Bagian 4

33 1 0
                                    

*DIKANTIN*

"Eh kalian mau pesan apa?" Ucap Putri sambil melihat menu yang ada.

"Aku mau Mie Ayam sama Jus Apel." Jawab Dilla bersemangat.

"Kalau kamu, Kat?" Tanya Putri kepada Kathry sedang melihat setiap penjuru kantin.

"Emm. Aku ikut kalian aja." Jawab Kathry.

"Yaudah, sebentar ya aku pesan dulu." Ucap Putri dan langsung memesan makanan dan minuman mereka.

Banyak pasang mata yang menatap heran Kathry, mungkin dalam benak mereka 'Kenapa ada cewek asing disekolah ini? Pakaiannya pun seperti bukan siswi sini.', namun Kathry tidak menghirauan mereka. Kathry melihat sekeliling kantin dan pandangannya berhenti pada sekumpulan lelaki yang sedang asik mengobrol.

"Bentar, itu kan cowok-cowok nyebelin tadi dikamar mandi." Ucap Kathry pelan sambil menajamkan pandangannya dan mengerutkan dahinya.

"Kamu liat apaan sih, Kat?" Ucap Dilla heran dan mencari apa yang sedang ia lihat. "Apa kamu liatin mereka?" Sambung Dilla sambil menunjuk kearah Dito dan teman-temannya.

"Emm. Enggak kok, aku gak liatin siapa-siapa." Elak Kathry.

"Jangan bohong, pasti kamu liatin mereka kan?"

"Emm. Iya, kamu kenal mereka?"

"Siapa sih yang gak kenal mereka, semua orang disekolah ini tuh kenal sama mereka. Geng famous disini. Dito, dia bisa disebut ketua gengnya. Ia anak dari seorang wakil rakyat, kakaknya pun alumni SMA ini. Namun denger-denger sih sikap dia sama kakaknya itu jauh berbeda, kakaknya terkenal karena memiliki banyak prestasi disekolah ini dan dia termasuk orang yang ramah, tetapi Dito dikenal hanya karena wajahnya aja yang tampan dan mereka yang mengidolakan dia belum tau sifat aslinya yang nyebelin. Akbar, dia salah satu sobatnya Dito. Memang sih mukanya jauh lebih ganteng dari Dito, tapi dia juga jauh lebih nakal dari Dito. Aku gak terlalu tau bagaimana keluarganya, yang pasti ia memiliki kakak yang sudah meninggal 3 tahun lalu karena kecelakaan motor. Mungkin ia menjadi nakal karena broken home, entahlah. Yang terakhir Dava, ia satu-satunya yang kalem diantara mereka. Namun Dava juga gak jauh beda sih nakalnya sama mereka. Dia anak tunggal, dan dia juga keturunan Indonesia-Jerman. Aku gak tau kenapa Dava mau gabung sama anak-anak nakal itu, namun walau ia udah hampir 2 tahun bareng-bareng mereka tapi sikapnya masih kalem dan hanya terbawa nakal sedikit." Dilla menjelaskan tentang Dito dan teman-temannya.

"Oh, kamu tau cukup banyak ya tentang mereka."

"Kalian lagi berbicara tentang apaan sih? Kayak seru tuh." Ucap Putri sambil membawa pesanan dan langsung duduk.

"Kita lagi berbicara tentang mereka." Ucap Kathry sambil menunjuk Dito dan temannya.

"Oh, aku ingetin aja ya, Kat, jangan dekat-dekat dengan mereka. Mereka itu menyebalkan sekali." Ucap Putri sambil melirik sinis Akbar.

"Iya iya. Yaudah kita makan aja ya." Ucap Dilla yang sudah tak tahan lagi. Kathry hanya tertawa kecil melihat tingkah Dilla. Mereka pun menghabiskan makanannya.

*SKIP*

Kringg.. Bel kembali berbunyi dan mengharuskan para siswa kembali kekelas yang memulai pelajaran kembali.

"Duh, udah bel tuh, kita harus kekelas." Ucap Putri.

"Yaudah kalian kekelas aja, aku juga mau pulang kok. Mulai besok aku bersekolah disini." Ucap Kathry sambil tersenyum.

"Beneran?" Ucap Putri dan Dilla serentak. Kathry menganggukan kepalanya.

"Yaudah kita kekelas dulu ya, sampai ketemu besok." Ucap Dilla. Dilla dan Putri pun pergi meninggalkan Kathry dikantin.

*SKIP*

Kringg.. Waktu sudah menunjukkan pukul 14.30, dan menandakan bahwa waktu pulang sudah tiba. Para siswa siswi bergegas pulang kerumah masing-masing, namun tidak dengan Dito dan temannya. Mereka malah jalan-jalan dulu sebelum pulang kerumah. Setelah mereka jalan-jalan, pukul 17.30 Dito sampai dirumah.

*DIRUMAH DITO*


Maaf kalau gak nyambung, jelek, atau ceritanya pendek:(

Makasih yang sudah baca:)

Jangan lupa votenya;) Kritik sarannya ditunggu:)


This All For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang