"Can we get back together?"
Aku tidak menjawab pertanyaan Ardan, aku hanya diam karena semua ini terlalu tiba-tiba. Mengapa Ardan baru datang sekarang?
Aku melepas pelukan Ardan lalu menatapnya, ia juga membalas tatapanku dalam diam.
"Can we?" Tanya nya sekali lagi.
Aku berbalik tanpa berkata apapun dan berjalan ke arah kamar, Ardan malah mematung disana. Aku melewati ruang tengah yang masih diisi oleh Mas Wirga dan teman-temannya. Aku sempat mendengar Mas Wirga memanggil namaku namun aku tidak menghiraukannya.
***
Menangis, hanya itu yang dapat kulakukan sekarang. Entah sudah berapa kali aku menangisi Ardan, kamarku mungkin bosan mendengar segala keluh kesahku.
Tidak lama aku mendengar pintu kamarku diketuk, aku segera menghapus air mata dan berusaha mengatur suaraku agar terdengar baik-baik saja.
"Dek, ini Mas. Buka pintunya sebentar, mas mau nanya."
Aku bergegas membuka pintu dan menatap wajah Mas Wirga.
"Apa?" Tanyaku, singkat.
"Bener Ardan selingkuh dari kamu?" Kini Mas Wirga yang bertanya dan itu mengejutkanku. Mas Wirga tahu darimana? dan apa perlakuan Ardan kemarin itu termasuk selingkuh?
"Mas denger semua omongan kamu sama Ardan tadi, cuma mau mastiin emang bener dia ada hubungan sama Alysa?"
Aku diam, aku tidak berani menjawab pertanyaan Mas Wirga. Mas Wirga terlihat sangat kesal sekarang, dia tidak pernah seperti ini.
"Dek, jawab kalo ditanya." Ucapan Mas Wirga kini dipenuhi dengan tekanan.
"Aku....aku gak tau mas...." Sial, hanya itu yang dapat aku katakan.
"Ardan brengsek." Umpat Mas Wirga lalu ia segera berlari ke bawah.
Aku mengikutinya, aku penasaran apa yang akan Mas Wirga lakukan.
Mas Wirga benar-benar menemui Ardan, dia langsung menarik kerah baju Ardan dan meninju pipi kiri Ardan dengan keras.
"Bajingan, lo apain adek gue? Lo tuh gak tau diri ya, abis selingkuh tapi masih punya muka buat kesini!"
Aku kaget, teman-teman Mas Wirga juga tidak kalah kagetnya denganku.
"Ga, lo kenapa sih dateng-dateng langsung nonjok orang." Mas Radit bertanya sambil berusaha melepas tangan Mas Wirga dari Ardan, Ardan hanya menunduk dan tidak membela diri.
"Nih anak emang brengsek tau gak, dia bikin adek gue nangis terus, lo kudu dikasih pelajaran!"
"Ga, dia ini adeknya cewek gue. Inget." Ucap Mas Nata.
"Kalo lo bukan adeknya Mine, abis lo di tangan gue!" Mas Wirga melepas cengkramannya dari Ardan kemudian duduk di sofa yang bersebrangan dengan tempat Ardan sekarang.
"Gue mau sidang nih anak, lo mau bantuin apa mau balik?" Tanya Mas Wirga ke teman-temannya.
"Ya kita disini lah, kalo balik lo bisa nonjok si Ardan lagi ntar." Jawab Mas Edgar dan diikuti dengan anggukan dari yang lainnya.
"Din, sini duduk." Mas Wirga menepuk sofa disebelahnya, aku melirik sebentar ke arah Ardan, dia memegang pelipisnya sambil meringis. Jujur, aku kasihan tapi aku juga merasa bahwa tindakan Mas Wirga itu wajar.
Aku duduk disebelah mas Wirga, semuanya diam. Tiba-tiba mas Jojo yang berdiri di sebelah kanan mas Wirga mulai bicara.
"Siapa yang mau jelasin?" Tanya nya. Dia menatap Ardan, itu berarti dia menuntut penjelasan dari Ardan. Ardan yang sedari tadi menunduk langsung mengangkat kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/90712735-288-k962456.jpg)