"Bandel sih, kaya gini kan." Ardan sedang diomeli habis-habisan oleh Mba Mine setelah menceritakan kejadian bagaimana ia bisa kecelakaan.
"Namanya juga orang frustasi mba...." Jawab Ardan.
"Frustasi tuh pulang! Ngapain mau ke Bandung? Cari cewek lain?" Aku dan yang lain langsung diam, terutama Mas Nata.
"Ne.... udah jangan diomelin terus Ardan nya kasian." Ucap Mas Nata pada akhirnya.
"Diem! Aduh Nat lo jauh-jauh deh dari adek gue, takut ketularan buaya nya nih."
Aku dan tiga belas orang lain yang berada didalam kamar rawat Ardan otomatis tertawa, Mas Nata memang terkenal dengan ke-buaya-annya, jadi tidak heran Mba Mine bisa sekesal itu.
"Eh, gue mau jenguk temen bentar, sekalian balik deh ya." Mas Tara pamit ke Mas Wirga juga ke teman-temannya yang lain.
"Hati-hati Tar, titip salam dari kita." Ucap Mas Nata yang diiringi anggukan Mas Tara.
***
"Laper euy." Ucap Mas Bobby, aku dan teman-teman Mas Wirga yang masih berada di kamar Ardan langsung menatapnya.
"Makan Bob, malah laporan. Emang disini ada yang jualan nasi bungkus?" Jawab Mas Haykal, sarkas.
"Kode tuh buat Jojo....." goda Mas Aldi.
"Najis, buat makan aja kudu minta." Mas Rere menambahi.
"Kaya ga mau gratisan aja lu Re." Kali ini Mas Radit yang menjawab.
"Yaudah, ayok ke kantin sini aja ya. Jangan jauh-jauh, kasian Ardan kalo ditinggal sendirian." Jawab Mas Jojo akhirnya dan diiringi oleh senyuman dari sebagian orang yang ada di kamar ini.
"Aku disini aja ya, gak laper." Ucapku.
"Eh, ikut makan juga dong." Ucap Mba Teta yang berdiri di sebelah Mas Wirga.
"Gak usah mba, aku udah makan kok tadi."
"Tapi laper kan?" Mba Mira yang duduk di sofa juga ikut menambahkan.
"Ngga kok, aku titip Pringles aja, ya mas?" Ucapku kepada Mas Wirga.
"Din, makan sana nanti kamu sakit." Ardan yang bersandar di ranjang rumah sakit angkat bicara.
"Emang kamu berani ditinggal sendirian?"
Dan semua orang yang ada di ruangan ini kecuali Aku dan Ardan pun mengangguk kecil.
"Oooooh jadi itu maksud terselubungnya." Kata Arel sambil menepuk bahuku pelan.
"Tapi kalian jangan ditinggal berdua juga." Ucap Mas Fadli.
"Emang kita bisa ngapain sih mas?" Sanggah Ardan.
"Gak ada yang tau ya namanya manusia?" Mas Edgar yang sedari tadi diam pun ikut meledek aku dan Ardan.
"Sana-sana, kasian tuh mas Bobby udah kelaperan."
"Mas tinggal ya, jangan macem-macem." Ucap Mas Wirga-yang terakhir keluar lalu menutup pintu kamar rawat Ardan.
***
"Din, sini....." Ucap Ardan sambil menepuk kursi yang ada disebelah ranjang menggunakan tangan kanannya.
