Happy reading ({})------oOo-----
"Lo baik-baik aja kan?" Tanya Iqbaal, (Namakamu) menganggukkan kepalanya tanpa menatap Iqbaal.
"Liat gue (Namakamu)!" Iqbaal mengangkat dagu (Namakamu) dan memaksa (Namakamu) menatap kedua bola matanya.
(Namakamu) langsung memejamkan matanya, tak sanggup menatap bola mata Iqbaal yang begitu indah apalagi dengan jarak yang cukup dekat.
"Gue tau kalo lo lagi gak baik," Ungkap Iqbaal, (Namakamu) membuka matanya pelan.
"Ck! Udah lo gak usah sok tau deh," (Namakamu) menepis tangan Iqbaal dan beranjak dari tempat duduknya.
"Gue ngeliat lo sama cowok tadi," Ucap Iqbaal dan berhasil membuat (Namakamu) menghentikan langkahnya.
"Lo gak perlu ikut campur dalam urusan gue karena lo bukan siapa-siapa gue dan gue juga gak kenal sama lo!" Ucap (Namakamu) tanpa berbalik menatap Iqbaal.
(Namakamu) segera pergi meninggalkan Iqbaal, ia tak sanggup berlama-lama didekat Iqbaal. (Namakamu) tak ingin jika nanti menyukai sosok Iqbaal karena sikap manis-nya itu.
"(Namakamu), lo kenapa?" Tanya Fay dan mengundang perhatian yang lainnya saat (Namakamu) tiba di ruangan mereka.
"(Namakamu), lo gak papa? Lo baik-baik aja 'kan?" Tanya Brandon dan berjalan menghampiri (Namakamu).
"Gue gak papa kok guys," Jawab (Namakamu) sambil tersenyum manis.
"Lo yakin gak papa?" Tanya Bastian curiga.
(Namakamu) mengangguk mantap dan duduk dihadapan sebuah cermin untuk memperbaiki make up nya yang sedikit berantakan karena menangis tadi.
"(Namakamu), ingat bentar lagi kita tampil. Lo harus tetap fokus sama penampilan kita nanti." Ucap Brandon sambil menepuk pelan bahu (Namakamu).
"Iya Bran," Jawab (Namakamu) sambil tersenyum manis kepada Brandon tapi melalui pantulan cermin.
"Yaudah, gue keluar bentar ya." Pamit Fay.
"Jangan lama-lama Fay, tadi kak Joe bilang sebentar lagi kita bakalan tampil." Ucap Brandon mengingatkan.
"Oke," Fay mengacungkan jempolnya dan segera pergi meninggalkan teman-temannya.
Fay merasakan ada yang aneh dengan (Namakamu), ia yakin pasti (Namakamu) baru saja bertemu dengan Sydney sehingga membuat mata (Namakamu) memerah.
Fay melangkah menuju toilet, di sepanjang jalan menuju toilet ia selalu melihat dari setiap sudut yang ia lalui, melihat keberadaan Sydney.
"Fay!"
Fay menghentikan langkahnya dan melihat kearah kanan, menyipitkan matanya melihat orang yang memanggilnya itu.
"Iqbaal?" Jerit Fay tak percaya, pria itu berjalan dengan sedikit berlari menghampirinya.
'Aaaa... Mimpi apa gue semalem, Iqbaal manggil gue terus nyamperin gue gini' Teriak batin Fay sambil tersenyum menanti tibanya Iqbaal di dekatnya.
"Lo mau kemana? Sendirian aja?" Tanya Iqbaal saat baru tiba didekat Fay.
"Gu-gue mau ke toilet, iya Baal. Kenapa?" Fay berusaha menstabilkan degup jantungnya dan bersikap biasa saja, tidak terkesan berlebihan.
"Oh, tadi gue ngeliat (Namakamu) sama cowok gitu terus pas gue samperin gue liat dia nangis," Jelas Iqbaal, Fay melotot tak percaya.
"Lo ngeliat wajah cowoknya?" Tanya Fay. Iqbaal menggelengkan kepalanya.
