Sudah seminggu Adara dan Grey resmi berpacaran. Sudah seminggu, adara yang masih status kelas 11 itu mendapati banyak haters. Maupun cacian, makian, dan sebagainya di instagram, line, maupun surat kaleng yang memenuhi laci mejanya. Grey yang mengetahui itu, hanya bilang ke adara bahwa mereka semua itu hanya lah iri, gausah dimasukin kehati. Adara pun mengangguk. Grey juga semakin protektif kepada adara. Tanpa adara ketahui, dia sempat mengancam semua siswa dan siswi disini siapa pun yang mengirim surat kaleng atau bahkan melakukan pembullyan terhadap adara akan langsung berhadapan dengannya. Grey bahkan sudah mendatangi beberapa siswi yang mengirimnya dan siswi tersebut meminta maaf kepada grey karena ketakutan melihat wajah marah milik grey.
" Adara, lo gapapa?" tanya vio ketika melihat adara membersihkan lacinya dari surat-surat haters. Adara mengangguk menandakan dia sudah terbiasa dengan ini. Viola tersenyum lalu duduk di sebelah sahabatnya itu.
" Vi, emang gue salah ya suka sama grey?" ucap adara. Viola menggeleng tegas menandakan adara tidak salah sama sekali. Hei , hati mana ada yang bisa memaksakan bukan?
" Lo gak salah sama sekali" ucap seseorang di sampingnya. Adara menoleh mendapati grey sedang tersenyum kearahnya. Adara pun menunduk karena malu. Malu karena pertanyaannya didengar oleh grey.
" Yang ada gue yang salah" ucap grey lagi. Adara mendongak terkejut karena pernyataan grey. Oh Tuhan, hatinya seakan teriris mendengar pernyataan itu.
" Salah kenapa? Oh gue tau lo salah ya suka sama gue dan sekarang lo nyesel kan?" ucap adara lalu pergi meninggalkannya.
" Gue salah karena gue gak dari dulu nyari lo." teriak grey yang membuat adara berhenti dan menoleh kearahnya. Banyak siswa dan siswi disini juga menoleh dan meninggalkan aktivitasnya untuk melihat apa yang terjadi disini.
" Dan Gue Salah kenapa gue gatau ada bidadari secantik ini di samping gue." ucap grey membuat adara menunduk menyembunyikan rona merah dari pipi nya. Siswa dan siswi yang tadi menonton adegan ini langsung berteriak heboh. Ada pula yang salting padahal kata-kata itu jelas bukan untuk dirinya. Termasuk, Vio yang melihat betapa manisnya grey memperlakukan adara itu langsung keselek aqua yang dia minum.
" Eh vio, lo gapapa?" tanya adara khawatir sambil menepuk punggung vio. Selesai acara batuk-batuk vio langsung nyengir. Dan vio bilang kalau grey terlalu manis makanya dia tadi keselek minuman. Grey geleng-geleng melihat tingkah laku kedua sahabat itu. Sedangkan adara hanya menoyor kepala viola. Bel masukan berbunyi, satu persatu siswa-siswi yang menonton pada meninggalkan mereka.
" Gue balik ke kelas ya? Lo belajar yang bener. Nanti pulangan, pulang sama gue aja" ucap grey pamit, mengacak rambut adara dan tersenyum ke vio. Adara tersenyum sendiri mengingat kejadian yang sangat romantis itu.
" Yuk, balik ke kelas. Jangan senyum-senyum sendiri napa. Serasa jalan sama orgil aja guenya." canda vio. adara yang mendengar itu langsung berlari memukul tangan vio. Kemudian, mereka tertawa bersama memasuki kelas mereka.
***
Suasana café ini ramai pengunjung untuk sekedar bersantai minum kopi atau bubble. Rata-rata pengunjung nya merupakan siswa sekolah karena café ini menjual aneka minuman dan makanan lezat dengan harga sesuai dengan kantong pelajar. Desaign cafe ini sengaja didesaign untuk remaja. Ada photobooth disana dengan ruangan khusus dan property menarik yang bisa digunakan untuk berfoto. Selain itu, Di lantai 2 cafe ini di desaign dengan ruangan sunyi serta terdapat kaca-kaca untuk melihat keluar ruangan. Mungkin untuk melihat langit dari tingkat cafe ini. Atau mungkin hanya digunakan untuk membaca atau menenangkan diri di lantai 2 ini.
Adara dan Grey mampir ke café ini semenjak bel pulang sekolah dibunyikan. Tadinya grey ingin langsung mengajak adara pulang tetapi adara merengek meminta mampir ke café ini untuk membeli ice chocolate. Grey yang tidak tahan melihat wajah puppy eyes milik adara langsung memutar motor nya menuju café ini yang tidak jauh dari sekolahan. Begitu sampai di café ini, adara dengan semangat menarik tangan grey untuk mengantri. Adara memesan ice chocolate dengan taburan coklat diatasnya dan whipped cream. Sedangkan, grey memesan coffee latte. Katanya grey lebih menyukai coffee dibandingkan coklat. Grey akhirnya membayar minuman ini sebelum terjadi perdebatan antara adara yang ingin membayar sedangkan grey sudah mengeluarkan uangnya. Kasirnya tadi sempat tersenyum dan berkata " Jadi ingat masa muda" . Dan akhirnya kasirnya yang kebetulan pemilik toko itu memberi mereka gratis satu cheese cake. Setelah adara berterimakasih, Grey mengajak adara untuk duduk dikursi pojokan.
" Grey ini ice chocolate enak banget. Mau coba?" ucap adara. Grey sempat menggeleng tapi adara memaksanya. Akhirnya Grey menyedot ice chocolate milik adara dan memejamkan mata seakan merasakan betapa nikmat nya ice chocolate yang dikatakan adara itu. Adara tertawa kecil melihat ekspresi grey.
" Enak kan?" tanya adara dengan penuh minat. Grey mengangguk kecil dan tersenyum. Adara bertepuk tangan senang karena grey menyukai ice chocolate nya.
" Es ini bikin segerin otak gue tau gak, masa tadi si pak beri beri itu ngasih tugas banyak banget seabrek. Ga mikir apa kita sekolah bukan hanya belajar pelajarannya aja. Kesal ih" oceh adara. Adara terus mengoceh menjelaskan berbagai macam aktifitasnya yang dia lakukan disekolah tadi. Mulai dari pak beri memberi tugas hingga vio disuruh keluar kelas sama pak gaga.
Ini sudah kebiasaan adara yang selalu menceritakan aktifitasnya, mencurahkan seluruh kekesalannya pada bapak, ibu guru, maupun teman temannya disekolah kepada grey. Dan yang grey lakukan hanyalah mengamati dan mendengarkan ocehan adara. Grey tidak pernah bosan untuk mendengar adara bercerita karena menurutnya ekspresi adara yang berubah-rubah saat bercerita itu membuatnya tertarik dan ingin mendengarkan cerita adara lebih lanjut. Walaupun , sepenuhnya grey tidak mendengarkan cerita itu. Dia selalu puas melihat wajah adara yang semakin hari semakin menggemaskan. Grey bahkan betah sehari penuh mendengarkan cerita asalkan adara yang bercerita.
" Oh Tuhan, Aku ingin terus bersamanya. Izinkan aku untuk menikmati waktu ini sejenak bersamanya. Biarkanlah aku menikmati canda dan tawa nya agar terekam dalam memori ingatanku ini."
Grey Nata Leon
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey
Teen FictionSemua terasa abu-abu. Kehidupannya, maupun perasaan hatinya. Tidak ada yang menarik untuk diceritakan. Hingga mata abu-abu nya menatap mata hijau yang menatapnya dengan sinis. Seorang Gadis berkuncir kuda dengan mata hijau yang membuat kehidupan abu...