelasnya.

"Lahh Yuri belum dateng, argghh pantes daritadi gue di lihatin mulu." gerutuku dalam hati lalu memilih menunggu Yuri di depan kelasnya.

Tidak selang beberapa menit aku melihat sosok Yuri datang.

"Hai Yon!" Sapa Yuri kepadaku.

"Hai Ri !" Balasku hangat.

"Yon, si teman udah datang lho," seru Yuri dengan jahil.

"Gue udah tau kok, Ri," jawabku malu-malu.

"Ohh pantes lo senyum senyum mulu daritadi." Goda Yuri dengan menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya.

"Ihh emang gue orang gila apa senyum senyum terus." kataku sambil tertawa.

"Ehh, itu siapa Yon kok gue gak pernah liat?"tanya Yuri kepadaku sambil mengarah ke seseorang yang berjalan ke dalam kelasnya.

"Ehh itu kan...," seruku kaget saat melihat siapa yang dimaksud oleh Yuri itu.

Aku dengan segera .enghampiri lelaki yang hendak masuk ke kelas Yuri.

"Ehh lo cowok yang tadi kan ? ehh dengar yaa, tadi itu gue belum selesai ngomong dan lo main pergi gitu aja, dengar ya, lo masih punya urusan ke gue. " omelku kepada cowok sialan yang ku temui di lampu merah tadi.

Dia hanya melirik dengan acuh dan meneruskan langkahnya.

Dia memasuki kelas Yuri dan aku rasa dia murid baru ugh.

"Ehh, Dika ngapain lo kesini?" tanyaku kepada teman sekelasku yang tidak biasanya dia pergi ke kelas lain.

"Ohh itu temen gue waktu SD pindah sekolah disini, dia anak baru dan kelas disini." jawab Dika dengan rinci.

Aku hanya mengangguk paham dan mengambil kesimpulan bahwa lelaki menyebalkan tadi adalah teman Dika.
.
.
.
Jam pelajaran terakhir sedang di mulai dan perutku sudah mulai demo karna aku memang kelaparan. Waktu istirahat makan siang aku memilih menyibukkan diri dengan laporan fisika yang harus aku selesaikan sebelum jam istirahat selesai karena batas waktu pengerjaan sampai pulang sekolah.

"Tugas bahasa inggris kali ini akan berkelompok dan kelompok itu terdiri dari dua orang dan saya yang akan mengacaknya." seru pak Raihan dengan tegas.

"Aishh Yubii kita sekelompok gak ya ?" rengekku pada teman sebangkuku ini Yubi namanya.

"Gak tau lah gue yon gue aja lagi deg- degan nih, " balas Yubi dengan bingung.

Pak Raihan sudah selesai menuliskan nama-nama kelompok di papan tulis dan aku setim dengan Jia.

"Jiaaaa, lo setim sama gue yaa." kataku sambil menuju ke bangkunya. Ohh iya Jia itu gadis cantik, pendiam, kalem, pinter dan dia masuk jajaran gadis yang paling disukai banyak orang di sekolah.

"Hmm." Jia menjawab dengan anggukan dan senyumannya yang indah itu.

"Ngerjainnya langsung abis pelajaran terakhir selesai aja ya, Ji." kataku yang tak ingin pusing ingin mengerjakan tugas kapan dan dimana agar cepat selesai.

Jia menggangguk menjawabnya.

Sepulang sekolah aku sudah siap untuk mengerjakan tugas bersama Jia di perpustakaan karena perpustakaan akan ditutup jam 4 sore dan masih ada dua jam lagi.

"Emmhh, Yon gue ke toilet bentar ya." kata Jia dengan ragu dan aku jawab dengan anggukan.

Sudah tiga puluh menit aku menunggunya di perpustakaan tapi tidak ada bau-bau Jia kembali. Aku merasa gelisah dan memutuskan untuk mencarinya di toilet. Di tengah perjalanan aku bertemu cowok sialan itu yang entah siapa namanya dan tanpa merasa berslah dia berjalan melewatiku.

"Aishh dasar cowok nyebelin." gerutuku kesal dalam hati setiap kali melihatnya.

Sesampainya di toilet wanita aku mengerutkan dahi karna di pintu tertulis kalau toiletnya sedang rusak.

"Kenapa Jia mau ke toilet kalo toiletnya rusak?" batinku bingung dengan keadaan ini. Tapi aku mebuka pintu toilet perlahan dan betapa terkejutnya aku saat melihat Riza dan teman temannya itu membully cewek secantik dan sebaik jia.

Aku mebuka pintu dengan keras, terlihat ekspresi kaget dari mereka bertiga.

"Hei, lo gak liat ya didepan kalo toiletnya rusak ?" Tanya Riza dengan menatapku tajam. Ah, Riza ketua geng cewek cabe-cabean di sekolah.

"Gak." Jawabku dengan dingin dan diam-diam merekam kejadian itu lewat ponsel yang berada di saku bajuku.

"Mendingan lo pergi deh ini toilet rusak!" kata Riza dengan nada mengusir.

"Terus lo ngapain disini ? Lo bully Jia ?" Tebakku begitu melihat Jia yang tertunduk di lantai dengan pakaian yang kotor dan menatap takut Riza.

"Gue ingetin ya za gue bisa kirimin video ini ke guru BK kalau lo nge-bully Jia di toilet tanpa belas kasihan." seruku kepada Riza dengan menunjukkan hasil rekamanku tadi.

"Okee gue pergi tapi kalo sampe lo bilang itu perbuatan gue awas lo. " kata Riza dengan mengancam.

"Hmm." Jawabku dan langsung menghampiri Jia begitu Riza dengan teman-temannya itu keluar toilet.

"Jia lo gak papa kan?" Aku menyerahkan jaket yang aku kalungkan di rokku kepada Jia.

"Yon, gue gak papa kok ntar jaket lo kotor kalau gue pakai," katanya sambil tersenyum meyakinkan.

"Udah ih, ini pa..," di tengah pembicaraanku, tiba tiba ada seseorang datang dan memakaikan jasnya kepada Jia.

"Lo yang bikin Jia kayak gini?" tanyanya dengan dingin kepadaku.

"Ng..ng...gakk kok kak," jawabku dengan gugup karna seseorang itu adalah kakak kelas yang selama ini aku sukai diam-diam.

"Jia, ayo pulang dan lo, gue bakal laporin ini ke BK." katanya dengan dingin dan menarik Jia.

Aku rasa Jia ingin berbicara tapi dia sudah membawanya pergi.

Kenapa harus bertemu dengannya dengan situasi begini ? Kenapa kita bertemu dengan kesalhpahaman?
Akankah dia membenciku . Akankah aku hanya terus melihat dan mencintainya dalam diam. I just can look him from far......

BERSAMBUNG.........
.
.
.
Cerita ini di republish (pernah dipublish sekitar tahun 2017).
Hope you love the story.

Bagi yang udah pernah baca bisa kok baca ulang karena aku udah revisi tiap part sebelum di publish biar ceritanya lebih rapi.

Jangan lupa Vote and coment ya.
Terimakasih.


Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang