Chap 6 : Kembali dari Awal

32 4 0
                                    

17 Feb, 2017.

"Hmm... kau sudah kembali, ya?" sambil menepuk-nepuk pundakku, ucapnya bercanda. "Padahal aku berharap kalau kau masih di rumah sakit, setidaknya satu hari lagi."

Jadi begitu, ya? Dia tidak ingin aku masuk sekolah. Orang yang duduk di belakangku ini sebenarnya temanku atau bukan, sih?

Karena ucapannya yang membuatku kesal, rasa kantukku akibat tidak tidur semalaman menghilang. Aku mencari tasku semalaman, tapi tidak menemukannya. Akhirnya, aku berangkat ke sekolah tanpa membawa tas, berharap orang yang bertanggung jawab segera menemuiku.

Aku duduk di kursiku.

"Restu," aku menyebut namanya. "Kau tahu, di mana dia sekarang?" aku menyipitkan mataku sambil menahan kesal.

"White?" Restu menggelengkan kepalanya, "tidak tahu." Restu mengalihkan pandangannya ke orang yang duduk di depanku. "Tiara, kau tahu di mana White?"

Gadis yang sedang duduk di depan kursiku sibuk mendengarkan lagu menggunakan headsetnya sambil menatap layar ponselnya. Dia mengabaikan kami berdua yang sedang berbicara. Ini sudah menjadi kebiasaannya.

"Sion, tampar gadis yang ada di depanmu itu! Buat dia sadar kalau dia itu hidup di dunia yang sama dengan kita!"

Sebenarnya saja,aku tahu Tiara mendengarkan obrolan kita berdua. Namun, merasa diabaikan tetap membuatku sedikit kesal.

Restu bangun dari kursinya. Berjalan ke tempat Tiara.

"Tiiaa—"

Sebelum Restu berteriak di depannya, Tiara sudah membungkam mulut Restu dengan keras. Matanya tajam terlihat seperti orang yang sedang tidak ingin diganggu. Bungkamannya semakin keras, membuat Restu tak berdaya.

"Tiara, kau tahu di mana White?"

"Jika dia tidak ada di sini, sudah pasti dia bolos, kan?"

"White mungkin bolos. Tapi, dia seharusnya masih ada di sekitar sekolah."

Tiara melepaskan tangannya dari Restu.

"Tidak... aku tidak tahu," jawabnya tidak tertarik.

Biasanya kami berempat selalu berkumpul bersama-sama, tapi hanya White saja yang sering bolos pelajaran.

"Bukankah akhir-akhir dia sering bolos," ucap Restu yang terlihat sedikit terganggu. Tingkahnya kelihatan santai.

"Huh...? Sering? Apa maksudnya itu?"

"Saat kau di rumah sakit, White tidak pernah muncul ke sekolah. Padahal biasanya dia hanya bolos di pelajaran tertentu saja," ucap Tiara yang pandangannya masih tertuju pada layar ponselnya. Dengan menyebut namaku seperti itu, secara tidak langsung dia mengatakan kalau aku adalah penyababnya. "Kenapa kau mencarinya, Sion?" tanya Tiara.

"Tasku sepertinya ada pada White!"

"Pantas saja, aku merasa ada yang aneh. Untuk apa kau datang ke sekolah, jika tidak bawa tas?" tanya Tiara mengutarakan pendapatnya.

Yah, aku datang ke sekolah untuk mencari tasku. Hmm...

"Sion, soal tasmu itu," sambil memalingkan wajahnya, Restu menahan tawa kecilnya. Dia melanjutkan kata-katanya, "sebenarnya ada padaku."

"Hah... kau! Kenapa bisa ada padamu?"

"Yah, karena White ada urusan, dia memberikan tasmu padaku."

Untuk sesaat, aku merasa ada yang aneh. "Lalu, tasku ada di mana sekarang?"

Wajahnya menunjukan ekspresi bersalah. "Ada di rumahku. Yah, kukira kau akan masuk ke sekolah besok. Kau tahu, jika aku membawanya sekarang dan kau tidak ada, bukankah akan jadi sangat merepotkan?"

My Final TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang