Saat bertemu dia, aku masih lugu. Tidak tau apapun, tidak memiliki apapun. Maklum, aku hanya seorang siswi SMA yang baru kenal 'pacaran'. Tapi, sekejap aku lupa segala hal saat ia berkenalan denganku. Kisah kami mulai dari situ.
Jeff berdiri di depanku, merapikan kerah kemejanya. Kancingnya dibuka 2. Aku menyuruhnya untuk melepas jaket kulitnya. Gak tau kenapa, jaket kulit selalu menempel di badannya. Dia koleksi, punya lebih dari 5 di lemarinya. Nah, begini kan juga enak dilihatnya, cukup kemeja flannel aja dan celana jeans. Dia baru mandi, wangi. Ajaibnya, dia bolehkan aku mendandani dia, alias memilihkan baju buat dia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini, kita berangkat ke Sanur. Aku siap-siap, buatin sarapan untuk Jeff yaitu pancake dan sirup maple dan blackberry. Amerika banget ya? Maaf ya Jeff, aku lagi kehabisan bahan dan bangun kesiangan. Aku juga siapin coklat panas untuk dia. Pagi ini lumayan berangin. Aku mutusin untuk membuat seri yang sama untuk diriku sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia nunggu aku membolak-balik adonan pancake sambil nonton TV. Lokasi ruang TV di apartemenku persis ada di depan dapur. Jadi aku bisa seraya nonton Jeff yang lagi nonton TV. Hihihi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ngantuk ya?" aku tanya dia, ketawa geli, yang matanya mulai berat dan kepalanya sedikit terantuk ke bantalan sofa.
"Iya."
"Semalam kamu gak tidur?"
"Tidur. Tapi agak kesulitan."
Aku mengernyitkan dahi.
"Kenapa bisa gitu?"
"Takut ketemu Daddy kamu."
"Hahaha," aku ketawa lagi. Ikut-ikut aja panggil Daddy.