OD2M-11

461 48 81
                                    

Oliv duduk dikantin bersama afifah. Afifah sedang berbicara panjang lebar dengan antusias. Namun oliv, dia malah melamun.

Dihadapannya Nadia dan Ihsan, teman sekelasnya sedang bermesraan.

Oliv membayangkan, bagaimana bila ia diposisi Nadia dan Gio diposisi Ihsan.

Namun itu seperti khayalan yang tidak akan pernah dapat menjadi kenyataan. Nyatanya Gio hanya menganggapnya sahabat, hanya sahabat. Tidak lebih.

"Oliv, lo ngelamun !?" Gertak Afifah membuat lamunan Oliv buyar.

"Enggak" jawab oliv sambil menunjukan senyuman singkat. Fake smile

"Masih jawab enggak ? Lo tuh dalam 5 menit ini udah ngelamun selama 3 kali" 

Oliv tidak menjawabnya.

"Lo kenapa sih lesu? Sakit ?" Oliv menggeleng

"Laper?" Oliv menggeleng lagi.

"Gue tau. Gue ngerti sulit, tapi sekarang lo udah punya Andre bukan ?" Oliv mengangguk singkat.

"Yaudah yuk ke kelas" Ucap Afifah yang disetujui oleh Oliv.

Saat ini di lapangan basket sedang ramai karena ada pertandingan antar kelas.

Tubuh oliv oleng, Ia merasakan sekitarnya berputar. Kepalanya pusing dan berat. Sampai akhirnya ia terjatuh.

Dan semuanya gelap.

"Astaga Oliv!" Pekik Afifah melihat Oliv yang pingsan.

Gio yang sedang bertanding basket teralihkan perhatiannya karena teriakan afifah. Gio langsung membuang bola secara asal dan berlari menghampiri oliv yang terbujur lemah.

Gio membopong oliv tanpa memperdulikan jalannya perlombaan yang ia tinggalkan. Gio berjalan cepat ke UKS agar Oliv dapat cepat ditangani oleh petugas PMR.

Menurutnya oliv lebih penting.

Sesampainya di UKS, Gio langsung meletakkan okiv disalah satu ranjang yang ada. Petugas PMR langsung mengecek kondisi oliv.

Gio mengusap keringat dipelipisnya. Nafasnya terengah - engah. Ia melihat oliv dengan harap - harap cemas.

"Dia pingsan. Kondisi tubuhnya lagi gak sehat, dia kecapekan. Kelihatannya dia lelah dan kurang tidur. Maagnya juga,  dia kayaknya belum makan" ucap salah satu petugas pmr.

"Makasih" ucap Gio singkat.

"Eh bentar. Lo jagain dia bentar ya, gue mau beliin dia makan" tambah gio.

Ia lalu segera berlari kekantin dan membelikan oliv beberapa roti dan minum.

"Makasih ya" ucap gio setelah sampai diUKS. PMR itu hanya mengangguk lalu pergi.

Gio duduk dibangku sebelah ranjang yang ditempati oliv. Punggung tanggannya menyentuh jidat Oliv.

Suhu tubuh oliv panas.

Wajahnya pucat.

Bibirnya kering.

Ada kantung mata dibawah kedua matanya.

"Gue gak ngerti lo kenapa liv. Bukannya lo bahagia udah punya pacar ? Apa lo terpaksa nerima dia ? Tapi kenapa ? Apa lo menderita pacaran sama dia ? Lo bisa cerita ke gue dan gue bakalan selalu ada buat lo. Apa lo nerima Andre karna gue pacaran sama Ghina? Ah gue terlalu berharap ya, lo kan nganggep gue sahabat doang. Lo gak ngerti kalo kemaren malem keadaan gue separah lo. Muka udah mirip zombie, entah kenapa gue gak suka liat lo sama cowok lain. Tapi, gue bukan siapa - siapa lo liv. Gue cuman sahabat lo"

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang