Cold

784 118 37
                                    

Bayangan tentang suatu yang tak pernah di bayangkan sebelumnya terus menghantui pikiran. Kejadian yang sama sekali tak pernah Ia harapkan akan terjadi di hidupnya.

Bad things, mengalun syahdu di kedua daun telinga So hyun yang di sesaki earphone. Sesekali Ia ikut bersenandung mengikuti irama musik lembut favoritnya.

"Kau tidak apa-apa?"

So hyun masih mengingat betul suara khas dari Sehun. Suara yang sejak semalam melayang-layang memenuhi pikirannya. So hyun memang tak pandai dengan hal yang berhubungan dengan cinta. Ia meyakini apa yang dirasakannya saat ini bukanlah rasa cinta yang banyak orang sering katakan. Ini hanya karena dia tidak terbiasa mendengar suara bass seorang pria dari jarak dekat beberapa inci saja. Jadi dia merasa terkesan.

Siang ini So hyun sudah ada jadwal untuk kerja kelompok dengan Kai.
Sangat aneh rasanya. So hyun merasa akan menemui banyak kesulitan satu kelompok dengan Kai.

Setelah beberapa menit duduk di kursi kafe ada seorang pelayan yang menghampirinya.
"Selamat siang. Anda bisa memesan minuman disana." Ujar sang pelayan sembari menunjuk bar yang sudah di tunggu pelayan lain.
"Aku sedang menunggu temanku." Respon So hyun datar.

Ia mengambil ponselnya dari tas putih yang Ia bawa.

Line
Kai : Apa kita perlu kerja kelompok?
So hyun : Entahlah
Kai : Kudengar kau tak begitu suka
So hyun : Jangan sok tau
So hyun : Jika kau tak suka satu kelompok denganku, aku bisa mengerjakannya sendiri.
Kai : Lalu akan mendapat nilai E ?
So hyun : 💩
Kai : Rabit's cafe. Kurasa itu cocok.
So hyun : Cocok apa?
Kai : Membuat video porno
So hyun : 💩
So hyun : Jam 11. On time please
Kai : Wah rupanya kau sangat antusias membuat video porno denganku
So hyun : Bagaimana kau tau nomorku
Kai : Dari Sehun.
*Read

So hyun tersenyum tipis saat menscrol percakapannya dengan Kai tadi. Ia mulai berspekulasi sangat luas bagaimana Sehun punya nomornya. Mungkinkah Sehun lebih tau tentangnya? Dan entah kenapa Ia juga merasa senang akan hal itu.

*kring

Bel yang tergantung di bibir pintu langsung berbunyi saat ada sesorang yang masuk. So hyun mengamati Kai yang masih membeku di bibir pintu mengelap mantel hitamnya yang sedikit basah karena gerimis di luar.

"Sudah lama?"
So hyun hanya mengangguk.
Kai melihat ke meja dan belum ada makanan apapun di sana.
"Aku akan pesan dulu."

"Oreo Chocolate 1."
Ujar Kai kepada sang pelayan.
"Lagi?"

"Haish aku tak menanyakan apa minuman favoritnya lagi. Bahkan aku bertanya pun tak akan ada gunanya." Gerutu Kai lirih. Hingga membuat sang pelayan menunggu.

"Mango float?"
"Mango float." Ujar sang pelayan meyakinkan.
"Sebentar sebentar apa menurutmu dia menyukainya? Banana float?"
"Kau yakin dengan pesanan yang ini?"
"Entahlah. Menurutmu dia suka apa?" Kai meminta bantuan pelayan untuk menebak minuman yang cocok untuk So hyun.
"Kenapa anda tidak tanya langsung?"
"Ini sulit. Dia tidak bisa bicara." Kai mengacak-acak rambutnya karena mulai frustasi.
"Kenapa?"
"Kenapa kau banyak bertanya?" Kai mulai kesal.
"Oreo vanila. Biasanya semua orang akan suka."

Reason Why I Can't Love You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang