[1] - Hurted

289 24 20
                                    

Bagaimana angin berhembus, ketika daun-daun enggan tertiup?

Bagaimana bulan akan terbit, ketika Sang Mentari enggan meninggalkan tempatnya?

Keegoisan takkan pernah bisa menyelesaikan masalah, sebagaimana api yang takkan padam jika tidak dimatikan.

Terkadang, kita bertanya pada diri kita sendiri, apakah kita sudah baik untuk semua orang? Tapi ternyata beberapa orang memilih untuk biasa saja dan cenderung melupakan bagaimana cara ia menyakiti orang lain. Terkadang mereka malah seakan tak peduli, atau bahkan menganggap orang yang disakitinya terlalu lemah.

Dia, gadis bernama Lisa yang kini tengah duduk di tepi rooftop sekolahnya sambil menunduk itu mengeluarkan isakan-isakan tangis yang sangat memilukan. Hatinya terasa tidak berwujud lagi, ketika seseorang yang ia pikir begitu berarti malah mematahkan hatinya, nyaris sampai menjadi kepingan-kepingan yang tidak terlihat.

Lisa sangat tidak menyangka, bagaimana cara lelaki itu menyakitinya begitu dalam. Yang Lisa tahu, lelaki itu sangat dekat dengannya, hampir setiap hari mereka bercengkrama.

Saat dirinya menyadari kalau lelaki itu hanya mempermainkannya, ia seakan ditampar amat keras oleh kenyataan. Harusnya, Lisa tahu semua itu hanya mimpi, jikalau dirinya dan Fizha akan bersatu. Tapi Fizha seakan memberikan harapan yang berlebih kepadanya, sehingga Lisa merasa kalau ia akan bisa menempuh semuanya bersama Fizha.

Laki-laki itu terlalu jahat. Meski Lisa tahu, ia masih sangat mengingat bagaimana caranya tersenyum, tertawa, dan menyalurkan kebahagiaan-kebahagiaan yang entah nyata atau tidak adanya bagi Lisa. Lelaki itu terlalu berharga buat Lisa. Ia bahkan tidak bisa menghentikan air matanya kala lelaki itu berperilaku acuh kepadanya.

Ya, Lisa yang selalu ada untuk Fizha, dan Fizha yang datang dan pergi sesuka hatinya.

Lisa masih akan sangat memaklumi kalau saja Fizha tidak memberinya harapan, seakan Lisa bisa memiliki lelaki itu sewaktu-waktu. Yang membuat gadis itu sangat jatuh adalah, bagaimana cara Fizha memberinya rasa nyaman yang sebenarnya palsu. Bagaimana lelaki itu membuatnya merasa spesial, kala sebenarnya Lisa tidak pernah berada di sana.

Kenyataan itu menohok hati Lisa begitu dalam, karena dirinya yang selalu saja kembali meski sudah dijatuhkan berkali-kali. Lisa tahu itu salah, tapi entah bagaimana caranya ia bisa kembali sadar ke dunianya. Bagaimana caranya mengembalikan akal sehatnya yang sudah terrenggut?

oOo

Lisa menatap pantulan tubuhnya yang berada di cermin. Matanya sembab, bekas menangis tadi malam.

Ia betul-betul tidak tahu bagaimana caranya berhenti menangis karena Fizha, lelaki yang terlalu berarti baginya. Lisa merasa dirinya sangat lemah, bahkan di saat seharusnya ia menunjukkan kalau ia kuat seakan semuanya tidak terjadi.

Logika gadis itu mengatakan ia harus benar-benar pergi dari kehidupan laki-laki itu, tapi hatinya seperti enggan melangkah barang sedikitpun.

Hal itu cukup membuat Lisa bingung, bahkan ia tidak tahu mana yang harus ia ikuti, logikanya ataukah hatinya?

Gadis berperawakan tinggi dengan rambut hitam panjangnya itu memilih untuk mengabaikan rasa sakitnya sejenak. Hari ini, ia harus ke sekolah dan mencoba tersenyum seolah-olah ia dalam keadaan yang sangat baik. Padahal, ia berusaha mati-matian untuk menyembunyikan kepiluannya di balik senyum merekah.

Ia merapikan seragamnya, lalu menyampirkan tas gendong berwarna merah bata. Semenjak dua hari yang lalu, orangtuanya berada di luar kota karena ada kepentingan. Dan sialnya, Lisa adalah anak tunggal. Jadi, ia hanya tinggal dengan pembantu di rumahnya saat ini.

Always (Be My Destiny)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang