Steps 1

967 33 3
                                    

Sang mentari mulai mencapai pucuk langit. Para siswa SMA Dinata sibuk belalu keluar masuk kantin sekolah.

"Woyyy..." suara cempreng seorang Reyna, membuat Panji memuntahkan makanan dari dalam mulutnya.

"Apaan sih lo Rey?" Setengah emosi bercampur kaget Panji luapkan pada Reyna.

"Santai bang " Reyna menghampiri Panji dan duduk di sebelahnya. "Makanya kalau makan harus baca do'a dulu." Reyna bicara santai diiringi cengiran kurang ajar yang tersungging dari bibirnya.

"Enak aja lo nyalahin gue, jelas-jekas gue ini lagi makan dan lo tiba-tiba datang mengganggu ke khusyukan makan gue." Panji tidak terima dengan perbuatan Reyna.

"Siapa juga yang bilang kalau lo lagi tidur." Reyna mengangkat sebelah alis matanya.

"Pliss deh, kalian kok jadi gini ?" Ando datang menengahi keributan antara Reyna dan Panji.

"Eh btw, kok lo keliatan beda banget hari ini? Kayak ada manis-manisnya gitu." Jery merasa heran dengan tingkah Reyna yang berbeda hari ini.

Bagaimana tidak ? Reyna yang biasa memakai baju urakan, rok ketat, ditambah rambut yang diberi sapuan merah berubah drastis. Rambut Reyna sudah kembali ke warna hitam, sedangkan pakaiannya kini berganti dengan pakaian yang seharusnya memang pantas dipakai oleh gadis SMA.

"Heeh,perhatian amat lo." Reyna langsung meminum jus mangga milik Panji.

"Kok lo beda banget hari ini ? Malah senyum-senyum lagi sepanjang jalan." Ando kembali bertanya pada Reyna.

"Gue kalau udah liat yang beginian, pasti ada batu di balik ikan." Jery juga penasaran dengan tingkah aneh Reyna.

"Jadi hari ini gue lagi memulai drama terbaru yang bakal gue bintangi." Suara tawa Reyna terdengar hampir ke seluruh pelosok kantin.

"Drama ? Siapa lagi yang bakal lo jadiin korban?" Panji langsung menoleh ke arah Reyna yang tampak mencurigakan.

"Lo liat aja nanti....!" Reyna berlalu meninggalkan teman-temannya, dan pergi mendekati meja yang berada di tengah kantin.

"Ehhh, woy somplak mau kemana lo? Lo harus ganti jus gue." Panji berteriak kepada Reyna. Namun yang diteriaki malah memasang tampang polos tampa dosa.

-----
SISI LAIN KANTIN

Seorang pemuda duduk bersebelahan dengan seorang gadis. Sang gadis tak henti-hentinya menatap wajah pemuda itu.

Ya, mereka adalah Diof dan Azira. Azira dengan sifat pemanis buatan yang dimilikinya, tidak akan pernah berhenti untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Dan ini adalah salah satunya. Diof pemuda kaya yang cupu yang tengah menjadi incarannya.

Seorang gadis datang mendekati meja Diof dan Azira. Gadis itu adalah Reyna.

" Hayy, Kakak-kakak, kenalin gue Reyna." Sandiwara pertama Reyna baru saja dimulai.

"Ngapain lo kesini?" Azira menaikan suaranya.

"Santai dong kakak cantik, ngapain sih marah-marah ?" Reyna duduk di samping Diof dan langsung berhadapan dengan Azira.

"Eyyy, cewek jadi-jadian, ngapain lo disamping Diof?" Azira tidak suka jika ada cewek yang dekat dengan Diof selain dirinya.

" Ngak liat apa, gue lagi duduk KAKAK." Reyna menekankan kata kakak kepada Azira.

"Anak TK juga tau kalau lo lagi duduk. Yang gue maksud, lo ngak usah dekat-dekat Diof." Azira menjawab Reyna dengan nada kesal dan suara yang di tinggikan.

"Itu lo tau gue lagi duduk, emang kenapa kalau gue duduk dekat dia." Reyna menunjuk ke arah Diof yang berada dekat di sampingnya.

"Gue ngak suka." Azira langsung menjawab dengan nada dingin dan datar.

"Kalian apa-apaan sih?" Diof yang dari tadi hanya menjadi penonton mulai ikut dalam perdebatan dua gadis ini.

"Ehh,kak Diof. Lo ada acara ngak nanti malam? temenin gue ya kak....!" Reyna memasang wajah yang penuh penderitaan.

"Enak aja lo, Diof itu harus belajar, jadi lo ngak usah bawa-bawa Diof ke jalan yang sesat kayak elo." Azira tidak terima dengan Reyna yang mengajak Diof untuk menemaninya.

"Gue ngak nanya elo ya." Reyna mulai menjawab dengan nada jutek.

"Emang kemana Rey?" Diof menanyakan kemana dia akan dibawa oleh Reyna.

"Gini ya kak, gue ngak bisa buat pr fisika jadi bantuin gue ya..., dan sekalian ketemu sama daddy dan mommy, kan udah lama banget kalian ngak ketemu." Reyna berusaha membujuk Diof agar mau membantu tugas fisika nya.

"Engak boleh, mau lo kasih makan apa Diof kalau main ke rumah lo? Secara lo kan anak kampung dekil dan miskin. Dan sok manggil daddy sama momy lagi." Azira tetap teguh agar Diof tidak pergi kerumah Reyna.

"Kamu bicara apaan sih Zir? Reyna kan anak pem-" ucapan Diof dipotong oleh Reyna yang menyumpal mulut Diof dengan tangannya.

"Gue kasih makan nasi lah, emang dia makan paku apa?" Reyna menjawab dengan nada ketus.

"Emang lo punya nasi apa di rumah? Makan aja kayaknya lo jarang." Azira menatap Reyna dengan tampang meremehkan.

"Gue ngak minta lo buat kerumah gue." Reyna tidak suka dengan ucapan Azira.

"Kalian udah deh, oke aku nanti kerumah kamu." Diof menyudahi pertengkaran Reyna dan Azira.

"Yeyyyy, makasih kakak Diof." Reyna senang mendengar keputusan Diof.

"Maksud kamu apaan sih Diof?" Azira tidak suka dengan keputusan Diof.

"Weeek, apa gue bilang, kak Diof bakal bantuin gue buat pr." Reyna menjulurkan lidahnya kearah Azira.

"Ohhh, ya sekali lagi makasih ya kak Diof. Pukul 7 malam. On time dan jangan lupa." Reyna berjalan menuju meja yang ditempati Panji.

Azira hanya menatap tajam ke arah Reyna. Tapi Reyna membalas tatapan itu dengan tatapan yang meremehkan Azira.

'Awas lo Reyna , lo sudah bermain-main dengan gue ' Azira membatin.

----

Thak's bosan ya ....?

Cerita nya gaje .....:v

Tapi biarkan athor berimajinasi.....wkwk

Ig ;nhurul_ 12




The Return Of First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang