4

12.6K 702 27
                                    


Hinata datang ke rumah Mikoto menggunakan taksi, disana hanya ada Mikoto dan para pelayannya. Fugaku sedang bekerja di luar kota. Keluarga kecil itachi juga tampaknya tidak datang.

Hinata menemani Mikoto di kamarnya. Mikoto sangat menyukai masakan Hinata.

"Masakan kamu enak banget Hinata."

"Makasih, ma." Hinata tersenyum senang.

"Sasuke seneng ga sama masakan kamu? Masakan kamu sedikit manis loh"

"Dia gak pernah komentar apa-apa sih ma, tapi makanannya abis terus kok." mendengar kata Hinata barusan, membuat Mikotonya menghela nafas lega. Hinata heran melihatnya.

"Itu artinya dia suka masakan kamu. Kalau dia gak suka, biasanya suka gak pernah abis, malah gak pernah disentuh." Hinata ikut tersenyum mendengarnya.

Hinata menemani Mikoto mengobrol sampai menjelang sore. Saat Mikoto istirahat, Hinata pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam sambil menunggu Sasuke. Menjelang malam Mikoto bangun dan membantu Hinata menyiapkan makan malam di meja.

Biasanya hal ini dilakukan pelayan, tapi Hinata bersikeras melakukannya sendiri, akhirnya Mikoto pun ikut membantu.

"Tadaima," kata Sasuke masuk ke ruang makan, Sasuke langsung menghampiri Hinata dan mencium keningnya.

"O- ok- okaeri, Sasu-kun" kata Hinata malu, dia baru pertama kali dicium seperti itu. Biasanya Sasuke langsung ke kamarnya, dan keluar setelah makan malam siap. Namun hinata harus berpura-pura terbiasa. Mikoto hanya tersenyum melihat tingkah anak dan menantunya.

"Siapa yang masak?" tanya Sasuke

"Siapa lagi kalau bukan istri kamu Sasuke." jawab Mikoto, hari ini masakannya semua kesukaan Sasuke. Sasuke menikmati dengan menghirup aroma masakannya, tetapi tetap dengan wajah datarnya.

Hinata menyiapkan nasi dan lauk untuk Sasuke. Sasuke tetap berwajah datar menghabiskan seluruh makanan yang disajikan, padahal Mikoto yakin semua melebihi porsi Sasuke yang biasanya.

"Kamu terlihat lebih berisi Sasuke." kata Mikoto menggoda anaknya. Sasuke terlihat salah tingkah dan Hinata berusaha menahan gelak tawa mendengarnya.

"Mama ingin kalian menginap disini malam ini."

Hinata yang sedang minum menjadi tersedak, 'itu berarti harus sekamar dengan Sasuke' pikir Hinata.

Hinata menatap Sasuke berharap dia menolak permintaan mamanya. Tapi Sasuke mengiyakan dengan cepat.

"Kamar kamu masih belum di rubah, mereka hanya membersihkan sprei dan debunya saja."

"Hn, Aku pergi kamar dulu." kata Sasuke sambil membawa jas dan tas kantornya ke kamar.

"Ma, Hinata nyusul Sasu-kun dulu ya." Hinata pamit ke kamarnya.

"Sas, kenapa kamu ga nolak aja sih?" tanya Hinata setelah sampai di kamar. Di kamar itu aroma Sasuke tercium di mana-mana, aromanya citrus yang elegan dan menenangkan, sama seperti kamar Sasuke di rumah mereka.

Sasuke mengacuhkan Hinata. Dia membuka lemari untuk mencari baju tidur.

"Kamu tau kan, itu artinya kita harus tidur seka-"

"Tenang, aku tidak akan melakukan apa-apa." kata Sasuke sambil membuka kemejanya, terlihat lah dada sixpack Sasuke yang sedikit lebih berisi. Hinata segera sadar dan menutup mata dengan kedua tangannya. Sasuke melihatnya dan hanya tersenyum, lalu mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

"Sas, aku gak punya baju ganti." teriak Hinata saat suara shower mulai berbunyi.

"Pakai aja yang ada di lemari." balas Sasuke.

Hinata mencari baju yang bisa dia pakai di lemari. Akhirnya Hinata menemukan kaos kebesaran dan celana pendek milik Sasuke. Aroma Sasuke menguar di baju nya itu, Hinata menyukai aromanya.

Sasuke keluar dari kamar mandi pas setelah Hinata berganti pakaian. Hinata melihat Sasuke hanya mengenakan handuk di pinggang sampai ke lutut. Muka Hinata langsung merah. Dia langsung berbaring membelakangi Sasuke.

Dengan santai Sasuke mengganti bajunya. Setelah mengganti baju, Sasuke beranjak ke kasur. Dia mendengar nafas Hinata yang mulai teratur.

Malam hari, Sasuke terbangun karena mendengar bunyi gedebuk keras, Sasuke segera mencari sumber suara, ternyata Hinata jatuh dari ranjang.

"Aduh," Hinata mengelus keningnya yang terbentur lantai. Sambil kembali beranjak ke atas ranjang.

"Tidak apa-apa?" Sasuke bukannya khawatir malah tertawa melihat kejadian itu. Hinata hanya cemberut melihat dirinya ditertawakan. Mereka pun tidur kembali.

.

.

Besok paginya, saat sarapan, Mikoto memandangi kening Hinata

"Hinata, kenapa keningmu lebam begitu?"

Hinata hanya menunduk malu mendengar pertanyaan Mikoto. Sasuke yang jarang tersenyum kini tergelak. Hinata mencubit pinggang Sasuke karena malu. Mikoto heran memandangi mereka berdua.

"A-ano, tadi malam Hinata terjatuh dari ranjang ma." muka Hinata kini benar-benar merah.

"Udah jatuh, mukul, nendang lagi. Tidurnya lincah sih." Sasuke meneruskan.

"Makanya kamu jangan deket-deket!" Hinata mencoba membela diri.

"Kamu harusnya jagain Hinata biar ga jatoh Sasuke. Ambil salep anti memar gih di kotak P3K!"

Sasuke menuruti perintah mamanya dan mengolesi kening Hinata dengan salep anti lebam.

"Pelan dong Sas, sakit tau!" Hinata menjerit saat Sasuke menekan keningnya terlalu dalam.

Melihat kedekatan anaknya membuat Mikoto tersenyum. Hinata telah merubah Sasuke sedikit demi sedikit.

"Mama jadi pengen cepet liat cucu dari kalian deh."

"Kan udah dari baka Itachi." Sasuke langsung terdiam. Hinata menjadi salah tingkah.

"Memangnya kalian gak pengen punya anak dulu?"

"Se- segimana dikasihnya aja ma." kata Hinata malu,wajahnya memerah.
Sasuke mengajak Hinata cepat-cepat mengakhiri percakapan dengan kabur dari rumah Mikoto.

Tbc...

See you next chapter 😙

SasuHina...Matchmaking [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang