Cigarette - Jung Hoseok

142 16 1
                                    

Tubuhku terjengkang ketika melihat kamar tidur milik Hoseok, kekasihku, penuh dengan puntung rokok.

Hampir disetiap sudut aku menemukan puntung rokok berceceran disana. Bau rokoknya sangat menyengat hingga membuatku kehilangan napas.

Hampir setiap hari aku berada disini, padahal kemarin aku sudah membersihkan kamar tidur miliknya hingga tidak ada satupun puntung rokok yang berceceran. Tidak, ini sudah kelewat batas.

Aku hanya tidak suka melihatnya menghisap benda itu. Itu membuatku semakin ingin membencinya. Ia bisa menghabiskan tiga bungkus rokok dalam jangka satu hari. Aku tak habis pikir dengannya, ia sudah sangat kecanduan.

Aku melihatnya tengah menghisap rokok itu di balkon kamarnya. Ditemani minuman soda dan kacang rebus. Aku menyandarkan kepalanya ke perutku dan mengusap surainya.

Ia nampak tidak peduli denganku dan hanya menghisap rokoknya. Ia menarikku untuk duduk di pangkuannya.

"Aku tidak suka kau merokok, berhentilah!"

Ia menatapku lalu tersenyum. Aku memeluk lehernya, menghirup aroma mint yang bercampur rokok diceruk lehernya.

"Kau tahu? Ini hidupku, tidak seharusnya kau mengatur hidupku. Itu membuatku semakin terkekang."

"Aku mencintaimu. Jika aku kehilangan dirimu hanya karena barang itu, bagaimana hidupku kedepannya?"

Aku berdiri, menatapnya yang sedang menatapku juga. Aku menarik rokoknya yang ia selipkan di sudut bibirnya. Membuangnya lalu menginjaknya dengan kaki telanjang.

Aku memekik ketika merasakan telapak kaki ku terbakar. Aku bersimpuh pada lantai marmer yang dingin. Menatap telapak kaki ku yang mulai memerah.

"Kau tahu bodoh? Itu dirimu. Jika ingin menginjak rokok itu, kau harus memakai alas kaki. Setidaknya itu membuat kaki mulusmu aman."

Ia beringsut mendekat dan menggendongku. Aku memekik ketika telapak kaki ku bergesekan dengan selimut tebal miliknya. Aku menunjukkan luka ku padanya, ia meniup telapak kakiku.

"Jangan lakukan itu lagi, Eunkyung-ah. Aku merasa tersakiti juga, tunggu sebentar."

Ia mengobati luka itu dengan sedikit kasar. Aku memekik hingga ia membekap mulutku.

Bayangkan saja, kau memiliki luka sepertiku lalu seseorang mengobati luka mu dengan cara di pukul, di tekan, di gosok secara brutal, rasanya seperti terjatuh dari lantai paling atas sampai lantai yang paling bawah.

****

"Eungh.."

Aku mengerjapkan kedua mata ku beberapa kali. Aku memutar diriku menghadap kearah Hoseok yang sedang tertidur dengan mulut yang terbuka.

Aku menggoncang tubuhnya dan merengek. Ia membuka matanya lalu menatapku dengan malas.

"Pengganggu. Cepat katakan apa maumu!"

"Aku ingin mandi. Aku tidak bisa berjalan."

Ia bangkit lalu menuju ke kamar mandi, aku menatapnya dengan senyum yang lebar. Walaupun ia sering mengataiku bodoh atau semacamnya, tapi ia juga sangat peduli denganku. Sampai-sampai hal sekecil semut pun ia akan lakukan demi diriku, tapi kalau rokok ia akan menjadi Hoseok yang pembangkang.

"Kau mau air hangat atau air dingin?"

"Air hangat."

"Hmm."

Aku meraih ponsel Hoseok yang tergeletak di atas meja, membuka kamera lalu memotret diriku sendiri.

"Air hangat nya sudah siap, sayang. Kau mau aku melucuti pakaianmu atau kau sendiri?"

"Menurutmu?"

"Oh baiklah."

Ia menggendongku menuju ke kamar mandi. Ia mendudukkan ku di tepi bath up lalu ia melucuti pakaian ku satu persatu.

Ia menyiramkan air hangat ditubuhku, memijat rambutku, membuat sedikit candaan, memberi pijatan pada bahuku.

"Hoseok mau berjanji satu hal padaku?"

Aku menatapnya yang sedang menatapku juga, ia tersenyum.

"Apa?"

"Berjanji padaku untuk berhenti merokok. Kau akan sakit jika terus menghisap barang itu. Dan, aku tidak mau kau akan meninggalkanku nantinya."

Ia menghela napas, digenggamnya tanganku. Aku mencondongkan tubuhku untuk mengecup bibirnya. Aku hanya takut jika kehilangannya.

"Aku akan melakukan semuanya untukmu, kecuali soal ini. Kau tahu, dia hidupku dan kau juga hidupku. Akan terasa sangat sulit jika aku akan menjauhi-nya."

Aku menatapnya nanar. Suaranya serak dan matanya memerah. Aku menundukkan kepalaku dan meremat lututku.

"Tapi demi kau, aku akan melakukannya. Aku akan berhenti merokok, demi dirimu. Aku berjanji."

-Taehyung's

BTS ;OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang