Hai hai hai! Bonus part lagi nih! Seperti yang sebelumnya aku bakal bikin poem atau semacamnya lah itu, buat selingan cerita aku! Yeay.
Jadi kemarin aku bilang kalau aku lagi UTS, jadi hiatus untuk sementara. Tapi berhubung aku lagi galau (kok jadi curhat sih) :D. Jadi, aku bikin bonus part ini deh.
Oke, daripada banyak basa-basi, mending langsung aja yuk!
oOo
Salahkah bila aku selalu mengharapkan kehadiranmu di sampingku?
Salahkah apabila aku selalu mengharapkan balasan dari perasaan yang aku berikan untukmu?
Salahkah jika mungkin aku berkhayal terlalu tinggi?
Nyatanya, ekspektasiku terlalu jauh dari Sang Realita.
Kamu sangat jauh, jauh sekali untuk kugapai.
Umpamakan saja kamu adalah gunung paling tinggi di dunia, dan aku Sang Pendaki.
Kamu memang indah, dan sangat aku kagumi.
Aku selalu mencoba untuk bisa mencapai puncakmu, namun semakin tinggi aku mendaki, semakin sesak pula yang kurasa.
Semakin tinggi aku berkhayal, semakin sakit pula yang aku rasa ketika aku jatuh.
Mungkin, aku terlalu berharap lebih.
Mungkin juga, kamu bukanlah ekspektasi yang cukup untuk kuraih.
Pada akhirnya, ketakutan-ketakutanku berubah menjadi nyata.
Karena kenyataannya, kamu hanyalah mimpi dan angan yang takkan pernah bisa kugapai.
Meski kupaksa diriku untuk mencapai puncakmu, aku takkan bisa. Aku kehabisan oksigen untuk sekedarnya bernapas, kakiku lelah untuk sedikitnya berpijak, dan aku kehilangan harapanku, asaku, tujuanku.
Mungkin sudah sepantasnya aku berhenti di sini, di persimpangan jalan yang takkan pernah aku tahu ujungnya.
Selamat tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always (Be My Destiny)
Teen FictionAda banyak teka-teki dalam kehidupan. Salah satunya, perasaan. Seseorang bisa saja menyembunyikannya, atau malah memalsukannya. . . [!!!] Mohon tinggalkan jejak, jangan jadi dark readers ya :) terimakasih yang sudah mau menghargai karya saya. [Publi...