13

124 7 0
                                    


Selamat membaca~

---------------------

"Hikss.."

(Namakamu) semakin terisak saat Fay pergi mengejar Karel dan Bastian, kakinya bergerak menuju tape dan menghidupkannya. Musik terdengar, dengan air mata yang masih berlinang (Namakamu) mulai menggerakkan tubuhnya, meluapkan kesedihannya melalui gerakan yang seirama dengan musik yang ia dengar.

(Namakamu) memejamkan matanya sambil terus menangis dan melakukan gerakan mengikuti irama musik itu hingga akhirnya ia tak mampu menahan tubuhnya dan ia terjatuh

"Hikss..."

(Namakamu) kembali terisak diposisinya yang terjatuh itu, ia tak mampu mengangkat kepalanya lagi. Ia tak menyangka semuanya akan seperti ini, semuanya datang silih berganti meremukkan hati (Namakamu).

"Hikss.."

Isakan (Namakamu) sedikit terhenti saat merasakan ada seseorang yang memeluk tubuhnya dari depan, (Namakamu) tak terlalu bisa mengetahui sosok orang itu karena penglihatannya yang terhalangi oleh rambutnya.

"Jangan nyiksa diri lo kek gini," Lirih pria itu dan membantu (Namakamu) berdiri, (Namakamu) menyibakan rambutnya dan berhasil melihat pria dihadapannya itu.

"Iqbaal? Kok lo bisa ada disini?" Tanya (namakamu) saat mengetahui pria yang ada dihadapannya ini adalah Iqbaal.

Iqbaal meraih tangan kanan (Namakamu) dan meletakkannya didadanya, "Hati gue yang membawa kesini," Lirih Iqbaal pelan, (Namakamu) tersenyum kecut dan melepaskan tangannya.

"Ada-ada aja lo," (namakamu) melangkah menjauhi Iqbaal dan berjalan menuju tasnya, disana ada air minum yang selalu ia bawa saat latihan.

"Gue serius loh," Jawab Iqbaal dan berjalan mengikuti (Namakamu).

(Namakamu) meneguk minumannya itu kemudian kembali berbicara, "Lo gak takut ketauan sama Fay? Entar dia marah lagi sama gue kalo ngeliat lo lagi berduaan sama gue." (Namakamu) mengelap keringatnya yang bercucuran menggunakan handuk kecil yang selalu ia bawa.

"Fay gak bakalan marah lagi kok," Iqbaal tersenyum unjuk gigi sedangkan (Namakamu) memasang tampang bego nya.

"Kenapa?" Tanya (Namakamu).

"Yaa karena gue udah bilang sesuatu sama dia," Jawab Iqbaal sambil mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali.

"Lo bilang apa sama dia? Lo gak bilang macam-macam 'kan?" Tanya (Namakamu) penuh selidik.

"Engga kok, udah lo tenang aja" Ucap Iqbaal sambil menepuk bahu (namakamu) beberapa kali.

(Namakamu) mengedarkan pandangannya kearah pintu masuk, mencari sosok Fay yang tak kunjung kembali.

"Fay kemana?" Tanya (namakamu) tanpa menatap Iqbaal.

"Katanya nyari Brandon tadi," Jawab Iqbaal.

"Nyari Brandon? Terus Bastian sama Karel?" Tanya (Namakamu) lagi tapi kali ini menatap Iqbaal.

"Iya mereka nyari Brandon juga," Jawab Iqbaal lagi.

"Ish gue bingung deh sama mereka, terus lo kok bisa disini sih Baal?" Tanya (Namakamu) sambil mengacak-acak rambutnya sendiri namun tak membuat rambutnya berantakan.

"Hm oke gue ceritain deh,"

Flashback on~

"Gue tau gue salah dan gue tau masalah ini terjadi karena gue, tapi gue mohon jangan bawa masalah ini ke tim. Jujur gue pribadi juga gak bakalan konsen kalo kita semua bersikap seolah baru saja bertemu dan gak saling kenal."

Dance Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang