part 12

898 142 28
                                    

Yuki terpaku di depan pintu. Matanya masih menatap kearah dalam. Dengan perlahan kakinya masuk ke sana. Di hampirinya kasur yang penuh tumpukan kado di atasnya. Yuki mengambil satu kado dengan tulisan ULANG TAHUN YUKI 21, lalu dia mengambil kado yang lain dengan tulisan ULANG TAHUN YUKI 23 lalu 24. Yuki mengerutkan halisnya heran karna setiap kado ada tulisan yang sama tapi dengan angka yang berbeda. Di letakkannya kembali kado itu saat matanya menatap sebuah surat berwarna pink tanpa tulisan apapun di atasnya. Dengan segera di bukanya surat itu.


Selamat ulang tahun yuki ku yang imut dan cantik.

Semoga kamu panjang umur selalu.

Saat kamu udah baca surat ini, berarti aku udah gak ada di samping kamu. Tapi di manapun aku berada, percayalah aku selalu mengawasimu di mana pun kamu berada. Maaf aku gak bisa nepatin janji aku buat nemenin kamu setiap tahun di hari ulang tahun kamu. Tapi aku yakin saat ini ada seseorang yang sangat sayang sama kamu lagi di samping kamu.

Jadi aku berdoa semoga di ulang tahun kamu yang ke 20 ini kamu selalu bahagia dan gak pernah merasa kesepian lagi.

Yuki... aku sayang banget sama kamu. Dan aku sangat bahagia pernah menjadi bagian dari hidup kamu.

Jangan menyesali apa yang telah terjadi, andai aku di beri pilihan lain akupun ingin hidup lebih lama untuk selalu bersamamu.

Yuki... berjanjilah tetap tersenyum apapun yang terjadi dan jangan menangis lagi...


Seolah badannya tak punya tenaga lagi, Yuki hanya bisa terduduk di tempatnya sembari menangis sesenggukan. Kak Lecsia menghampirinya dan memeluk tubuh Yuki. Dia pun telah menangis sedari tadi.

"Ini semua adalah kado yang di siapin Maxime jika dia pergi ninggalin kamu. Dia nyuruh kakak buat ngasih kado ini setiap tahun sesuai usia kamu" ujar kak Lecsia membuat Yuki semakin menangis sesenggukan.

"Sekarang Maki ada di mana kak?"

"Dia ada di Rumah Sakit. Aku udah bujuk dia untuk perobat ke luar negri tapi dia gak mau"

Yuki yang mendengar itu segera berdiri. Dia harus segera menemui Maxime. Saat dia akan keluar dari kamar Maxime langkahnya kembali terhenti saat melihat Al ternyata masih ada di depan pintu.

"A... aku..."

Al mengangguk. "Pergilah..." ujar Al bergeser ke samping agar Yuki bisa keluar.

"Terimakasih" ucap Yuki sebelum berlari menjauh.


Yuki berlari di sepanjang koridor rumah sakit. Pikirannya saat ini hanya Maxime, maxime dan Maxime. Saat melihat kamar dengan nomer 245 segera di bukanya pintu kamar itu. Tapi tak ada apapun di sana. Yuki kembali ke luar.

"Maaf suster... pasien yang ada di kamar ini sekarang ada di mana?" tanya Yuki saat berpapasan dengan seorang perawat.

"Biasanya dia sering jalan-jalan ke taman rumah sakit. Coba aja mbak nyari kesana" jawab suster itu sembari menunjuk arah taman rumah sakit.

Setelah mengucapkan terimakasih Yuki dengan cepat menuju taman. Matanya menatap setiap penjuru taman. Kakinya tak berhenti bergerak mencari ke beradaan Maxime, hingga pandangannya jatuh pada seorang pria yang tengah duduk dengan tenang di bawah pohon, matanya terpejam seolah menikmati angin yang menyentuh lembut wajahnya. Dengan perlahan Yuki melangkah mendekati pria itu, sangat perlahan hingga Maxime tak menyadari ke datanggan Yuki. Cukup lama Yuki berdiri di depan Maxime dengan diam. Air matanya terus mengalir, hingga semakin deras dan sebuah isakan keluar dari bibir Yuki hingga mengejutkan Maxime. Keterkejutan Maxime semakin bertambah saat mengetahui Yuki telah berdiri di depannya bahkan dengan wajah yang sangat sembab penuh dengan air mata.

LOVE - ARTI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang