Part 1

2.2K 192 14
                                    

Terlihat seorang gadis kecil yang kira-kira berusia tujuh tahun sedang bermain ayunan seorang diri. Wajahnya terlihat kesal, bibirnya maju beberapa centi. Sesekali dia mengesek gesekan kakinya di pasir yang di pijaknya. Tiba-tiba terlihat seorang anak laki-laki dengan perlahan menghampiri gadis kecil itu dan menutup mata gadis itu dari belakang.

"Tebak siapa aku...?" tanya anak laki-laki itu.

"Emmm... MAKII...!!" seru gadis kecil itu.

Anak laki-laki tadi tertawa cekikikan dan melepaskan tangannya.

"Selamat ulang tahun..." ucap anak yang di sebut Maki. Gadis kecil itu langsung berdiri dan memeluknya. Tapi tiba-tiba Maki merasa bahwa gadis kecil itu menangis di pelukannya.

"Yuki..." ucap maki. Yuki semakin mempererat pelukannya.

Maki membiarkan gadis itu menangis di pelukanya hingga beberapa waktu dan dia hanya bisa menepuk nepuk pundak Yuki. Mungkin karena lelah Yuki kecil menghentikan tangisannya.

"Trimakasih... Maki selalu ingat hari ulang tahun Yuki" ucap Yuki masih sedikit terisak.

Maki menghapus sisa air mata di pipi gembil Yuki.

"Yuki sedih karna orang tua yuki tidak ada di rumah ya?"

Yuki mengangguk. "Mereka lupa lagi kalo hari ini ulang tahun Yuki. Padahal Yuki udah pakek baju bagus. Tapi mereka malah pergi ninggalin Yuki" curhat Yuki yang akan kembali terisak.

"Yuki jangan sedih ya... kata mama Maki, kalo orang tua Yuki itu kerja nyari uang buat Yuki. Maki janji Maki gak akan ngelupain ulang tahun Yuki dan bakal ngerayain sama Yuki setiap tahun" janji Maki.

Yuki menatap Maki. "Janji"

"Janji" Maki mengeluarkan kelingkingnya yang di sambut Yuki dengan menautkan kelingkingnya ke kelingking Maki. Yuki tersenyum melihat kedua kelingking yang saling bertautan itu. Maki yang melihat Yuki tersenyum ikut tersenyum. Lalu Maki mengeluarkaan sebuah kotak kecil berwarna pink.

"Ini kado buat Yuki" Yuki melepaskan tangannya dan menerima kado itu. Perlahan lahan di bukanya kotak kado itu dan mendapati sebuah kalung dengan bandul yang sedikit aneh. Seperti matahari tapi hanya separuh.

"Maki kemarin minta mama membelikan kalung ini. Satu buat Yuki yang satu buat Maki" jelas Maki sembari mengeluarkan kalung yang di pakainya. "Kalo di satuin akan jadi matahari. Kata mama, Maki sama Yuki gak akan terpisah" lanjut Maki yang menyatukan liontin itu sehingga membentuk matahari. Yuki yang melihat itu sangat senang dan tersenyum lebar.

"Yeee... Yuki sama Maki gak akan pisah untuk selamanyaaaa...." Seru Yuki senang.

Maki memakaikan kalung itu ke Yuki sebelum mereka beranjak meninggalkan taman dengan tangan yang saling bergandengan.

***

"Maki ayo..." seorang gadis menarik tangan pria yang berjalan dengan malas.

"Oh ayolah... ini masih terlalu pagi" balas pria yang di pangil Maki itu.

"Tapi gue pengen duduk di depan" rajuk gadis itu sembari menatap Maki dengan memelas. Pria yang di sebut maki itu memutar bola matanya.

"Oke..." ucapnya akhirnya.

"Yeee...!!" seru gadis itu senang.

Hari ini adalah hari pertama mereka benar-benar menjadi mahasiswa setelah menjalani OSPEK beberapa hari yang lalu di kampus UI. Yuki dan Maki terdaftar di Fakultas Teknik dengan jurusan Arsitektur Interior. Keduanya mengambil jurusan yang sama karna keduanya sama-sama menyukai desain interior.

Yuki yang berjalan dengan penuh semangat tak begitu memperhatikan jalan di depannya hingga dia menubruk sesuatu, atau lebih tepatnya seseorang hingga tubuh Yukilah yang sedikit terpental ke belakang. Maki yang melihat itu sedera menopang tubuh Yuki agar tidak jatuh. Yuki dan Maki segera menatap orang yang masih berdiri tegak tampa bergeser seincipun setelah tertabrak Yuki. Seorang pria berkulit putih yang cukup tinggi dengan hem warna merah hati dan celana jin hitam. Yuki yang mengenali siapa pria itu segera menundukan kepalanya dan minta maaf.

"Maaf kak... aku bener-bener gak sengaja?" ucap Yuki takut-takut.

Sesaat pria itu menatap Yuki lalu beralih pada Maki, dan tanpa mengucapkan apapun pria itu beranjak pergi dari hadapan keduanya.

"Apa-apaann tu cowok...?" gumam Maki yang menatap ke pergian pria tadi.

"Mati gue... kalo dia bales dendam sama gue gimana nih?" tanya Yuki pelan, entah pada dirinya sendiri atau pada Maki yang ada di sampingnya.

"Ya elah Ki... kalo dia berani macem-macem ma loe, gue bakal hajar tu cowok"

"Tapi... loe tau kan siapa dia? Dia itu kak Al... kakak panitia ospek kemarin. Gimana sadisnya dia loe masih inget kan" Yuki membayangkan ospek kemarin saat ada seorang maba yang gak pakek atribut langsung di bentak dan di suruh lari lapangan basket 20x.

"Hemmm... "

"Loe kok malah tenang gitu, loe gak kasihan ma gue?"

"Terus gue mesti gimana? Nyamperin dia sambil ngancam gak boleh macem-macem ma loe... yang ada gue di laporin ke kantor polisi atas penuduhan pengancaman" ucap Maki lebai.

Yuki memajugan bibirnya kesal.

"Udah ah katanya mau buruan ke kelas biar dapet kursi paling depan..." ucap Maki sembari menarik tangan Yuki untuk melanjutkan jalan mereka menuju kelas. Tanpa mereka sadari seseorang sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya. Dan orang itupun meninggalkan tempatnya setelah melihat Yuki dan Maki semakin menjauh.

***

Masih dikit banget... sengaja cuman mau perkenalan pemain aja. Semoga kalian juga bakal suka cerita ini.

makasih yang buat yang udah baca ^-^

LOVE - ARTI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang