Pagi ini aku bangun lagi-lagi dengan suasana seperti biasa. Rumah masih kosong, tetapi kali ini Daddy dan Mama sedang pergi ke Jakarta, ada kepentingan kerjaannya Daddy, dan Mama dengan setianya nemenin Daddy kemana-mana. Aku turun tangga pelan-pelan sambil memegangi kepalaku, masih nyut-nyutan sedikit dan hidungku masih mampet. Niatku ingin ke dapur untuk cari sesuatu untuk dimakan sebelum aku minum obat. Tapi kali ini aku ngeliat sesuatu yang gak biasa.
"Eh?" celetukku, spontan.
"Hai."
Tuh, dia lagi. Lagi berdiri di depan meja makan, sambil mengaduk segelas susu hangat dan sudah tersaji roti isi telur di nampan kayu itu. Dia nggak pakai baju, cuma celana jeans selutut. Udah, itu aja. Bali emang cukup hangat pagi ini. Di pojok dapur ada Bi Ati yang nyengir-nyengir ngeliatin aku sama Jeff. Bergantian dan berkali-kali, kayak lagi nonton sinetron secara langsung.
"Tumben udah bangun?"
"Iya. Sengaja. I want to make you breakfast."
Aku nunduk, senyum-senyum sendiri.
"Sudah sembuh?"
"Belum, ini baru mau minum obat."
Jeff tiba-tiba meminum susu tadi sendiri. Aku jadi bingung. Katanya buat aku?
"Means you can't have this milk. Nanti obatmu gak bereaksi."
Aku ketawa.
"Iya, Jeffrey. Terserah kata kamu aja. Ini aku makan, ya?"
Jeff menaikkan alisnya, tanda iya, sambil mengambil setangkap roti lagi lalu dioles selai coklat yang pastinya buat diri dia sendiri.
"Kamu bangun jam berapa?" tanyaku sambil melihat jam dinding yang menunjukkan jam 8.15.
"7.30, I guess. Kamu pergi hari ini?"
"Iya. Tadinya mau ke restoran yang di Sanur, tapi kata Anin dia yang kesana, karena aku lagi kurang sehat. Nanti mau jemput Bram, udah janji."
"Your boyfriend?"
"He-eh."
Dia nyengir.
"Kamu ikut ya. Mau?"
"Gak."
Aku merengut.
"Kok gak mau?"
"Iya, malas. Buat apa ikut."
"Kan kenalan."
"Nanti bisa."
Aku ngedumel sendiri. Kayak anak kecil dia. Tapi emang dasarnya cowok, kalau malas ya malas beneran.
"Terus, kamu mau kemana kalau aku pergi?"
"Sama Matthew."
Entah kenapa aku agak sedikit kecewa hariku gak 24 jam bersama dia.
"Nanti aku langsung pulang ke rumah, sehabis dari bandara."
Jeff tetap fokus makan, lalu senyum ke Bi Ati waktu diambilin kopi.
"Thank you, Bi Ati," kata dia.
Ini lucu buat aku, jadi aku terkekeh.
"Iya sama-sama, Om Ganteng," Bi Ati hihi-hihi sendiri.
"Ih, centil ya, Bi Ati," kataku sok galak.
"Neng pake cemburu segala."
"Cemburu dari manaaa..."
"Hehe, ini Om Ganteng cuma punya Neng kok. Iya kan?" Bi Ati cubit lengan Jeff, dan Jeff ketawa-tawa dibuatnya.
"Iya," kata Jeff sambil natap ke aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Jeff" - Completed
RomanceSaat bertemu dia, aku masih lugu. Tidak tau apapun, tidak memiliki apapun. Maklum, aku hanya seorang siswi SMA yang baru kenal 'pacaran'. Tapi, sekejap aku lupa segala hal saat ia berkenalan denganku. Kisah kami mulai dari situ.