Sebulan telah berlalu sejak kunjungan Eileen ke Menara Sihir dan Kuil. Entah bagaimana Putra Mahkota berhasil membuat kedua perkumpulan itu setuju untuk bekerja sama. Eileen tak ingin terlalu memikirkan bagaimana caranya Putra Mahkota melakukan itu, tapi kemungkinan besar dia menggunakan ancaman.
Walaupun saat ini Eileen tengah duduk semeja dengan Serena, direktur Menara Sihir, Eileen juga tidak ingin bertanya soal itu. Dia bisa melihat jelas di wajah wanita di hadapannya ini terlihat kalau dia tengah kesal.
"Aku dengar akan ada pertemuan antara Menara Sihir dan Kuil."
Serena meletakkan secangkir teh yang baru diminumnya dengan anggun, "Itu benar. Sayang sekali pertemuannya berlangsung besok."
"Kau terlihat tidak senang." Eileen memaksakan tawa canggungnya.
"Tentu. Aku tidak suka bertemu dengan orang itu. Melihat wajahnya saja membuatku ingin muntah."
"Maksudmu... Pendeta Noah?" tanya Eileen ragu-ragu walaupun sebenarnya dia sudah yakin siapa yang dimaksud.
"Siapa lagi?"
Eileen sekali lagi hanya bisa tertawa canggung. Niatnya bertemu dengan Serena saat ini adalah untuk membicarakan kelanjutan pembangunan Akademi Sihir. Karena diskusi mereka telah selesai sejak lima belas menit lalu, Eileen kebingungan mencari bahan obrolan. Dia tidak bisa langsung pergi karena kereta kudanya baru akan datang setengah jam lagi.
"Apa kalian pernah bertemu sebelumnya?"
Yah mau bagaimanapun Eileen dari dulu memang pribadi yang kepo. Dia penasaran dengan sejarah hubungan Serena dan Pendeta Noah. Mereka benar-benar seperti mantan kekasih yang putus dengan tidak baik-baik. Kalau begini kan Eileen jadi ingin ngeship mereka.
"Dulu kami hanya pernah berpapasan beberapa kali." Serena lalu menatap Eileen dengan sedikit amarah di matanya. "Kau tahu, saat pertama bertemu dia sudah berani meletakkan tangan kotornya di tubuhku. Dia pikir aku wanita murahan seperti jalang-jalang yang biasa bersamanya?"
Wah, gila! Eileen tidak bisa tidak takjub dengan kegilaan Pendeta Noah. Bagaimana bisa dia berani melakukan hal tidak senonoh pada orang yang baru ditemuinya?
"D-dimana dia menyentuhmu?" Eileen sudah terlanjur kepo, jadi teruskan saja lah. Sudah lama juga dia tidak bergosip seperti ini.
"Dia menarik pinggangku lalu mengendus leherku. Bukankah dia menjijikan? Setelah itu aku langsung mandi dengan air yang dicampur dengan Holy Water. Tentu aku tidak lupa menamparnya sekali di wajah."
Serena menjelaskan dengan amarah yang menggebu. Ini pertama kalinya Eileen melihat wanita itu seperti ini. Serena beberapa tahun lebih tua darinya. Biasanya wanita itu sangat anggun dan tenang. Tapi sekarang amarah sedang mengambil alih dirinya.
"Nona Eileen, kau harus berhati-hati jika bertemu dengannya. Kau harus bersama orang lain dan jangan sampai sendiri. Apalagi Nona tidak bisa menggunakan sihir, kau perlu belajar pertahanan diri."
Eileen hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal. Yah, mungkin Eileen memang perlu belajar ilmu perlindungan diri untuk di saat-saat yang tak terduga.
***
"Wahh, aku bisa gila menghadapi wanita itu."
Noah menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa sambil menatap ke langit-langit. Ruang kerja Putra Mahkota kembali menjadi sasarannya kali ini. Lougan, Elrond dan Ryen hanya bisa menatap bingung pada pria itu.
"Wanita mana lagi yang kau maksud?" tanya Putra Mahkota.
"Siapa lagi kalau bukan wanita dari Menara Sihir itu?!" jawab Noah ngegas tidak bisa santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady Will Step Down [Hiatus]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan] Terbangun di tubuh yang bukan miliknya tidak semengejutkan ketika ia mengetahui siapa pemilik asli tubuh itu. Eileen Sacheverell. Villain dari novel yang dibacanya menjelang kematian! Tragisnya, Eileen harus meregang nyawa d...