Chapter 4 ~ Curiga

151 29 12
                                    

Jakarta, 28 September 2014

    Aku sedang menunggu hujan ini berhenti. Jam pada tanganku sudah menunjukkan pukul 4 sore. Sekolahku sudah bubar sejak tadi kecuali para siswa yang ikut ekstrakulikuler tambahan.

  Saat sedang asik melamun tiba-tiba aku dikagetkan oleh Gita.

"Thenaa, balik bareng ga?" tanya Gita

"gue nunggu ujan reda. Lu balik sekarang?"

"yakali, enggalah. Gue juga nunggu reda. Nunggu didalem yuk, gue juga mau ketemuan sama temen-temen gue. Btw si Desy juga naik angkot hari ini. Tapi dia turun didekat pasar itu," lalu aku mengangguk untuk mengiyakan dan mengikuti Gita untuk masuk kedalam lingkungan Sekolah.

"Athena, udah lama ya ga main bareng!" kata Dita

"iya, soalnya kita beda kelas gitu, jadi ya susah deh,"

"Halah palingan alesannya dia aja noh, palingan juga karena Sena" timpal Ridho

Aku hanya diam lalu Sena membuka suara, "Oh iya pada bisa kan lu pada besok di Place City?"

"bisa lah, ditraktir kan sama lu berdua?" tanya Deni sambil melihat kearah Gita dan Sena

Gita mengangguk, lalu Desy menimpali, "tau dah gue yang udah pada jad--" ucapannya terpotong karena Gita langsung menyelak, "apaan si Des. Udah ya, meningan balik aja deh sekarang"

"yaudah, bye ya kita bertiga cabut dulu" kata Desy

Pas lagi diangkot aku merasa ada yang janggal, jangan-jangan... Tapi tidak mungkin kan Gita setega itu padaku?

Ya semoga saja. Tapi kayaknya lebih baik aku tanya padanya.

"Gita, jadi lu jadian ya sama Sena? Jadi tadi pada minta PJ? Selamat ya Git," ucapku memberi selamat sambil berusaha untuk tetap positive thinking.

Lalu dia sempat terkaget oleh ucapanku, lalu dia bertatap tatapan dengan Desy,
"lahh apaan dah na, itu traktiran ulang tahun tau, kan lu tau ultah gue tanggalnya sama dia deketan, jadi biar gampang ditraktirnya bayarnya barengan gitu, lagian nih ya na, kan lu tau Sena maunya pacaran pas udah kuliah jadi ya ga mungkinlah" jawabnya cepat

Aku yang masih sedikit bingung hanya mengangguk. Yah semoga saja, memang seperti itu.

Flashback On

Hari itu aku sedang duduk dibangku ku, lalu Sena menghampiriku.

"Hoi, melamun mulu lu, awas kesurupan," ucapnya

Aku hanya tertawa, ya aku sangat receh—anyway.

Pada saat itu aku sudah memiliki perasaan untuknya. Tapi aku tau, baginya aku hanyalah teman baiknya.

"Eh, thenaa, lu mau tau ga gue suka sama siapa?" kata Sena

Aku sejujurnya sangat penasaran, karena yang kutahu terakhir kali dia menyukai Vina, "Siapa? Akhirnya moveon juga lu dari Vina. Gue pikir gabakalan move on moveon lu setelah ditolak Vina karena kependekkan" lalu aku tertawa kecil.

Sena bertubuh pendek dariku, ya aku cukup tinggi untuk anak seusiaku, aku memiliki tinggi 165 cm, sedangkan Sena sekitar 160 cm

"Wah, kurang ajar lu kan lebih muda dari gue ish, udah lama kali moveonnya gue!"  ucapnya.

By the way dia bilang aku lebih muda dari dia karena aku lahir pada tahun 1998 sedangkan dia pada tahun 1997, ya aku kecepetan pas masuk SD.

Remember WhenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang