Hujan deras mengguyur kota Jakarta. Hujan adalah sebuah anugrah dari Tuhan yang diturunkan ke bumi. Tapi , tidak semua orang menyukai hujan. Mungkin , ada berbagai kenangan pahit yang dirasakan mereka saat hujan datang. Takdir yang tidak sengaja datang membuat orang itu membenci atau mencintai sesuatu hal. Tidak ada yang bisa menebak takdir kita sendiri bukan?
Laki – laki ini salah satu dari sekian banyak orang yang membenci hujan karena kenangan pahitnya selalu ada saat hujan datang. Laki-laki itu pada akhirnya memutuskan untuk menghentikan hidupnya dibawah guyuran hujan deras disambut petir tersebut. Sudah berapa lama ia berdiri di bawah guyuran hujan ini hingga dia merasa lemah tidak berdaya tetapi dia masih belum merasakan jantungnya berhenti.
" Woi, kalau lo mau mati bukan gini caranya. Tuh di gedung tinggi sana loncat baru lo mati." Ucap seseorang yang menatapnya sinis dan menunjuk ke arah gedung pencakar langit. Laki-laki ini menoleh menatap mata hijau gadis perempuan itu.
" Hujan gabisa membunuh lo yang ada orang disini lo bikin susah karena aktifitas bego lo yang berdiri ngehalangin jalan." Ucap gadis itu lagi sambil melemparkan jaket abu-abu yang bertuliskan " Grey" tersebut. Lalu gadis itu lari menerobos hujan tanpa menghiraukan pandangan laki-laki itu padanya. Laki-laki itu tersadar karena ucapan gadis itu. Dan detik itu juga dia berlalu dari hujan menuju rumahnya sambil melepas bajunya yang basah lalu mengenakan hoodie gadis itu. Laki-laki itu hanya tersenyum perih menatap hoodie gadis itu. Ucapan gadis itu menyentakkan hatinya. Dia tidak seharusnya menjadi bego gini dengan mencoba bunuh diri dibawah guyuran hujan deras itu tidak membuahkan hasil sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey
Teen FictionSemua terasa abu-abu. Kehidupannya, maupun perasaan hatinya. Tidak ada yang menarik untuk diceritakan. Hingga mata abu-abu nya menatap mata hijau yang menatapnya dengan sinis. Seorang Gadis berkuncir kuda dengan mata hijau yang membuat kehidupan abu...