Part 9

499 129 8
                                    

"Hal kedua yang harus loe lakuin adalah buat dia tau kalo loe itu perhatian sama dia" ucap Maxime sembari merangkul pundak Al. Ni anak emang adik kelas yang songong ya...

"Caranya??"

Maxime memutar bola matanya bosan. Dia pun langsung mendekatkan mulutnya kearah telinga al dan membisikan sesuatu.

"Gitu aja??" Al tampak tak percaya dengan apa yang di ucapkan Maxim.

"Terus maunya gimana? Masak loe langsung genggam tangannya" Maxime menghadap al sambil meraktekin genggam tangan Al "Dan bilang I love you"

"Astagaa..." Al dan Maxime yang saling berhadapan langsung memalingkan wajahnya menghadap sumber suara. Dan entah kenapa keberuntangan selalu berpihak pada gadis berhijab ini.

"Angep aja aku gak lihat apa-apa" ucap Fathin yang langsung melangkah pergi. Keduanya langsung kembali menatap tangan mereka yang saling bertautan. Dengan cepat mereka melepaskan genggamannya.

" Kenapa selalu ada dia di saat yang tidak tepat" keluh Maxime. "Udah... yang ini biar gue yang urus. Loe buruan temuin Yuki di kantin" lanjut Maxime sebelum melangkah mengejar Fathin. Al pun menganguk sebelum melangkahkan kakinya ke kantin.

Al menuju meja Yuki dan meletakan susu kotak rasa strawberry dan roti rasa keju. Yuki yang sedikit terkejut menengadahkan kepalanya dan bertambah terkejut mendapati Al di sana. Setahunya hanya Maxime yang tau dia suka susu strawberry.

"Masih ada waktu 30menit sebelum kamu masuk kelaskan, mendingan kamu makan dulu roti ini" ucap Al sembari duduk di sebelah Yuki.

"Makasih kak... habis ngerjain tugas ini aku makan. Lagian aku juga lagi nungguin Maki"

"Aku tadi ketemu Maxime, katanya dia mau nemuin Fathin"

"Ooo..." Yuki tersenyum kecil berusaha menutupi sakit hatinya.

"Sini aku ajarin..." Al pun meraih buku di hadapan Yuki. Dan beberapa menit kemudian keduanya nampak fokus membahas tentang tugas yang di kerjakan Yuki.

Ternyata Maxime tidak mengejar Fathin dan malah melangkahkan kakinya menjauh menuju taman belakang. Di rebahkannya tubuhnya di salah satu kursi panjang di sana. Tanpa dia sadari botol obat yang dia simpan di dalam jaketnya terjatuh dan mengelinding kearah seseorang yang sedang berbincang dengan seekor kucing. Gadis itu memungut botol yang berada di sebelah kakinya. Matanya sedikit mengeryit, dan diapun mulai mengedarkan pandangannya mencari sosok siapakah kiranya yang menjatuhkan botol itu. Tapi di sana yang dia lihat hanya ada satu orang yang tengh rebahan di atas bangku.

"Kau menjatuhkan sesuatu..."

Maxime membuka matanya. "Fathin...?"

"Entah kenapa kita sering banget ketemu ya... bahkan di saat yang seharusnya aku gak lihat"

Maxime tertawa kecil. "Maksud loe gue sama Al...? kita cuman temen doang kok"

"Lebih dari temen juga gak ada yang tau. Oiya ini punya kamu?"

Fathin memperlihatkan botol yang dia temukan tadi, maxime sedikit terbelalak dan segera menyahut botol itu tapi gagal, fathin tertalu cepat mengenggamnya dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya. Maxime mendudukan tubuhnya.

"Bener itu punya gue" Maxime menengadahkan tangannya.

"Kamu sakit kangker apa?" tanya Fathin hati-hati. Tapi tetap membuat Maxime terkejut.

"Itu... itu.."

"Aku tau banget lagi ini obat apa, kakakku juga meminumnya saat dia masih hidup" Fathin duduk di samping Maxime.

LOVE - ARTI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang