Bagian 1

148 3 0
                                    

Kicauan burung yang merdu itu seakan memulai pagi yang indah ini, hembusan angin yang seolah membelai pipi itu, dan cahaya sang mentari yang memaksa masuk dari celah jendela. Namun semua itu tidak membuat hati lelaki ini ikut bahagia pula, ia hanya merasa kesal dengan semua itu yang selalu mengganggu tidurnya itu. Rasanya malas sekali untuk bangun dan memulai hari yang membosankan kembali.

"Dit, bangun! Ini udah siang nanti kamu telat sekolah!" Suara yang tak asing ditelingaku, kembali mengulang kalimat yang sudah ia ucapkan selama kurang lebih 3x.

Dit? Ia adalah Dito Rangga Saputra, kebanyakan orang memanggilnya Dito. Ia adalah siswa populer disekolahnya SMA Generasi Muda, namun ia hanya disukai karena wajahnya yang menawan tetapi ia termasuk siswa yang terkenal nakal dikalangan para guru. Dito adalah anak bungsu dan memiliki seorang kakak perempuan yang kini kuliah di Universitas Nusa Bangsa bernama Anastasya Fitriani. Tasya memiliki sikap yang sangat berlawanan dengan Dito, ia adalah wanita yang baik sekaligus berprestasi disekolahnya. Layaknya adik kakak, mereka sering sekali mempermasalahkan hal yang tidak penting, namun walau begitu Tasya terkadang menjadi tempat curahan hati Dito.

"Dit, Bangun!" Lagi lagi suara itu terdengar.

"Iya iya." Aku kembali menutupi seluruh tubuhku dengan selimut.

"Jangan tidur lagi! Mamah sama Papah udah nunggu diruang makan."

"Iya, bawel amat sih ini anak." Aku bergegas pergi kekamar mandi.

*SKIP*

"Lama banget sih." Ucap wanita separuh baya itu, siapa lagi kalau bukan mamahku.

"Yaelah, segini aja lama. Kalau gak niat, gak usah ada acara sarapan pagi." Jawabku.

"Diam kamu, Dit! Sekarang kamu makan saja, nanti telat." Sambung lelaki disamping mamahku itu.

"Tumben perhatian, Pah." Ucapku.

"Perhatian? Dari dulu juga Papah udah perhatian."

"Perhatian kepada rakyat maksudnya?"

"Udah udah. Sekarang waktunya sarapan bukan debat!" Ucap mamahku.

Karena tak mau memperpanjang masalah mereka pun menikmati sarapan itu, tetapi tidak dengan Dito. Tak lama kringg.. kringg..

"Siapa, Pah?" Ucap mamahku.

"Palingan rakyat yang gak jelas itu lagi." Sambungku.

"Diam kamu!" Bentak papahku dan langsung mengangkat telepon itu.

"Sibuk kan?" Kataku.

"Namanya juga orang tua, Dit, ya wajar kalau sibuk" Sambung kakakku.

"Apaan sih, ikut nyambung aja." Ucapku

"Ya cuma ngasih tau sih."

"Gak perlu!"

"Udah udah, Papah pergi dulu." Ucap lelaki itu dan langsung keluar rumah.

"Hati-hati ya, Pah." Ucap mamahku dan kakakku serentak.

"Urusin yang benar ya, Pah, biar anaknya juga pada benar." Kataku.

"Udah, lanjutkan makan kalian." Ucap mamahku.

"Udahlah, Dito juga mau berangkat sekolah aja."

"Yasudah, jangan lupa nanti langsung pulang, jangan kemana-mana dulu!" Perintah mamahku.

"Yaiyalah, emangnya mamah, kumpul arisan dulu sama ibu-ibu rempong itu." Kataku dan langsung meninggalkan mereka.

"Kamu ini ya!" Teriak mamahku.

"Udahlah, Mah. Kayaknya Dito memang lagi gak mood aja." Kata kakakku.

*SKIP*

*DISEKOLAH*


Maafkan kalau ceritanya gak nyambung atau jelek dan ceritanya pendek, maklum baru pertama kali buat cerita:(

Makasih kalian yang udah sempetin baca cerita saya:)

Jangan lupa Votenya ya;) Ohya, Kritik sarannya ditunggu:)

This All For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang