Sasuke pulang kerumah, tentu saja Sakura mengikutinya di belakang. Membuat Hinata makin merasa tidak enak."Sasuke-kun kamu sibuk banget tadi, pasti kamu lapar, apa Hinata-chan sudah membuat makanan?" Sakura melirik Hinata yang mengangguk refleks, lalu kembali lagi menatap Sasuke manja.
"Kalau begitu ayo kita makan!" Sakura menggandeng tangan Sasuke dan membawanya ke ruang makan.
"A- ano, kalian berdua saja, a- aku kurang enak badan, jadi aku akan ke kamar duluan." kata Hinata hampir berlari menuju kamar Sasuke. Sasuke yang merasa risih dari tadi langsung melepaskan tangannya dari gandengan Sakura dengan kasar.
"Aku tidak lapar Sakura, makan saja sendiri." Sasuke pergi ke kamar menyusul Hinata. Membuat Sakura sebal dan melipat tangan di dadanya.
Sasuke melihat Hinata berbaring di kasur membelakanginya. Sasuke tau kalau Hinata belum tidur karena nafasnya masih belum teratur.
"Kamu cemburu?"
Tau pertanyaan itu untuknya, Hinata menjawab tanpa merubah posisi tidurnya. "Nggak! Sana, kata Sakura kamu pasti lapar, dia menunggumu makan!"
"Benarkah? Kalau begitu aku akan kembali lagi pada Sakura." Sasuke berpura-pura berbalik menghadap pintu.
Hinata langsung berbalik dan menarik pakaian Sasuke. "Jangan!" Sasuke tersenyum melihat reaksi Hinata.
"Dari awal, aku tidak mau kalau dia di sini, Hinata." kata Sasuke sambil mengelus lembut pipi Hinata.
"Awalnya sih aku kasian padanya, tapi dia genit banget sama kamu Sasu-kun. Dia selalu merayumu di depan mataku seperti menganggapku tidak ada." Hinata mulai mengeluarkan air matanya. Sasuke mengusap lembut air mata Hinata dengan ibu jarinya.
"Kamu tau? Ternyata ada untungnya dia di sini." Hinata membelalak tidak percaya mendengar kata-kata Sasuke.
"Aku jadi tau kalau kamu cemburu." wajah Hinata memerah, Hinata lalu mencubit pinggang Sasuke.
"Aaa.." Sasuke mengaduh kesakitan sambil menarik lengan Hinata untuk berhenti mencubitnya.
Hinata mencoba mencubit dengan tangan satunya lagi, tetapi Sasuke lebih cepat menarik kedua pergelangan tangan Hinata. Adu tarik pun terjadi, Hinata mencoba menarik kedua tangannya yang kini dipegang Sasuke hingga terbaring di ranjang, Sasuke pun ikut terjatuh dan menindih Hinata.
Kedua tangan Hinata masih dipegang satu tangan Sasuke, sedangkan satu tangannya lagi menopang berat tubuhnya di atas tubuh Hinata. Mereka terdiam sebentar, kedua mata berbeda warna itu saling menatap.
Sasuke mulai memajukan kepalanya dan mencium Hinata dengan lembut. Hinata hanya diam tidak membalas ciumannya. Merasa tidak dibalas, Sasuke melepas ciumannya dan menatap Hinata dalam jarak kurang dari 10 centi meter.
"Jika kamu ingin lari, larilah sekarang Hime. Ini kesempatan terakhirmu!" Sasuke melepaskan tangan Hinata tetapi jarak mereka tidak berubah, Sasuke menopang tubuhnya dengan meletakan kedua tangannya disamping wajah Hinata.
Hinata diam sejenak, kemudian dengan malu-malu, Hinata mengalungkan lengannya di leher Sasuke dan menariknya untuk mendekati wajahnya sendiri, dan mulai menyentuhkan bibirnya dengan bibir Sasuke.
"Kesempatanmu sudah kau buang, kamu tidak bisa lari lagi Hime," Sasuke kembali mencium Hinata dengan rakus dan penuh nafsu.
"Aku mencintaimu Hinata." kata Sasuke di sela ciumannya.
"A... Aku juga, Sa... Sasuke." kata Hinata malu-malu.
"Aku tidak mendengarnya dengan jelas Hime." goda Sasuke, masih menciumi seluruh wajah Hinata.