Steps 4

814 28 0
                                    

Sudah seminggu semenjak Diof mengerjakan tugas Reyna. Dan itu merupakan suatu kebutuhan mungkin? Entahlah tapi itu merupakan aktivitas baru bagi Diof. Dua kali seminggu Diof pasti mengunjungi Reyna ke rumahnya.

Tidak terasa Diof dan Reyna sudah semakin dekat. Meskipun Reyna masih saja bersikap jutek terhadap Diof. Di sekolahpun Reyna juga sering makan siang bersama dengan Diof, ya meskipun maasih ada Azira yang sering nempel-nempel dengan Diof.

Alry's kafe

Reyna melangkahkan kakinya memasuki Alry's kafe . Di sudut kafe sudah menunggu sahabat-sahabat somplaknya. Tidak hanya sahabat cowoknya, tetapi sahabat ceweknyapun sudah menunggunya.

"Hey Guys...." Reyna menyapa para sahabatnya dengan senyuman yang manis.

"Oiii' Miyabi gue udah datang." Jery berhenti menyeruput jus di tangannya.
" Tumben nih nyengar-nyengir aja sepanjang jalan, ada yang kagak beres nih..." Jery mengakat-angakat sebelah alis matanya.

"Dasar kepo lo, kan pantat sexy gue belum duduk, geser dikit." Reyna menarik kursi kosong di dekat Panji dan mencoel stik kentang milik Panji.

"Jadi napa nih, lo nyuruh kita- kita pada ngumpul?" Ando langsung bertanya to the point kepada Reyna.

"Buru-buru amat lo bang, santai dikit napa, kan gue baru datang." Jawab Reyna tak mau kalah.

"Gue lagi buru-buru nih, emak gue nyuruh pulang cepat." Ando mendesak Reyna untuk mengatakan tujuannya.

"Udah jadi anak teladan lo ya, patuh banget sama emak lo. Biasnya juga kagak pulang." Ucap Reyna memanasi Ando.
"Hmm, jadi sebenarnya gini.."
Jeda beberapa detik, Reyna kembali berucap " Rencana gue buat menjebak Diof udah hampir berhasil." Reyna berucap bangga disertai senyuman yang tak lepas dari bibir tipisnya.

"Hah....?" Semua teman Reyna hanya melongo, seperti orang bodoh.

"Tutup tuh mulut, sumpah bau ketek kang Asep." Reyna menutup hidungnya.

"Rencana?, maksud lo rencana tentang Diof?" Tiara angkat bicara.

" Yoi, ternyata lo pintar juga." Reyna mengancungkan jempol tangannya ke arah Tiara.

"Jadi apa tindakan lo selanjutnya?"

"Kalau gue pikir- pikir gue bakal nembak Diof buat jadi pacar gue." Reyna kembali mencomot stik kentang milik Ando.

"Lo sadar ngak sih Rey, ini tuh udah kelewatan Rey. Kalo Diof tau dia pasti kecewa sama lo Rey." Tiara meninggikan suaranya. "Dan ini juga bakal nyakitin hatinya dia atau mungkin lo yang bakal sakit hati." Ucap Tiara lirih.

"Santai Ra, ini namanya permainan, ada yang kalah dan ada yang menang." Reyna hanya menjawab santai.

"Ini masalahnya bukan cuma balas dendam Rey, aset-aset lo yang disita bokap lo juga bisa kembali, atau dendam lo sewaktu Diof ninggalin lo juga udah terobati dengan kebersamaan kalian. Tapi ini masalah hati Rey, kepercayaan hati tidak akan sama lagi disaat dia sudah pernah merasakan yang namanya kecewa." Ucap Tiara dengan nada yang agak membentak Reyna.

"Santai Ra, palingan ngak ada yang bakal di kecewain dengan rencana gue." Kata Reyna acuh.

"Terserah lo." Tiara bankit dari kursinya dan begegas keluar kafe.

"Sensi amat si Tiara." Reyna kembali berkat pada teman-temannya yang masih duduk manis di hadapannya.

"Tapi Tiara bener Rey." Dita mulai angkat bicara.

Reyna mengangkat bahunya, pertanda bahwa dia tidak peduli.

"Kalau gitu gue cabut juga deh, udah sore nih." Panji beranjak dari tempat duduknya.

"Oiii, tungguin gue kampret" Ando berteriak pada Panji yang sudah di pintu kafe.

"Gue juga cabut ya Rey" Ariana,Dita dan Jery beranjak keluar kafe.

Reyna masih setia menatap keluar jendela kafe. Otak cantiknya masih setia memikirkan kata-kata Tiara. Tapi sudah lah, tak ada yang harus di pikir ulang. Balas dendam tetap lah balas dendam.

Hidup ini sebuah drama, tapi jangan pernah
jadiin hidup lo penuh drama.

Ngarti????

Kagak






Thak's

Abaikan Typo yg semakin meraknyat.

Ig: nhurul_12


The Return Of First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang