Chapter 7 ~ Jahil

141 25 4
                                        

Jakarta, 30 November 2014

Athena POV

    Waktu tetap berjalan sebagaimana semestinya. Hubungan pertemanan antara Aku dan Gita makin merenggang kian hari. Tetapi hubungan ku dan Cindy kini kian membaik, dia mulai bisa memaafkanku ya itu berkat bantuan Asyera juga sih.

   Tidak terasa sebentar lagi aku akan ulangan akhir semester ganjil. Kini pertemanan antara aku dan Revan semakin membaik. Entahlah kami menjadi semakin terbuka satu sama lain.

    Aku selalu merasa sangat nyaman berada disamping Revan. Aku yakin perasaan yang aku alami ini murni karena aku merasa nyaman. Tidak lebih. Sudah cukup aku pernah mengalami hal tersebut, tidak mungkin kan aku jatuh dua kali kelubang yang sama? Ya, setidaknya untuk saat ini aku hanya merasa nyaman.

"Thena! Woi gue mau ke kantin, mau ikut?" tanya Asyera yang telah menghentikan lamunan ku.

"ha? Males. Nitip dong" ucapku malas - malasan.

"Ogah banget lah. Yaudah gue sm Mary ke kelasnya si Nita." lalu Asyera pergi meninggalkanku dikelas.

Tiba - tiba, Revan duduk di kursinya yang terletak disampingku.

"Na, gue moveon aja kali ya dari Raline." ucapnya sendu

"Eh? Hah?" aku yang sedikit lemot merespond hanya mengeluarkan kalimat tersebut

"Gue capek banget nungguin dia. Dia bilang gue harus nunggu sampai lulus. Alesannya sih dia mau fokus belajar Na."

"Kalau lu emang beneran sayang sama dia, dia penting buat lu tunggu. Tapi kalau lu ga sayang, gue saranin lu meningan moveon dan cari yang lebih baik dari dia. Ini cuman saran aja sih."

"Gue sayang banget sama dia, na!" ucapnya sedikit keras

"Kalau gitu pertahanin Rev, ga ada alasan kan buat lu ninggalin dia?" ucapku berusaha tetap tenang, tapi entahlah ada rasa aneh yang mulai bergejolak di dadaku.

"Gue gatau na, beberapa hari ini gue mulai ragu sama perasaan gue ke dia"

"Ragu gimana?"

"Gue ngerasa perasaan yang pernah gue rasain buat dia, like it feels nothing anymore!" ucapnya, aku hanya membalas,

"Yaudah, tenangin diri lu dulu ya. Coba ambil keputusan saat lagi kepala dingin. Biar lu ga salah ambil keputusan Rev."

"Besok, gue sama anak Vida Force mau war lagi, lu mau ikut?" ajaknya

Vida Force itu kayak semacam perkumpulan anak anak di sekolah yang main Airsoft Gun yang di kebetulan ketuanya itu Revan, nah War yang dimaksud disini itu main Airsoft Gun.

"Kapan?"

"Minggu besok. Gue jemput ya?" tawar Revan

"Jangan. Kita ketemuan aja dimana gitu" tolakku halus

"yeilah, kayak sama siapa aja lu. Rumah kita searah ini!" ucapnya

"Terserah deh. Capek gue ngomong sama lu! Kalah mulu gue," ucapku pasrah

Lalu dia tertawa terbahak - bahak. "Sip, gue jemput jam 8 pagi di rumah lu ya!"

"Lah kenapa pagi banget? Emang lu tau rumah gue dimana?"

"Taulah, apasih yang gue ga tau? Harus pagi, nanti lu jadi item lagi kalau kesiangan. Udah item makin item nanti ga laku - laku" ucapnya menyindirku dibagian akhir kalimatnya

"Sialan emang. Tau dari mana?"

"Nanya sama temen lu. Itu sih Nit apaan sih namanya Nit Nit gitu."

Remember WhenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang