Move on?

379 58 30
                                    

Ruangan kelas bukan tepat mengasyikan lagi untuk Sehun. Saat biasanya dia bermain lirak lirik mata dengan So hyun namun sekarang tak ada siapapun yg bisa mengisi kemalasannya saat pelajaran.

Ia berdiri di rooftop mengingat kejadian pada hari itu, saat tanpa sengaja Ia mencaci maki So hyun karena tindakan gilanya. Sebenarnya Sehun pun tak bermaksud melukai hati So hyun hanya saja dia khawatir jika orang lain terlalu banyak membicarakan keburukan So hyun.

Bahkan ke pindahannya yang mendadak masih menjadi perbincangan hangat. Isu yang paling gencar adalah tentang perseteruannya dengan Irene.

Ingin rasanya Sehun menyumpeli semua mulut orang yang sok tau. Bilang So hyun gila lah, gadis aneh, psikopat dan julukan buruk lainnya. Tapi itu tak ada gunanya, karena terlalu banyak mulut yang berkoar sana kemari.

"Hm dia pasti ganti nomor." Gerutu Sehun kesal. Sejak semalam, pagi haru hingga kini Ia masih berusaha untuk menghubungi So hyun. Sekedar mendengar suaranya, dan tak akan memaksa dia untuk memberikan penjelasan dengan apa yang terjadi.

Namun Berkali-kali juga Ia merasa frustasi saat tak ada hasil apapun yang di dapat. Dia kecewa, marah bahkan ingin mengumpat sekasar mungkin kali saja akan membuat emosinya menurun.

Dibilang rindu memang belum terlalu rindu. Karena terhitung baru dua hari So hyun pindah. Hanya saja ada celah kosong di hidupnya yang kemudian menjadi hampa.

"Seharusnya aku melakukan banyak hal denganmu. Kupikir kita belum pernah nonton bareng? Kencan romantis? Aaish aku memang sangat buruk." Desis Sehun sembari terus menunjukan rasa menyesalnya.

"Huh sama sekali gak ada momen indah yang patut di kenang." Pikirannya terus bernostalgia tentang aktivitas yang pernah di lakukan. Sehun pun merasa kesal sendiri karena tak ada hal apapun yang istimewa.

"Seharusnya aku belajar menjadi cowok romantis. Apa So hyun pergi karena aku gak romantis ya?"

Sehun sontak menoleh saat pintu rooftop terbuka, wajahnya berubah kecewa.

"Kau pasti berharap So hyun kan?" Goda Kai, lalu memberikan sebotol cola untuk Sehun.

"Enggak. Tidak terpikir sama sekali." Elak Sehun. Ia lantas melangkah mendekati Kai yang sudah duduk di bangku kayu.

"Tapi wajahmu berubah saat melihat aku yang datang." Cerca Kai lagi.
"Aku malas melihat wajahmu." Sehun mulai lagi dengan cemoohan untuk Kai.

"Ini sangat lama ya?" Ujar Sehun lirih, Ia menoleh sebentar menatap lamat-lamat wajah Kai dari samping.
"Lama apanya?" Respon Kai tak mengerti.
"Sudah lama gak duduk bareng, bercanda, ps bareng, tidur bareng, gila bareng. Kau gak rindu?"

Bukannya terharu Kai malah menunjukan wajah jijiknya. Ia merasakan bulu kuduknya merinding seketika.

"Kau kerasukan?" Tanya Kai konyol. Ia terus menggoncang tubuh Sehun dengan maksud agar roh jahat segera enyah dari tubuh Sehun.

"Yak kau gila? Aku baik baik saja bodoh." Teriak Sehun.
"Tapi aku ketakutan mendengar ucapanmu."

Tak berlama lagi Sehun langsung menjitak kepala Kai, menjepit kepalanya diantara lengan bawah alias ketiak Sehun. Tak peduli dengan jeritan Kai yang meronta ronta minta tolong.

"Aku kangen bodoh." Ujar Sehun agak malu malu.
"Hm."
"Kau tidak?"
"I miss you so bad Oh Sehun. Neomu neomu." Ungkap Kai alay sembari memonyongkan bibir tebalnya.

Akhirnya mereka tertawa lepas, melepaskan semua hal yang menyesakkan dada. Membuang semua sakit dan pilu yang terus menyerang.

"Apa kau lapar?" Ujar Kai perhatian.
"Sangat lapar."
"Oh syukurlah kau masih merasakan lapar."

Reason Why I Can't Love You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang