-12- Kuil & Menara Sihir

6.2K 912 23
                                    

"Nona, Ada surat untuk Anda."

Meidy memberikan sebuah surat yang masih tersegel. Lambang di segel surat itu adalah sepasang pedang yang merupakan milik keluarga Kleinston, yang artinya surat ini dari Vernon.

"Terimakasih, Meidy."

Eileen membuka surat itu dan segera membacanya. Isinya mengatakan bahwa Istana menyetujui menggunakan rancangan milik Eileen. Eileen juga tidak perlu melakukan presentasi dan hanya perlu bersiap untuk ikut berpartisipasi dengan proyek ini.

Vernon bilang itu adalah keputusan dari Putra Mahkota. Eileen sendiri sebenarnya tidak masalah karena dengan begini dia tidak perlu lagi sering-sering pergi ke Mansion Duke Vernon untuk berlatih presentasi bersama.

Tapi kenapa Putra Mahkota tiba-tiba membuat keputusan seperti ini?

"Ini...surat dari Putra Mahkota untuk Nona."

Eileen menautkan kedua alisnya. Kenapa dia mengirim surat juga? Dia mengambil surat itu lalu membukanya asal.

'Besok, kita akan pergi ke Kuil untuk menemui Pendeta Agung. Setelah itu kita akan ke menara sihir. Aku akan menjemputmu. Sampai jumpa besok, teman kecilku.'

Kenapa aku harus pergi kesana? Apa untuk mendiskusikan pembangunan Akademi Sihir? Secepat ini?

Tapi memang benar, tanpa persetujuan kedua pihak untuk berpartisipasi akan sulit untuk membangun Akademi. Mereka membutuhkan ahli sihir dari Kuil dan Menara Sihir untuk menyusun kurikulum dan mengajar di kelas.

"Meidy, besok aku akan pergi dengan Putra Mahkota. Tolong persiapkan."

Meidy menyatukan kedua tangannya dengan wajah sumringah, "Benarkah, Nona? Akhirnya!"

"Kenapa?" Eileen heran dengan tingkah pelayannya yang malah terlihat bahagia.

"Bukankah Anda akan pergi Kencan dengan Putra Mahkota?"

Eileen menepuk jidatnya, "Siapa yang pergi kencan? Kami hanya akan berkunjung ke Kuil dan Menara Sihir untuk mendiskusikan proyek! Dan jangan lupa, aku sudah tidak menyukai Pangeran!"

"Aku mengerti, Nona." Wajah sedih yang ditunjukkan Meidy malah membuat Eileen kesal. Dia kenapa sih?

***

Pagi hari, kereta kuda milik istana sudah terparkir di depan Mansion keluarga Sacheverell. Eileen awalnya hanya ingin agar penampilannya cukup rapi karena orang yang mereka temui nanti adalah orang penting. Tetapi pelayan sialannya itu malah mendandaninya terlalu berlebihan.

Padahal aku sudah bilang bukan sedang pergi kencan!

Di depan kereta, Eileen melihat Putra Mahkota yang sedang mengobrol dengan Ayahnya. Pria itu juga terlihat sangat rapi. Bahkan rambutnya ditata sedemikian rupa. Penampilannya ketika menghadiri pesta tidak semenawan ini.

"Kau sudah siap, Eileen?" Duke menyambut kehadiran anak perempuannya.

"Iya, Ayah."

"Kalau begitu kami akan segera pergi, Duke."

Pintu kereta kuda dibuka dan Putra Mahkota mengulurkan tangannya. Eileen menatap malas tangan itu namun menerimanya juga agar dia bisa segera naik kereta dan pergi ke tempat tujuan.

Di dalam kereta mewah itu suasana begitu sunyi. Eileen tidak berniat memulai obrolan duluan dan lebih memilih menatap keluar jendela. Alasannya juga karena dia sadar Putra Mahkota tengah menatapinya sedari tadi. Eileen ingin menghindari tatapan itu.

"Kau cantik hari ini."

"Terimakasih."

"Bagaimana denganku?"

The Lady Will Step Down [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang