Part 4

2.3K 418 14
                                    



***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Saat jam istirahat sekolahnya Jaejoong terlihat menggambar sketsa design di bukunya dengan serius, lalu tersenyum puas. Ia duduk di bangku penonton di Lapangan Basket outdoor sekolahnya, sambil melihat murid lain yang bermain. Cuaca sedang sangat bersahabat.

Di waktu luang, hanya tiga hal yang gemar ia lakukan; menempel Yunnie-nya, menonton Disney Channel, dan membuat sketsa pakaian. Jaejoong tumbuh dengan melihat ibunya mendesain pakaian. Saat umurnya sepuluh tahun, Jaejoong bisa meniru desain pakaian ibunya. Sekarang, saat ibunya telah tiada, Jaejoong hanya bisa membuat pakaian yang terlintas di benaknya. Walaupun tidak seunik dan seglamor karya ibunya, Jaejoong pernah dipuji oleh Kim Gun Hee—desainer ternama sahabat ibunya.

Menurut Gun Hee, desain karya Jaejoong segar dan ia seperti berlian yang belum diasah. Desainer kondang itu juga bilang, Jaejoong bisa lebih hebat dari ibunya kalau ia mau. Namun, Jaejoong tidak percaya. Bagi Jaejoong, ibunya, Kim Heechul, adalah desainer hebat yang tidak akan bisa dikalahkan oleh siapa pun.

Selain karyanya sudah mendunia, beliau adalah wanita berkelas dan berkepribadian hangat yang membuatnya dikagumi oleh semua orang. Kemampuan berbisnisnya pun patut diacungi jempol. Jaejoong merasa tak punya nyali bahkan untuk sekadar menyamainya.

Tanpa sadar, Jaejoong memperhatikan teman-temanya yang sedang bermain basket, namja cantik itu menatap mereka iri. Terkadang, Jaejoong ingin bermain sebebas itu tanpa takut  terluka. Namun, ia tahu itu tidak mungkin. Jung Yunho tak akan mengizinkannya. Ayahnya pun bisa marah besar kalau hal itu sampai terjadi.


Jaejoong masih menerawang ke arah lapangan saat sebuah bola oranye tahu-tahu masuk ke pandangannya dengan kecepatan maksimal.


"AWASSSSSSS!!!"


Sayup-sayup Jaejoong mendengar suara Yunho. Namun, ia sama sekali tidak bisa bergerak. Kalaupun ia mau, sudah terlambat. Bola itu hanya tinggal berjarak beberapa senti saja dari matanya. Sepersekian detik setelah Jaejoong menutup mata, badannya tahu-tahu terasa terdorong ke belakang hingga membentur tembok. Dan dipeluk dengan cara yang sangat hangat dan melindungi.

Jaejoong pun merosot ke lantai tanpa tahu apa yang terjadi.


Perlahan, Jaejoong membuka mata. Yang pertama kali ia lihat adalah matahari yang bersinar terik. Selanjutnya, ia melihat punggung seseorang yang menutupi matahari itu dan membentuk bayangan hingga meneduhinya.


Dari sela-sela cahaya matahari yang menyilaukan, Jaejoong sepertinya mengenali siapa pemilik punggung itu.
Changmin menoleh sedikit. Profil sampingnya tertimpa cahaya matahari, membentuk siluet yang tajam tapi sekaligus terasa hangat.


"Neo gwench-?"

"JAEJOONGIE!!" Pertanyaan Changmin terpotong oleh teriakan Yunho. Seperti dalam film, namja tampan itu berlari kencang dan berlutut di samping Jaejoong.

"Gwenchanayo? Tidak kena kan? Tidak ada yang sakit?" Jaejoong menggeleng pelan. Sementara Yunho sibuk mengecek keadaannya, tatapan Jaejoong masih melekat kepada namja tinggi yang memungut bukunya dan melangkah pergi.


"Shim Changmin!" seru Jaejoong, membuat langkah Changmin terhenti, ia menoleh, lalu menatap Jaejoong yang masih terduduk di lantai.

Perlahan, sudut bibir Jaejoong terangkat. "Terima kasih."

Selama beberapa detik, Changmin terdiam, tidak menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut seorang Kim Jaejoong. Jaejoong sendiri masih tersenyum lebar, yang entah mengapa itu malah membuat Changmin merasa aneh sendiri.

Jung Yunho sudah membawa kekasihnya itu menjauh dari Hall Basket, ketika Changmin menyadari bahwa ia masih memandangi punggung Jaejoong yang tampak kecil dan rapuh. Langkah namja cantik itu tampak tidak stabil, mungkin karena masih kaget dengan kejadian tadi. Masih teringat jelas bagaimana ia refleks berlari dan memeluk tubuh kurus milik Jaejoong. Saatmelakukannya, Changmin menyadari bahwa tubuh namja cantik itu terasa sangat rapuh, rambutnya sangat halus dan aroma tubuhnya benar-benar memabukkan.

Mungkin selama ini Changmin yang berlebihan. Mungkin selama ini Jaejoong memang jauh lebih lemah daripada yang ia pikir.  Mungkin orang-orang hanya belum mengenal Kim Jaejoong. Dan Mungkin Kim Jaejoong memang dilahirkan untuk menjadi seorang princess yang lemah lembut. terkesan dingin dari luar, tapi hangat di dalam.

Shim Changmin: 'Kim Jaejoong is a Princess'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang