Pada akhir bumi enggan bersama kita lagi
Siapa lagi kan bersama kita?
Hidup sekala dua kala, tak terlalu menguntungkan.
Sakit mana yang bisa kau tahan?
Sakit dari kasih sayang bahkan susah kau tampung.
Laut mana yang enggan bergemuruh lagi?
Setelah separuh waktu ia habiskan untuknya.
Sungai mana yang ingin berdiam diri?
Setelah separuh windu ia kesana kemari.
Layaknya kau, dan aku.
Mana yang tahan jika diasingkan dari perasingan yang sudah-sudah?
Lepas tawaku, pada debu yang menggila keujung bumi.
Tawaku hilang bersama sungai yang tak kunjung henti pada penghujung alam.
Kali ini aku tersadar, perkara bahkan sudah terlewat.
Enggan digenggam kembali.
Rinduku kini bersembunyi pada bait-bait puisi, lorong kalimat ini, dan tipis kuburnya.
Padma sudah gugur pada musimnya,
Sedang aku masih bersemayam dalam rumah koyak yang sempat kita rawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendu, merindu.
Poetry"Akan ada satu orang dalam dunia ini, akan buat kamu menulis. Tentang jiwa. Tentang rasa. Tentang rindu itu."