Chapter 8 ~ Airsoft Gun

123 23 3
                                    

Jakarta, 2 Desember 2014

  Saat mereka sudah sampai di tempat tujuan, Revan segera menghampiri teman - temannya dan Athena hanya mengikuti Revan. Jujur saja, Athena tidak begitu kenal dengan teman - teman Revan.

   Anyway, Revan juga punya teman - teman perempuan, jadi Athena tidak akan menjadi perempuan sendiri.

"Woi bro! Widih ada Athena!" panggil Jeremy.

Athena kenal Jeremy, karena mereka sekelas dan Athena juga cukup dekat dengan Jeremy karena sama - sama mengurus mading. Athena adalah anggota club mading.

"Yoi, gue ajak" ujar Revan, setelah bertos ria yang seperti kepalan tangan atau nama lainnya 'brofist'

Athena hanya tersenyum untuk membalas sapaan Jeremy

"Main cepet ya lu Rev? Udah berhasil Moveon dari Raline? Congrats bro!" kata Hanna

"Apaan si han. Sahabat gue ini!"

"Santai Rev, bercanda gue!" lalu Hanna tertawa kecil

Karena Athena malas untuk bermain, akhirnya dia hanya menunggu semacam di pondok.

Setelah beberapa menit, tiba - tiba Revan datang menghampiri Athena bersama dengan Shilla,

"Thena! Main yuk, gantian sama Shilla,dia capek katanya!" kata Revan

"Gantiin gue na" ujar Shilla lemah

"eh? Gue ga ngerti main itu Rev, Shil" jawab Athena

"Tenang aja na, lu jadi satu kelompok sama gue. Nanti gue lindungin. Tapi pinjem kneepad, elbowpad, goggle, helm, sama seragam bajunya Shilla dulu ya?"

Athena pada akhirnya memutuskan untuk mengangguk pasrah. Lalu Shilla segera melepas perlengkapannya dan diberikan kepada Athena.

"Nih na, thanks ya udah mau gantiin gue!" ujarnya lalu tersenyum.

"Iya shill."

💖💖💖

Athena POV

  Ternyata bermain airsoft tidaklah semudah yang ku bayangkan. Airsoft gun sistem bermainnya seperti sedang berlatih ke-militeran. Benar - benar rumit. Seperti mengerti seorang perempuan, eh?

  Revan sangat amat baik membantuku, dia melindungiku saat ada peluru yang hampir mengenaiku.

  Kata Revan, mungkin bisa saja peluru tersebut melukai tubuh kita, tapi tidak akan parah, karena peluru - pelurunya terbuat dari plastik.

   Setelah puas bermain, mereka berfoto bersama - sama. Aku diajak juga sih, tapi lebih sering yang fotoin mereka, jadi photographer dadakan lah istilahnya.

  Revan mengajak ku ke sebuah cafe setelah lelah bermain, cafe ini bernuansa old vintage, jadi di dominasi oleh warna cokelat.

  Aku sangat menyukai cafe ini. Mungkin ini sudah entah ke yang berapa puluh kali aku mengunjungi cafe ini. Nama Cafe ini terbilang unik, De'amour. Setiap hari Valentine, di Cafe ini pasti ada pasangan yang baru saja jadian, dan yang unik dari cafe ini, setiap pasangan yang baru jadian akan difoto dan dipajang di papan yang berjudul 'Remember When'.

Di Papan yang menyerupai mading atau majalah dinding, banyak terdapat foto - foto. Mulai dari foto bersama sahabat hingga kekasih.

Ngomong - ngomong soal papan 'Remember When', aku dan ketiga sahabatku pernah memasang foto kami yang diambil menggunakan polaroid milik cafe ini.

Remember WhenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang