Please, We're Siblings - Kim Taehyung

174 19 5
                                    

Aku menatap segerombolan perempuan sebayaku sedang menatapku dan Taehyung yang sedang menikmati ice cream.

Mereka menatapku iri dan sesekali mereka melirik kearah Taehyung yang sedang asik menjilati ice cream miliknya.

"Kenapa sih, Hyun? Ngelihatin apa kamu?"

Aku menggeleng dan mengalihkan pandanganku. Aku menatap ice cream ku yang meleleh, segerombolan perempuan tadi pasti mengira kita berpacaran.

Banyak orang yang mengira bahwa aku dan Taehyung adalah sepasang kekasih, tapi sayangnya kami bukan. Kami saudara kandung, bukan sepasang kekasih.

Bahkan, keluarga dari ibu mengira bahwa kami ini sepasang kekasih. Karena saking dekatnya sampai tidak pernah terpisahkan.

Hyejin, sahabatku, sering berkata bahwa kami ini seperti lem, tidak pernah terpisahkan. Bahkan kami tidur satu kamar, satu tempat tidur. Intinya, kami selalu bersama.

Dan, nama kami hampir sama.

Kim Taehyung dan Kim Taehyun.

"Kamu mikirin apa sih, Hyun? Aku ngomong panjang lebar dari tadi ternyata nggak didengerin."

"Nggak mikirin apa-apa kok, Tae. Emang kamu tadi ngomong apa?"

Taehyung tersenyum dan mengacak suraiku. Ia berdiri dan memberikan tangan kirinya kepadaku. Aku menerima sambutannya dan mengikuti langkahnya.

Ekor mataku melirik segerombolan perempuan yang kini menatapku dan Taehyung dengan iri. Aku mengeratkan genggamanku. Mereka tetap membicarakan kami.

****

"Mereka ngira kita ini pacaran padahal bukan. Kok nyesek banget sih, Tae?"

Taehyung menutup komiknya dan menguap. Ia menatapku dengan alis yang terangkat.

"Maksud kamu kumpulan cewek yang riasannya menor tadi?"

"Hmm."

Aku menatap Taehyung dengan malas. Aku beranjak dari tempat tidur kami dan keluar untuk makan.

"Mau kemana, Hyun? Disini aja temenin aku."

"Laper mau makan."

Taehyung ikut beranjak dan berjalan dibelakangku. Ketika kami sampai didapur, kami tidak menemukan apa-apa.

Aku mendengus dan menutup kulkas dengan kasar. Perutku sedari tadi sudah berbunyi untuk segera diisi. Aku mengusap perutku.

"Kita cari makan diluar aja. Masih jam tujuh juga, masih pada buka kedainya."

Aku mengangguk dan menerima uluran tangan Taehyung. Kami berjalan beriringan dengan tangan yang saling terpaut.

Ada segerombolan perempuan lagi yang sedang ber-fangirl ria menatap kami ketika kami memasuki kedai milik bibi kami. Mata mereka menatap kami dari bawah sampai atas dan mereka tersenyum sendiri.

"Nggak usah ditanggepin, Hyun. Mereka cuman cewek-cewek jomblo yang kurang kerjaan."

"Aku juga jomblo, duh."

"Jomblo dari mananya? Kamu punya aku."

"Bisa aja sih kamu, Tae."

Taehyung mempersilahkanku duduk dan ia mengangkat tangannya. Pelayan bibi muncul dengan tergopoh-gopoh. Ketika melihat kami, pelayan tersebut tersenyum malu dan mulai mencatat pesanan kami.

"Mbak kenapa? Ada yang salah sama kita?"

Taehyung menatap pelayan itu dengan bingung. Pelayang itu menggeleng dan tersenyum.

"Habis, mbak sama masnya mesra banget. Biasanya nggak ada pasangan yang mesra kayak mbak sama masnya ini disini."

Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan pelayan itu. Setelah memesan menu makanan kami, celana piyamaku terasa basah.

Aku menundukkan kepalaku dan mataku terbelalak ketika melihat bercak darah diantara kedua pahaku. Pipiku memanas.

"Tae, aku bocor. Gimana ini?"

Taehyung yang sedari tadi bermain game diponselnya, menatapku datar.

"Kamu berdiri dulu. Habis ini aku beli pembalutnya buat kamu."

Aku berdiri dengan menunduk. Taehyung melepaskan jaketnya dan mengikatnya di pinggangku untuk menutupi bercak darah. Setelah itu, ia pamit untuk membeli pembalut di minimarket depan kedai.

****

Ketika di minimarket, Taehyung menatap sekumpulan pembalut yang tertata rapi di rak.

Taehyung mengambil pembalut yang mempunyai bungkus Hello Kitty dan segera bergegas menuju ke kasir.

"Waduh, pacarnya pasti beruntung banget nih. Nggak sekalian beli dua mas? Beli dua gratis satu loh."

Taehyung mengusap tengkuknya yang tidak gatal dan ia mengangguk. Setelah membayar, ia bergegas menuju ke kedai karena Taehyun menunggunya.

****

"Hyun, ini pembalutnya. Mau aku anterin sampai depan kamar mandi atau gimana?"

Aku mendongak dan menggeleng. Aku berjalan menuju kamar mandi dengan kepala menunduk. Sebelum masuk, aku menatap Taehyung yang sedang mengacak-acak surainya.

Aku menunggu Taehyung yang sedang membayar makanan kami. Aku menatap kearah segerombolan perempuan tadi yang masih cekikikan saat melihat kearah kami.

Aku sangat ingin menghampiri mereka, tapi Taehyung melarang.

"Kamu minta kemana lagi, Hyun? Mumpung masih jam delapan lebih lima belas menit."

"Aku mau donat, Tae. Beli donat ya?"

Taehyung mengangguk dan tangan kanannya menggandeng tanganku. Sedangkan tangan kirinya membawa plastik berisi pembalut.

Saat kami melewati segerombolan perempuan itu, salah satu dari mereka menyapa kami. Dan itu mengharuskan kami berhenti.

"Aduh, kalian kok romantis banget ya. Jadi iri nih aku. Gimana sih rahasianya biar tetep langgeng?"

Aku menatap Taehyung dengan cemas. Taehyung tersenyum kepada perempuan asing itu.

"Please, we're siblings. She's my little sister, not my girlfriend."

BTS ;OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang