Mikoto meminta Sasuke dan Hinata menginap lagi di rumahnya selama 2 hari, karena Itachi dan keluarganya datang. Setelah menerima telepon dari Mikoto, Hinata menyerahkan tugas di cafetaria kepada Tenten, sahabat Hinata yang juga bekerja di cafetaria itu.
"Moshi moshi, Sasu-kun!" Hinata menelepon sebelum berangkat ke rumah Mikoto
"Apa?" Sasuke to the point.
"Apa mama sudah meneleponmu?"
"Sudah, kamu pergi duluan saja, aku ada meeting, aku kesana sebelum makan malam." Sasuke langsung menutup teleponnya seperti biasa. Hinata berangkat ke rumah Mikoto menggunakan taksi.
.
.
"Mama! Hinata kangen sama Mama." Hinata memeluk Mikoto dengan erat.
"Ia sayang, Mama juga kangen sama kamu Hinata-chan." Mikoto membalas pelukan menantu kesayangannya. Dan mengajaknya ke ruang keluarga.
"Hinata-oneechan, Kazuma punya mainan bayu." Kazuma menarik tangan Hinata dan membawanya ke dekat mainannya. Diperlihatkannya mainan berupa robot gorila yang dapat berjalan sambil memukul-mukul dadanya.
Di sana ternyata ada Itachi, Izumi istrinya dan anak laki-laki berumur 3 tahun yang lucu bernama Kazuma.
"Itachi-nisan, kapan datang?" tanya Hinata
"Baru tadi pagi, Kazuma kangen sama Neneknya." Kata Itachi sambil melirik anak kesayangannya. "Dimana Baka Sasuke?"
"Dia sedang ada meeting penting, sebelum makan malam juga pulang."
"Ck, dasar baka Sasuke, selalu sibuk bekerja. Apa dia masih sering pulang tengah malam?" Itachi merasa beruntung Uchiha Corp di turunkan kepada Sasuke. Awalnya Fugaku memberikan semua saham Uchiha Corp pada Itachi, tapi Itachi menolak dan memilih menjadi dokter spesialis bedah di rumah sakit yang masih dalam naungan Uchiha Corp. Itachi hanya menginginkan rumah sakit itu, dan Sasuke dengan senang hati menerima semua sisa saham Uchiha Corp.
Hinata menggelengkan kepalanya. "Dia pulang sebelum makan malam, dia biasanya membawa pekerjaannya ke rumah, yang dikerjakan setelah dia selesai makan."
Itachi menggeleng tidak percaya, sasuke jarang membawa pekerjaannya ke rumah, dia lebih senang mengerjakannya di kantor sampai larut malam. Saat senggang pun biasanya Sasuke sering melewatkan makan malamnya untuk sekedar membaca buku di kamarnya.
Mereka mengobrol sampai menjelang sore, Itachi dan Mikoto menemani Kazuma bermain, sedangkan Izumi dan Hinata berada di dapur menyiapkan makan malam.
.
.
Sasuke datang tepat ketika Fugaku datang. semua sudah menunggu di meja makan. Mereka menyampirkan jas dan tas kantornya di sofa, dan menghampiri yang lain di meja makan.
Itachi tersenyum menggoda saat Sasuke mencium kening Hinata. Sasuke melakukan itu karena dia sering melihat Fugaku melakukan itu pada Mikoto saat pulang kerja. Sasuke langsung memberikan deathglare kepada Itachi. Hinata pun merona malu.
"Ternyata benar kata mama, kamu tambah gemuk Sasuke." Goda Itachi
"Urusai," Sasuke menatapnya tajam.
Mikoto, Izumi dan Hinata terkikik pelan, Fugaku hanya terdiam, Kazuma melamun tidak mengerti.
Hinata memberikan Sasuke nasi dan lauknya, tetapi Sasuke memintanya mengurangi porsi nasinya.
"Biasanya kan segini sasu-kun"
"Aku tidak terlalu lapar," kata Sasuke, itachi hanya menahan tawanya. Izumi menyenggol suaminya untuk diam.
Saat makan, Itachi selalu menggoda adiknya, Sasuke selalu menjawabnya dengan kata-kata tajam. Tetapi kata-kata tajam Sasuke rupanya tidak mempan pada Itachi.
Selesai makan, mereka berkumpul di ruang keluarga. Kazuma memamerkan robot gorilanya pada Sasuke.
"Kata papa, Goyila ini miyip Sasuke Ojiisan kalau sedang mayah." Kata-kata polos Kazuma membuat semua orang tertawa-tawa kecuali Sasuke yang wajahnya merah padam karena marah.
Bilang pada papa bakamu, dia yang lebih mirip gorila di bandingkan aku." kata Sasuke sebal sambil memberikan deathglare pada kakaknya, Itachi.
Semua mengobrol bersama sambil tertawa, sampai satu-persatu mengundurkan diri ke kamar untuk tidur..
.
Keesokan paginya, Hinata terbangun dan merasa tangan, perut dan kakinya terhimpit benda berat. Setelah kesadarannya kembali, dilihatnya Sasuke sedang memeluk dirinya. Kakinya menindih kaki Hinata, nafas Sasuke terasa di pipi Hinata. Membuat wajah Hinata memerah. Hinata ingin teriak, tetapi dirinya ingat, di sebelah kamar ini adalah kamar Itachi.
Hinata berusaha memindahkan tangan Sasuke yang lumayan berat, Sasuke terbangun dari tidurnya dan mengangkat kaki dan tangannya sendiri di badan Hinata. Sasuke lalu mengambil handphone di meja pinggir ranjang.
"Damn," Sasuke terlompat dari kasur setelah melihat jam di handphonenya dan segera ke kamar mandi. Hinata ikut melihat handphone miliknya untuk melihat jam, benar saja sekarang sudah pukul 6 pagi. Biasanya Sasuke bangun pukul 5 dan berangkat kerja pukul setengah 7, tapi karena jarak dari rumah Mikoto dan kantor lebih jauh, Sasuke harusnya bangun lebih pagi lagi.
"Hinata, tolong siapkan baju yang akan ku pakai kerja!" Pinta Sasuke dari kamar mandi. Hinata menurut dan menyiapkannya di atas kasur. Harusnya Hinata marah karena Sasuke seenaknya menindih tubuhnya, Hinata malah membantu Sasuke menyiapkan baju.
Akhirnya Hinata pergi ke dapur siapa tau ada yang bisa dibantunya, karena saat ini sarapan pasti sudah hampir siap. Dan dugaannya benar, semuanya telah siap, mereka semua menunggu Hinata dan Sasuke yang belum juga keluar dari kamar, membuat Hinata menunduk malu.
"Ma, Izumi-nechan maaf, Hinata gak bantuin, Hinata sama Sasuke telat bangun."
"Gak apa-apa sayang, mama ngemaklumin kalian kok." Mama tersenyum, seperti menyembunyikan sesuatu.
"Sasuke masih mandi ma. Mama kenapa ga bangunin Hinata sih?"
"Ngapain dibangunin, kalian masih keitung pengantin baru, nanti mama malah ngeganggu lagi." kata Mikoto dengan senyum menggoda menantunya.
"Ngeganggu apa ma? Gak ganggu kok." Hinata tidak mengerti.
Sasuke keluar dari kamarnya menghampiri yang lain di meja makan.
"Aku berangkat sekarang, Hime. Ada meeting pagi ini." Sasuke menatap Hinata.
"Gak akan sarapan dulu? Bekalnya belum aku siapkan Sasu-kun."
"Gak usah, lama!"
"Dasinya masih berantakan tu, Hinata tolong rapikan dasi suami mu dulu." pinta Mikoto.
Hinata menuruti Mikoto. Saat menghadap Sasuke, Hinata berekspresi cemberut.
"Baka ototou, tumben bisa telat bangun?" Itachi mulai menggoda adiknya lagi. Namun Sasuke tidak membalas ejekan kakaknya.
"Ia nih, Sasu-kun tumben telat, mana nindihin Hinata lagi. Kan berat." Hinata menimpali dengan polos. Wajah Sasuke sedikit memerah karena malu dan kesal karena kepolosan Hinata.
"Gara-gara kamu tidurnya mukulin terus, kalau nggak mukul, tendang, hampir jatuh dari ranjang, jadi aku jagain tangan sama kaki kamu, Hime." Sasuke setengah marah, mencubit pipi chubby Hinata. Hinata hanya mengaduh kesakitan. Mikoto, itachi, dan Izumi pun tertawa melihat Sasuke yang sangat berbeda dari biasanya. Fugaku hanya tersenyum melihat tingkah anaknya.
Sasuke yang merasa malu, memilih untuk segera berangkat ke kantornya.
Tbc... 😁