Tapi, seharusnya ia sudah tersadar.
Kirei akhirnya menggerakkan tangannya sedikit demi sedikit. Lalu mengerjab-ngerjabkan matanya. Tangannya yg asalnya dingin menjadi hangat."Kirei... kau sadar..."
"uh~" gumannya pelan ia membuka matanya perlahan hingga terbuka lebar.
"Syukurlah... kau sadar juga..." Ucap suijin penuh kebahagiaan. Suijin tersenyum lembut sambil mengelus rambut kirei.
"Aku sudah lama menunggumu, Kau membuatku menderita.. Tak kusangka kau akan pingsan selama ini...." Lanjut suijin, lalu ia menghela nafas panjang dan membangunkan kirei hingga posisi terduduk.
"emh... Sudah berapa lama aku pingsan? oh... dimana lelaki bermuka dua dan si iblis itu? " Tanya kirei tiba² dan pertanyaan itu membuat suijin terkejut.
"kau tak ingat? kau sudah membunuh mereka berdua, dan kau juga telah pingsan selama satu minggu,... Dan juga maafkan aku.... aku tak bisa melindungi kedua orang tuamu.... mereka mati ditangan Narano, adik Yoone... maafkan aku... "Pinta suijin. Orangtua kirei mati sungguh itu membuat hati kirei makin berkeping-keping. Kirei meneteskan air matanya.
Kirei tak bisa menahan lagi, akhirnya kirei terisak didada suijin. Saat sudah lebih baik, kirei mengusap air matanya dan kembali berbaring diperaduan yg entah punya siapa.
"Kau makanlah dulu, Rei...." Ucap suijin yg membuat kirei terkejut.
'Panggilan itu...' batin kirei berkata lirih. Dia mengingat pemuda yg ia bunuh, entah itu sehari yg lalu atau seminggu yg lalu, ia sudah melupakannya karena ia tidak sadarkan diri sejak seminggu lalu.
Pemuda itu yg dulu mengisi hari²nya. dan pada akhirnya pula, pemuda itu mati ditangannya.
"Jangan panggil aku dengan nama belakangku, aku membencinya.... Kau tau, kau mengingatkanku kepada pemuda bajin*an itu...." Kirei berkata dengan kedua dan tanpa ekspresi. Padahal ia sangat menyayangi lelaki itu.
ahh sudahlah... kirei sudah malas memikirkannya. Toh lelaki itu sudah ada ditempat yg seharusnya...
Kirei sudah tak peduli.
***
Suijin telah keluar dari kamarnya beberapa saat lalu. Ia tak mau mengganggu kirei yg akan tertidur lagi. Sampai ia berfikir, apa ia tidak lelah tidur terus?. ck, entahlah...
tanyakan saja padanya.Dan ia juga terkejut, suijin kira kirei akan menangis lagi apabila ia memanggilanya dengan sebutan 'Rei' , hm tapi sepertinya kirei sudah tidak peduli. Pemikiran itu terus berkecamuk dalam kepalanya.
Ia lelah juga akhirnya memikirkan hal tadi. Dan ia juga baru ingat, bagaimana ia memberi tahu kepada kirei apabila istana telah hancur. walau tidak keseluruhan, tapi sangatlah parah keadaannya. dan keluarganya diungsikan terlebih dahulu diistana milik keluarga He itu.
Pemikiran yg terus berkecamuk dikepalanya itu langsung lenyap begitu saja ketika kirei menghampirinya diruangan Pribadi ayahnya.
Kirei mengetuk terlebih dahulu lalu masuk begitu saja, karena penjagatidak ada.
"Sui... aku ingin berbicara... "
Ucapnya setelah masuk. terlihat tadi suijin tengah memijat pangkal hidungnya. dan kini tengah menatapnya."Bicaralah..."
"Kau membenciku?" Tanyanya tiba². Suijin menaikkan sebelah alisnya heran. untuk apa ia bertanya seperti itu? apa karena ia telah membunuh calon tunangannya. Yoone.
"emh... Kirei, aku sama sekali tak membencimu, kau membunuhnya karena ia salah... ia pantas menerimanya, yg aku syukuri adalah kau baik² saja.. Lagi pula aku sama sekali tidak mencintainya..." Jujurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The love story of gods and goddesses
FantasiIni adalah kisah dewa dan dewi yaitu Dewa Langit dan Dewi Alam Saat sang dewi duduk termenung dihutan Tanpa disadari ada Panah yg menancap di punggungnya, tepatnya diJantungnya Ternyata yg memanahnya adalah Sang Dewa Langit. "Dewi?, Maafkan saya...