Raungan mayoritas, sudah dari hari-hari lalu aku dengar
Berencana menyerang si minoritas.
Katanya, sih, penistaan agama.
Tidak. Aku tidak mengadu domba, atau semacamnya.
Kurasa, tidak ada penistaan agama juga di tulisan ini.
Seperti yang kemarin, kurasa ia tidak menistakan agama juga.
Mungkin hanya karena ia adalah sedikit dari kebanyakan.
Aku tahu rasanya.
Mungkin saja.Hari ini beberapa pihak bangkit untuk melakukan politik yang pernah Belanda lakukan untuk menghancurkan Ibu Pertiwi.
Devide et Impera seolah terulang kembali, namun tak dilakukan sang penjajah.
Hanya anak-anaknya saja mereka.
Politik penghancur bangsa telah hancur, kini puingnya tersisa juga.Aku mohon, tumbuhlah bersama Bhinneka Tunggal Ika.
Jangan buat Ia malu saat pandangannya tetap pada anaknya.Sekarang, aku tidak merasa ini Indonesia lagi.
Tapi aku harap, setelah tulisan ini berkicau, aku merdeka, dan..
Aku Indonesia kembali.Salam perbedaan,
Si Minoritas.4 November 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendu, merindu.
Poetry"Akan ada satu orang dalam dunia ini, akan buat kamu menulis. Tentang jiwa. Tentang rasa. Tentang rindu itu."