11 (Tamu dadakan)

1.5K 94 10
                                    

-
-
-

Larissa masih setia duduk dibelakang pundak kak Nata,Ia sesekali menatap kak Nata melalui kaca spion,Ia memperhatikan hidung Kak Nata yang mancung,matanya yang tajam,

Akhirnya kak Nata membuka suara terlebih dahulu,

"Belok mana sa?"tanya kak Nata,seketika Larissa tersentak.

"Hmm,nanti didepan belok kiri kak"jawab Larissa.

"Oh,yang ada orang jualan bakso?"tanya kak Nata lagi.

"Iya,kak"jawab Larisaa.

"Oh,padahal aku sering kesini,sering makan bakso,maksudnya"ujar kak Nata.

"Oh,ya,kapan-kapan mampir kak"ujar Larissa.

"Iya,kapan-kapan nanti mampir deh"lanjut kak Nata lagi.

Larissa prov

Sekarang,motor kak Nata sudah parkir didepan rumahku,terlihat Bi'nah sedang menyapu halaman,hari sudah mulai gelap,aku lalu mengajak kak Nata masuk dulu kerumahku,mobil Bang Omar juga belum terlihat.

"Kak masuk dulu,udah mau gelap"ujarku.

"Iya nanti kapan-kapan ya,udah ditunggu adekku,mau main futsal habis maghrib nanti"sahut kak Nata.

"Oh ,yaudah,hati-hati kak"ujarku lagi.

Setelah perkataanku selesai, motor kak Nata belum juga jalan.

"Loh,kok belum jalan kak?katanya tadi mau pulang cepet?"tanyaku yang bingung kenapa kak Nata belum juga menjalankan motornya.

"Udah puas?"tanyanya.

"Puas?puas apa kak?"tanyaku yang tampak bingung.

"Maksudnya,puas ngeliatin aku,dari tadi kamu ngeliatin akukan dari spion?"ujar kak Nata.

Sial..sial..sial,aku bergetutu dalam hati.

"Eh,emmh..itu..tadi"jawabku bingung.

"Udah deh, sekarang mendingan save nomor kamu di hpku,kalau kamu mau liat mukaku, kita vidcall deh"ujar kak Nata lagi,yang sukses membuat pipiku seperti tomat.

"Nih"lanjut Kak Nata,seraya menyodorkan hpnya yang berlogo apel digigit itu.

Dengan malu aku mengetik nomorku,dan men savenya,lalu aku mengembalikan hpnya pada Kak Nata.

"Assalamualaikum,Aku duluan Larisaa"ujar Kak Nata.

"Waalaikumsalam"ujarku lagi.

Sekarang aku tertawa sendiri,setelah motor kak Nata melaju menjauhi rumahku.

"Siapa itu neng?"tanya Bi'nah.

"Kakak kelas bi,tadi Bang Omar bannya kempes,jadi dianter sama dia"jawabku pada Bi'nah.

Setelah itu,aku kembali kekamarku,aku merebahkan diri dikasur,aku masih malu,karena tadi kak Nata mengetahui,bahwa aku meliriknya secara diam-diam.

Sekarang aku sudah selesai mandi,aku turun kebawah setelah shalat maghrib,Bang Omar belum juga pulang,Aku kedapur, dan membantu Bi'nah juga Mbak yul yang sedang memasak.

Bi'nah ,sebenarnya namanya adalah maimunah,dan Mbak yul keponakannya sebenarnya namanya yuli,Bi'nah berusia kira-kira 45 tahun,dan Mbak yul 37 tahun,juga sebenarnya Asisten rumah tangga kami hanya Bi'nah,tetapi karena Mama sedang tidak ada maka Bi'nah minta tolong kepada Mbak yul untuk membantunya.

Tet..tet..tet

Terdengar klakson dari luar,dengan cepat aku membukakan pintu,ternyata Bang Omar yang pulang.

"Untung Abang pulang cepet,kalo tidak sudah habis makanannya"tuturku pada Bang Omar yang baru datang.

"Ya sudah,tunggu aku mandi sama shalat dulu nanti aku kemeja makan"ujar Bang Omar.

*****

kami tidak pernah menganggap Bi'nah atau Mbak yul,sebagai pembantu tetapi sebagai keluarga,kami makan bersama-sama di meja makan,sekarang Bang Omar yang memimpin doa sebelum makan.

Setelah makan aku melanjutkan hobiku,yaitu membaca novel,sekarang aku sedang duduk didepan jendela, diruang tamu, yang langsung menuju pinggir jalan dan halaman rumahku yang asri.

Tia sedang menonton tv dan menunggu temannya mengantarkan tugas makalah kelompoknya,sesekali Tia mengecek ponselnya,sedang Bang Omar sedang menghafal Al-Quran,Ia Tadarus dikamarnya.

Sekarang semua orang sedang melakukan rutinitasnya masing-masing,setelah shalat isya tadi,Bi'nah dan Mbak yul,juga sedang menonton tv dikamarnya,jam sudah menunjukkan pukul 09.30 WIB,

Ting..tong..ting

Seketika Tia membuka pintu rumah ,betapa terkejutnya aku melihat kak Nata yang datang,

"Lho,kak ngapain?"tanyaku dengan ekspresi terkejut,jelas saja ,aku langsung melihat kak Nata karena aku sekarang duduk diruang tamu.

Kak Nata menempelkan bokongnya di sampingku,lengkap dengan baju futsalnya,tapi Ia tidak sendiri,Ia bersama seorang laki-laki,kira-kira seumuran Tia yang juga memakai baju futsal.

"Dunia sempit ya sa,"ujar kak Nata,

"Tadi,adek aku minta anter kerumah temennya ,habis pulang futsal,katanya mau nganter tugas,eh ternyata,temennya adek aku itu,adek kamu"lanjut kak Nata lagi.

Kali ini aku benar-benar merasa,bahwa dunia itu sangat sempit,kita bisa bertemu siapa saja,kapan saja,dimana saja,diwaktu apa saja,yang pasti semua itu bukan kebetulan tetapi memang takdir dari tuhan.

Udah ya,
Yang baca cerita aku jangan lupa vote dong,juga comment ya,soalnya aku
#masihbelajar
Juga jangan lupa follow juga Aku ya, soalnya mungkin nanti ada beberapa part yang dikunci,jadi khusus untuk foll aku aja.
Bye salam hangat dariku.

He is my boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang