Bagian 11.

1.7K 60 0
                                    


** Bagian 11 **
¶ Tidak benci lagi? ¶







Jika hati lo sedang hujan badai, Berdoalah agar akhirnya menjadi pelangi - Geisha









Matahari sudah tepat ada di atas rasanya karena hari semakin panas. Suara mobil polisi sudah terdengar di seluruh ruangan ini. Dan pak polisi menangkap segerombol kawanan tadi. Dan beberapa menit kemudian geisha berhasil diselamatkan, walaupun ada bekas luka di bibirnya.

"Lo gapapa?" Tanya orang yang tadi menghajar pria berbaju hitam tersebut. Dia menghampiri geisha yang hanya bisa terdiam.

"Ya."

Semakin lama lelaki itu mendekat dan akhirnya geisha bisa melihat wajahnya. Benar saja, ternyata dia Gerry. "Gerry!" Kata geisha berteriak haru.

"Udah diem, yang penting lo udah gak apa." Kata gerry sembari melepaskan ikatan di tangannya.

"Gerry yang tadi siapa?"

Gerry hanya diam, tapi dia membalikan badannya lalu membongkokan tubuhnya. "Udah naik di punggung gue. Kaki lo pasti luka."

Geisha mencoba untuk menyentuh punggung Gerry dengan ujung tangannya. "Punggung lo basah."

"Lo mau jalan?"

"E-eengak sih." Akhirnya geisha menyerah, dan dia di gendong belakang oleh Gerry. Tak segan segan geisha memegang erat bahu gerry walaupun basah karna keringat.

Disaat perjalanan, geisha melihat darah di telinganya. Sangat haru, bahkan ketampanannya semakin terpancar jika sedekat ini.

"Ger."

"Apa?"

"Maaf gue jadi ngerepotin lo gerr." Kata geisha dalam hatinya.

"Gerr."

"Apa?" Kata gerry ketus. Tetap saja sifat angkuhnya belum juga sirna.

"Lo gapapa kan?" Kata geisha kawatir.

"Gak."

"Bagus deh."

"Tapi inget, gue masih musuh lo."

"Maaf ya gue jadi ngerepotin lo." Aigo! geisha tak sengaja terucap kata itu.

"Gue yang harusnya minta maap. Kejadian ini gara gara gue, bukan elo." Kata gerry.

"Ha?"

"Memang lo ada hubungan apa dengan dia?" Lanjut geisha

"Dia dulunya teman papa bekerja. Tapi, hanya karna papa mendapat jabatan yang lebih tinggi daripada dia akhirnya dia ingin menghancurkan papa juga keluarga papa. Hanya karna dia gak mau jika papa punya jabatan lebih tinggi daripada dia." Jelas gerry.

"Sedih banget."

"Ya begitulah."

"Jabatan bisa menghancurkan jiwa seseorang."

"Dan yang masih papa bingung adalah dia masih tetap mau jadi karyawan papa lagi, ya gue juga sadar, mencari pekerjaan tidak segampang menguapkan nasi kedalam mulut."

"Jika hati Lo sedang hujan badai, berdoalah agar akhirnya menjadi pelangi." Geisha tersenyum melihat Gerry.

"bijak juga ya lo." Lanjut gerry dengan nafas yang tidak beraturan. Sepertinya dia kelelahan. Aigoo

"Gerr lo gak berat gendong gue?"
Tanya geisha di sela perjalanan. Banyak sekali pepohonan yang membuat rasa tenang karena angin yang semakin merayu rambut geisha.

"Banget! Lo diet makanya!" Ketus gerry meledek.

Pletakk!!
"Apa?! Lo ngomong apa barusann???!!!" Tanduk geisha sudah terlihat lagi. Amarahnya mulai bereaksi kembali. Tolong!

"Gue jujur, lo gak liat nafas gue sampe mau habis!" Gerry melirik geisha yang tangannya sudah siap melayang kearah bahunya lagi.

Plleeetaakk!!
"Gue gak genduttt!!" Teriak geisha kesal.

"Buset dah! Bukannya makasih, malah nyiksa lo!" Akhirnya Gerry berjalan lebih cepat. Semakin cepat. Semakin cepat.

"Lo mau gendong sambil jalan marathon atau gendong gue gak ikhlas?" Tanya geisha sambil menyandarkan dagunya di bahu gerry.

"Lo ngapain di pundak gue?" Gerry melirik geisha dengan tatapan yang dekat. Pastilah, geisha sedang ada di bahunya kali ini.

"Terserah gue dong."

Gerry berdecik. "Kampret lo pendek! Bilang aja mau deket-deket sama gue."

"What? Helow!!! lo itu masih statusnya musuh gue."

"Lalu?" Gerry mendekatkan wajahnya lebih dekat lagi kali ini.

Deg

Deg

Deg

"Udah lanjut jalan aja." Kata geisha mengalihkan pembicaraan.

Gerry akhirnya mengembalikan posisi wajahnya lagi setelah beberapa detik berada pada hadapan geisha yang super dekat. Pipi mereka bahkan menempel begitu dekat.

"Ya Tuhan, untung jantung gue gak copot." Lirih geisha dalam hatinya.

"Lo gak mikirin gimana caranya pulang?" Tanya gerry.

"Sudah hampir jam dua siang belum juga pulang." Lanjut gerry lagi.

"Gue lagi panik, masa gue mikirin itu. Gue masih mikir nyawa gue." Geisha mengecilkan volume suaranya.

"Apa?" Gerry berteriak. Hingga bergema di penjuru hutan ini.

"Yaampun." Geisha melayangkan tangannya tepat di dahinya.

"Kenapa?"

"Ternyata lo budek gara gara gendong gue? Aigo, harus di oprasi ini!" Kata geisha ngaur.

"Ya gak lah!"
Gerry memiliki ide untuk lari marathon di saat seperti ini. Dalam hitungan detik, gerry langsung berlari sambil menggendong geisha.

"Gerry! Gue hampir mau melayang!" Kata geisha riang. Dan memegang erat bahu gerry yang sekarang keringatnya sudah semakin kering.

"Haha."

"Sebentar lagi nyampe." Ujar gerry masih dengan kecepatan lari yang sama

"Gak kerasa ya."

"Yaiyalah, lo ngombrolnya kaya bebek."

"Kalo gitu! Semangat gerry! Sebentar lagi sampai!" Kata geisha dengan posisi yang ia rubah menjadi tangan yang ia naikan ke atas layaknya seorang superhiro yang ingin ke angkasa lepas.

"Ada ada aja lo." Gerry hanya membalasnya keanehan geisha dengan senyum lebar di bibirnya. Dan menambah kecepatan berlarinya.

"GERRYY!! Pelan pelan!!"

*

Setelah sampai di perkemahan semua orang menyambut geisha dan gerry senang.

"Untung lo gak dimakan harimau atau semacamnya geishh ahhh Iloveyouu." Rayu rika alay sambil menghampiri mereka berdua.

"Temen lo encok tuh!" Teriak reynol.

"Gapapa kok ya gak gerr." Kata geisha yang menaikan alisnya keatas lalu kemudian turun dari punggung gerry. Gerry mengelus elus punggungnya. Kasian

"Akhirnya kamu ketemu, bikin semuanya panik aja. Yasudah semuanya cepat ke bis panitia. Jangan sampai ada yang hilang lagi." Teriak pak dani dengan suara khasnya.



Thanks sudah baca semuanya! Sudah direvisi semoga suka. Jangan lupa vote dan coment°°

Cool Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang