5

6 2 0
                                    


Sudah hampir 2 tahun mereka berteman, tahun-tahun ini mereka akan di sibukkan oleh ujian akhir semester, merekapun sudah jarang sekali bertemu.

Sedangkan Donggyun ia sudah menjadi mahasiswa, dan sudah masuk semester 3.

mereka sudah saling akrab satu sama lain, pertemanannya sangat kuat tak ada keganjalan di antara mereka.

Saat mereka benar-benar meluangkan waktunya, akhirnya mereka berkumpul bersama, akhir-akhir ini mereka punya tempat berkumpul, ibu Donggyun bilang tempat ini sudah tak terpakai, dan akhirnya mereka jadikan rumah itu sebagai basecamp.

"Kau akan masuk jurusan apa, saat menjadi mahasiswa? " Donggyun bertanya pada Seunghwan.

"Entahlah, aku pikir aku akan menjadi atlet " seunghwan menopang dagunya.

"Aku pikir aku ingin menjadi seniman" Nan terkekeh. "Kalau kau Arin, kau ingin menjadi apa?"

Arin masih bingung dengan hal itu, ia merasa tak punya bakat dalam hal apapun. "Menurutku karena kau sering bertingkah laku aneh, kau harus menjadi jaksa atau pengacara " cakap Seunghwan dengan senyum bodohnya.

"Yaaa!!" Nan memukul kepala Seunghwan. "Tak ada hubungannya dengan prilaku dia, bodoh"

Tapi Donggyun mengiyakan saja, sedangkan Arin bimbang dengan pikirannya, "lagipula di keluarga besar kita tak ada yang menjadi pengacara ataupun jaksa, aku pikir itu tak masalah" Donggyun meyakinkan Arin, ia tersenyum manis.

Nan melihatnya dengan tatapan penuh amarah, ia tak tahu kenapa ia harus marah pada Arin 'mereka bersaudara, tapi Donggyun memberi perhatiannya lebih dari seorang paman' batin Nan. Dimatanya Arin hanya gadis biasa, yang beruntung mempunyai paman tampan seperti Donggyun.

***

4 Bulan kemudian...

Besok siang adalah hari kelulusan Angkatan Arin. Mereka bersiap-siap menghadapi hari esok. Pagi ini Arin mendapat pesan dari temannya.

Nan :"Arin ayo kita berbelanja peralatan make-up, eyeliner ku habis"
Arin:"aiisshh... kau baru beli 3 minggu yang lalu "
Nan:"ayolah, aku ingin yang baru"
Arin:"ye..ye..yee.." Rindu tersenyum simpul.

Mereka berada di Mall ternama di Gangnam, Mereka benar-benar membeli peralatan make-up. Nan hanya mengajak Arin, karena ia pikir jika membawa lelaki untuk berbelanja, pasti mereka merengek minta pulang.

Arin mengantar Nan pulang sambil ingin meminjam buku. Ia masuk ke rumah temannya itu, dia melihat banyak sekali penjaga-penjaganya yang berlalu-lalang di rumah itu.

"Ini..., kau benar-benar akan menjadi seorang jaksa?" Nan tiba-tiba muncul.

"Hehehehe, aku lebih suka menjadi pengacara, aku akan mengembalikannya jika kita bertemu oke, bye Nan"

Nan hanya tersenyum'dia memang gadis yang baik, tapi entah kenapa aku tak suka dia dekat-dekat dengan Donggyun' batinnya.

Sekretaris ayahnya mendekat "bukankah itu anak asuhnya Hong hyeji?"
"Eh?" Nan menoleh. "Tidak nona".

'Ttuk..ttukk..tukk...'
Sekretaris itu masuk ke ruangan bossnya "tuan ternyata...".

***

Nan sedang memainkan laptopnya, tiba-tiba ia di panggil oleh sekretaris shin untuk ke ruangan Ayahnya.

"Wae abeoji?! Aku tak mau melakukannya ia temanku satu-satunya" Di rumah itu menjadi sangat ramai dengan teriakkan Nan yang menolak permintaan Ayahnya.

Nan kembali ke kamarnya dengan menangis tersedu-sedu, 'apa yang harus aku lakukan' hatinya sakit.

Nan termenung sambil melihat foto-fotonya bersama teman sejatinya , ia semakin menangis, di hari itu ia sangat sedih.

#TBC

__________________________

Seru gak sihh... aku gugup banget, takut ceritanya gak rame... ntar kali ada kritik &.saran bisa comen yaa ~~^^

The Great LawyersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang