2

9 3 0
                                    

Setiap sekolah Arin selalu pergi bersama dengan Seunghwan, karena jalannya searah dengan Arin. Ini hari ke-5 Arin bersekolah, pagi-pagi sekali Seunghwan sudah di depan rumah Arin, sebab ia tahu bahwa Arin selalu bangun kesiangan.
Mereka pergi sekolah sekitar pukul 7.21, menunggu di halte.

"Hari ini bus telat, biasanya sudah ada jam 7.25 sekarang sudah pukul setengah 8" Seunghwan menggerutu kesal

"Sudahlah tak apa, lagi pula sekarang guru kim tak ada, dia sedang keluar kota" Arin berbicara tapi tangannya sibuk dengan handphone.

Saat mereka sudah menaiki bus, Arin sibuk dengan handphonenya, sedangkan Seunghwan melihat jalanan dari jendela bus.

"Ya..ya..ya., lihat itu kakak kelas kita juga kesiangan" Seunghwan menunjuknya dari jendela.

Arin hanya melihatnya sekilas, "ahh... aku tahu, dia bernama Hong donggyun, waahh.. kau lihat dia itu anak seorang Ceo ternama di Korea, tapi dia terlihat tak sombong, biasanya anak orang kaya itu, selalu di antar oleh mobil mewah, tak memakai sepeda seperti dia, benarkan?" Seunghwan berbicara sendiri, Arin tak mendengarkannya sama sekali.

"Sudahlah kau tak mendengarkan ku, tapi ngomong-ngomong keluarga kau bermarga Hong bukan?, apa kalian sedarah?" Seunghwan bertanya.

Kali ini Arin mendengarkan pembicaraan lelaki itu, "aku tak tahu, orangtuaku tak pernah membicarakan hal itu"... "cckk...aku juga masih merasa aneh, kenapa kau tak punya marga yang sama dengan keluargamu"

"Kalau itu.., aku memang bukan anak mereka, bodoh., sudahlah aku masih ingin bermain game"Arin  kembali bermain game, tapi dalam hatinya ia merasa aneh, ia mengingat perkataan ibunya, kalau ia punya keluarga yang sangat kaya, keluarga Arin juga sangat berkecukupan, Ibunya memiliki butik ternama, dan Ayahnya bekerja di perusahaan Kakeknya, Arin tak pernah tahu siapa Kakeknya, Ia baru sembuh dari koma sekitar 1 tahun yang lalu.

Setelah tiba di sekolah, Arin di sambut oleh senyuman dari Nan "kau terlambat 10 menit, oh iya... guru kim tak ada, jadi selama 4 jam kita bebas"

"나 알아, 인마 (aku tahu teman)" Arin dan Seunghwan terkekeh.

***

Disisi lain, seorang namja tingginya 174cm, berkacamata, kawat di gigi membuatnya tampak seperti lelaki kampungan.

Ia berangkat dari rumah mewahnya, mengendarai sepeda, terlihat tergesa-gesa. '홍 동균(Hong donggyun)' name tag itu berada di baju lelaki itu, dia sudah memasuki semester akhir, itu artinya ia harus fokus menghadapi 스능 (ujian nasional).
Saat di jalan melihat tanda 'no entry', ia mengingat tentang kejadian beberapa hari yang lalu, dia hanya tersenyum.

Saat masuk sekolah ia melihat banyak sekali siswa yang di hukum karena terlambat, ia masuk ke lapang.

***

Arin tercengang melihat lelaki berkacamata itu, pasalnya ia belum bilang terimakasih padanya. Lelaki itu berdiri di sampingnya, tanpa tersenyum atau apapun. Tangannya berkeringat 'bagaimana ini?'

"Kau terlambat juga?" Lelaki itu bertanya padanya. Ia menoleh
"Eh??.. umm.. yaaa, soal yang kemarin, terimakasih banyak" lelaki itu hanya tersenyum.

Hukuman itu berakhir pada pukul 12.00. Seunghwan yang sejak tadi berada di belakang Arin, akhirnya berdiri di samping Arin.

"Hai, kau lelah?....waahh, tadi aku hampir pingsan karena kepanasan" katanya lebay.

Arin hanya menggeleng malas, mereka berjalan menuju kelas, ini masih istirahat pertama, Arin menaruh tas dan menuju ke kantin tanpa mengajak temannya.

"Seunghwan-ah, dia kenapa?" Tanya Nan.

"Sejak di hukum tadi, wajahnya seperti kesal. Aku tak tahu kenapa" Seunghwan menggeleng tak paham.
Akhirnya mereke berdua menyusul Arin ke kantin. "Hei.. kenapa kau tak ajak kami?, kamu marah padaku?" Tanya Seunghwan.

"Tidak, aku hanya malu" Arin menunduk, ia enggan melihat ke depan takut-takut ada orang yang ia cari. "Malu kenapa?, karena kau di hukum?... ya ampun." Nan menghela napasnya berat.

Mereka duduk di bangku kantin, dan memesan makanan, dan saat itulah Arin menceritakan hal yang membuatnya risau.

"Bukan, kau tahu hari pertama aku sekolah, aku itu kesiangan karena busnya berbalik arah, dan aku harus berjalan ke sekolah dari cafe kamong". "Ya ampun... itu sangat jauhhh... " Nan mendengarnya tak percaya.

"Dan aku melihat lelaki bersepeda yang memakai seragam sama denganku, kemudian aku ikut menumpang di jok belakang tiba-tiba, di situ aku sangat kacau karena takut terlambat"

"kau sangat nekad" kata Seunghwan sambil meminum soda

"Setelah sampai aku tak mengucapkan salam terimakasih, dan tadi saat aku di hukum, dia berada di sampingku... oh tuhan, ini membuatku malu sekaligus kesal"

"Kau tahu siapa lelaki itu?" Nan bertanya serius. "Aku tak tahu pas--" ia tak melanjutkan pembicaraannya

"Ya..yaa..yaa..., itu orangnya!!" Arin menunjuk lelaki tinggi berkacamata itu. Seunghwan dan Nan menengok ke samping

"Maksudmu donggyun hyung? Dia tadi yang ku tunjuk saat di bus Arin... kau tak melihatnya?" "Dia menuju kesini " Arin mengabaikan kata-kata seunghwan.

"Ayo kita pergi.. aku takut dia kemari.." Arin menarik tangan kedua temannya.

Arin menariknya tanpa melihat ke depan. Ia sangat cepat sampai-sampai 'BRUKK' Arin tertubruk oleh seseorang

"Annyeong hyung" Seunghwan menyapa lelaki yang berada di depan Arin.

"Uhh.. kau, apa yang kau lakukan disini?" Arin terbelalak kaget.


#TBC

The Great LawyersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang