OD2M-1

1.6K 73 72
                                    

Oliv berjengit kesal saat dirinya yang asik menonton film malah diganggu oleh Gio, sahabatnya dari jaman orok. Karna rumahnya yang bersebelahan, Gio dapat kapan saja kerumah oliv, melihat bahwa keluarga keduanya sangat dekat. Begitupun sebaliknya.

"Ganggu mulu sih lo" Oliv menatap Gio tajam, tetapi yang ditatap malah memasang watados yang jelas membuat oliv geram.

Tanpa menghiraukan Oliv yang kesal dengannya, Gio menarik mangkuk popcorn dari tangan Oliv dan langsung melahap popcorn itu tanpa memperdulikan tatapan tajam sahabatnya itu.

"Terserah lo terserah.. abisinnn" Sindir Oliv. Gio hanya melirik oliv datar.

"Oke makasih" Dari pada bertengkar dengan bayi monyet disebelahnya, oliv memilih mengambil pasokan popcornnya didapur.

"ISH GIOO!!! KENAPA FILMNYA DIGANTI" teriak oliv yang baru saja datang dari dapur dengan semangkuk popcorn ukuran jumbo.

"Ish kenapa lo ganti sih. Udah nyampe tengah - tengah juga" oliv mencebik kesal.

"Lo sejak kapan nontonin korea - koreaan gitu? Pemainnya gantengan juga gue" Tanya gio sambil menarik hidung oliv. Membuat oliv meronta ingin dilepaskan.

"Sejak kemaren jamkos dikelas" ucap oliv sambil melahap popcornnya dengan murka.

"Pantesan kemaren anteng sama anak - anak. Biasanya aja udah ngintilin gue dilapangan basket"

"Dih. Siapa juga yang ngintilin lo! Lo tuh yang minta temenin. Karna gue sahabat yang baik, ya gue temenin lah. Gue gak mau ya, gara - gara gue gak mau temenin lo, lo bongkar rahasia gue ke mama. Kayak waktu itu"

"Ini film apaan ?" Tanya Gio sambil mengutak - atik laptop Oliv.

Oliv melirik sekilas ke laptopnya.

"Film korea, bagus. Nonton itu aja deh" oliv merajuk.

"Dih gak...gak...gak. Gue ogah ya ngedengerin bayi gurita mewek - mewek"

"Itu film zombie Gio" Oliv tetap kekeuh. Sebenarnya dia tidak suka dengan hal - hal yang kekorea - koreaan. Tapi akibat Manda yang kemaren memaksanya ikut menonton film korea, yang sudah pasti membuat oliv baper. Tentu saja bagi Oliv yang notabenya cewek baperan langsung ketagihan.

"Zombie nya ada yang cantik gak ?" Tanya gio dengan nada mengintrogasi.

"Cantikan juga gue"

"Dih. Yaudah deh, kali ini gue ngalah" ucap gio terpaksa. Padahal didalam hatinya ia juga penasaran dengan film zombie, yang menurut Oliv itu bagus.

"Nah gitu dong" Oliv memulai filmnya dan langsung mencari posisi paling nyaman.

Oliv menonton film dengan serius. Ekspresinya yang berubah - ubah, membuat Gio gemas melihatnya.

Cup

Gio mencium pipi Oliv sekilas.

"Serius amat"

Oliv yang sadar akan perlakuan gio langsung menatap mata gio dengan tajam.

"Apaan sih lo. Gak usah cium - cium" oliv mengusap - usap pipinya dengan selimut yang menyelimuti badannya.

"Gak usah jaim lo anak gurita. Inget ya, kita pernah tidur bareng" Goda Gio sambil melahap popcorn yang ada di tangan Oliv.

Saat itu, Gio menjemput Oliv dirumahnya untuk mengajaknya berangkat sekolah.

"Gio, tante titip suratnya oliv ya" Mama Oliv menyerahkan amplop kepada Gio.

"Surat apaan tan?"  Tanya Gio.

"Oliv gak masuk. Dia demam"

"Gio ke kamar oliv dulu ya tan. Bentar"  mama oliv mengangguk.

Gio memasuki kamar oliv, yang didominasi warna putih.

Oliv tertidur terbungkus selimut. Gio yang melihatnya merasa khawatir. Apalagi badan oliv yang sangat panas.

"Gio kamu gak berangkat ?" Tanya mama oliv yang tiba - tiba datang sambil membawa bubur dan obat untuk oliv.

"Gio gak sekolah deh tan. Gio nemenin oliv aja"

"Ehh. Kamu harus sekolah gio. Atau kamu gak boleh main sama oliv lagi" ancam mama oliv, yang membuat Gio akhirnya bersekolah dengan sedikit terpaksa.

Sepulang sekolah gio langsung kerumah Oliv. Dia menemani Oliv yang terbaring lemas dikasurnya. Muka oliv pucat. Sampai akhirnya malam tiba. Gio ingin pulang dengan cara melompat balkon kamar oliv yang menghubungkan langsung dengan balkon kamarnya. Namun oliv yang belum bangun sepenuhnya menahan Gio.

"Gio sini aja"

"Udah malem Oliv. Gio mau tidur"

"Tidur sini aja" ucap oliv merengek seperti bayi. Namun matanya masih terpejam. Terlihat matanya yang sedikit berair khas orang sakit.

Akhirnya malam itu Gio tidur seranjang dengan oliv. Orang tua keduanya yang mengetahui itu tidak ambil pusing, toh anak mereka tidak melakukan hal - hal yang diluar batasan.

Gio tersadar dari ingatannya. Ia mendengar suara isakan disampingnya. Siapa lagi kalau bukan oliv.

Oliv sedang menangis terisak sambil memeluk bantal yang sudah basah. Kakinya naik keatas kursi, macam janin dalam kandungan.

"Ish lo kok nangis sih" gio menarik oliv dalam pelukannya.

"I--itu bokap--nya ma--mau digigit z-zom--bie.. Gio" tangis oliv makin pecah saat menceritakan salah satu kejadian didalam film itu. Oliv memang cengeng, dan gampang tersentuh hatinya. Waktu itu, saat Gio jatuh dari pohon. Oliv menangis sampai ber jam - jam. Sedangkan gio yang terjatuh malah biasa saja.

"Udah ah jangan nangis. Cup..cup..cup" gio mengusap air mata Oliv yang tidak kunjung berhenti. Lalu ia mengusap - usap kepala oliv yang masih bersandar didadanya.

"Udah ah. Filmnya gak usah dilanjutin"

"Jangan!" Cegah oliv.

"Gue ogah ya lo nangis mulu"

Namun oliv hanya memeluk erat gio yang menyuapinya popcorn. Sampai akhirnya mata oliv panas karna menangis, dia pun tertidur didalam pelukan gio.

Gio langsung menggendong oliv ke kamar gadis itu. Dan setelah itu melompat balkon untuk lergi kekamarnya.

□□□

Hola!

Cerita baru nih. Vomment ya..

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang