13

10.8K 634 32
                                    

Sore hari, Hinata menerima telepon dari Mikoto.

"Hinata! Kamu di rumah?"

"Ia, kenapa Ma?" nada suara Mikoto yang berbeda membuat Hinata khawatir.

"Sasuke ada?" Mikoto tidak menjawab pertanyaan Hinata.

"Dia sedang bekerja Ma, ada apa?"

"Telepon dia, suruh dia pulang sekarang juga, mama sedang menuju ke rumahmu." Mikoto langsung menutup teleponnya.

Hinata khawatir, namun Hinata menuruti permintaan Mikoto. Hinata menelepon kantor Sasuke tetapi yang mengangkatnya Karin. Karin memberi tahu kalau Sasuke masih di ruang meeting.

.

.

.

Setelah meeting selesai, Sasuke diberitahu Karin kalau Hinata menelepon. Sasuke segera menghubungi Hinata.

"Ada apa Hime?" Sasuke langsung to the point setelah mendengar teleponnya diangkat.

"Mama dalam perjalanan ke sini, mama menyuruhmu pulang, sepertinya ada hal penting yang akan dia bicarakan Sasu-kun."

"Aku pulang sekarang!" Sasuke mematikan teleponnya, dan langsung mengambil tasnya untuk pulang.

.

.

.

Di rumah, ternyata Mikoto sudah sampai. Suasana mencekam Sasuke rasakan ketika melihat mereka berkumpul, disana ada Hinata, Mikoto, Fugaku dan Sakura??

Sasuke melihat Hinata yang menunduk, terlihat air mata membasahi pipi manisnya.

"Ada apa Hime?" tanya Sasuke pada Hinata khawatir. Hinata hanya menunduk tidak menjawab pertanyaan Sasuke.

"Kamu lihat apa ini?" Mikoto memberikan sebuah kertas pada Sasuke. Sasuke menghela nafasnya begitu tahu inti persoalannya. Surat kontrak pernikahannya dengan Hinata kini berada di tangan Mamanya.

"Jadi selama ini kalian berpura-pura? Kalian membohongi Mama?" Mikoto berbicara dengan nada tinggi. Sasuke tau Sakura pasti mengacak-acak kamar Hinata, menemukan surat itu di lemari dan memberi tahukannya pada Mikoto.

"Hinata? Aku menyayangimu seperti anak sendiri, kenapa kamu tega membohongiku hanya karena sebuah rumah dan cafetaria?" Hinata makin menunduk tidak menjawab mendengar Mikoto berbicara.

"Ini salahku ma, aku yang menawarinya kont... "

"Ia kamu juga salah, kalian salah, tega-teganya membohongi mama." Mikoto menyela perkataan Sasuke dan mulai menangis. Fugaku hanya bisa mengusap-usap punggung Mikoto. Sakura tetap duduk dengan tenang. Sasuke bersumpah akan membuat Sakura menerima akibatnya.

"Kalian harus bercerai." kata Mikoto di tengah tangisannya.

"Nggak mungkin Ma, aku dan Hina... "

"Hinata, kamu bebas nak, semua ini sekarang menjadi milikmu." Mikoto menatap Hinata dengan pandangan terkhianati.

Disela isakannya, tiba-tiba Mikoto meremas dada kirinya dan merasakan sesak nafas, kemudian pingsan. Semua yang ada disitu sontak menjadi panik. Sasuke dengan cekatan melakukan pertolongan pertama pada serangan jantung dan menyuruh Hinata menelepon ambulan.

Setengah jam berikutnya mereka menunggu Mikoto di ruang operasi. Fugaku hanya duduk dibangku. Tubuhnya tegang, terlihat bahwa dia sangat cemas dengan kondisi istrinya.

"Sasuke, aku tida..." Sakura mencoba berbicara, terlihat jelas penyesalan di mukanya.

"Kamu aku pecat, sekarang pergi dan jangan menampakan wajahmu lagi!" bentak Sasuke tidak memandang Sakura, Sakura memandang Sasuke dengan rasa bersalah, tetapi Sakura menuruti Sasuke dan pergi sambil menangis.

Sasuke memeluk Hinata yang dari tadi tidak berhenti menangis.

"I- ini salahku Sa- Sasuke, ini salahku." Hinata terus menyalahkan dirinya.

"Ini bukan salahmu Hime." Sasuke mencoba menenangkan Hinata.

.

.

.

2 jam kemudian, Itachi keluar dari ruang operasi. Wajahnya terlihat lega. Setelah melihat Sasuke, dia langsung memukul pipi Sasuke dengan keras.

"Apa yang kau lakukan, Baka!" Sasuke hanya terdiam tanpa membalas. Ia tau ia berhak mendapatkan pukulan itu, semua salah dirinya. Itachi menarik nafas dan kembali berbicara menghadap Fugaku, kini suaranya lebih tenang. Fugaku tetap duduk tegang menanti kabar dari itachi.

"Mama baik-baik saja sekarang, tetapi dia masih belum siuman. Kami berhasil menambahkan klep di jantung sebelah kirinya yang bermasalah." akhirnya Fugaku sedikit merileks kan tubuhnya yang kaku.

"Boleh papa melihatnya Itachi?"

"Nanti pa, setelah dipindahkan ke ruang ICU. Dan jangan biarkan kedua orang ini masuk Pa." Itachi melirik tajam ke arah Hinata dan Sasuke bergantian kemudian kembali kedalam ruangan.

.

.

.

Sebulan setelahnya Hinata tetap tidak diperbolehkan menjenguk, hanya Sasuke yang diperbolehkan bertemu dengan Mikoto mulai hari ini. Hinata menunggu kabar dari Sasuke di rumah harap-harap cemas.

"Mama baik-baik saja, kini dia sudah siuman."

"Syukurlah," Hinata lega mendengar penuturan Sasuke di telepon.

"Aku akan segera kembali Hime."


Sesampainya di rumah, Hinata memeluk suaminya dengan sangat erat.

Sasuke tau Hinata sama khawatirnya dengannya karena Hinata sangat menyayangi Mikoto seperti mamanya sendiri.

"Sekarang kamu makan, dari kemarin belum ada makanan yang masuk ke perutmu, Hime. Aku sudah membawakan makanan." Sasuke mengajaknya makan, dia membeli beberapa makanan di luar karena Hinata tidak mau memasak.

"Aku tidak lapar Sasu-kun, kamu makan aja duluan." Hinata terlihat pucat dan lemah.

"Ayolah Hime, jangan membuatku tambah khawatir. Sudah cukup mama yang sakit, aku tidak ingin melihatmu sakit juga." Sasuke memaksanya makan dengan menyuapinya. Akhirnya Sasuke hanya berhasil memaksa Hinata memakan 3 suap nasi.

"Besok aku akan menjenguknya lagi, jadi berhentilah khawatir Hime."

"Boleh aku ikut? Aku ingin melihatnya langsung." Hinata memandangi Sasuke dengan puppy eyesnya. Akhirnya Sasuke menyetujuinya.

.

.

.

Keesokan harinya mereka berdua datang ke ruang inap. Mikoto sudah sadar, tetapi Mikoto tidak mau memandang Hinata dan Sasuke.

"Pergi kalian, jangan datang lagi!" bentak Mikoto, membuat Hinata kembali menangis dan keluar ruangan.

.

.

.

Hinata merasa sangat terpukul, Mikoto yang dia sayangi belum mau memaafkannya, kesalahannya memang sangat fatal sampai membuat Mikoto terkena serangan jantung. Mikoto menyuruhnya bercerai dengan Sasuke yang kini ia cintai sepenuh hatinya.

Hinata yang terus di dera rasa bersalah akhirnya memutuskan untuk pergi dari kehidupan Uchiha. Hinata tidak ingin Sasuke ikut disalahkan karena kesalahannya. Salahnya karena mau menandatangani kontrak itu dan membohongi Mikoto yang sudah seperti orang tuanya sendiri.

.

.

.

Tbc... 😂😂

Jangan lupa voment ya teman-teman 😊

SasuHina...Matchmaking [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang