Penjara Bawah Tanah

18 1 0
                                    

Renzo's POV
__________________________________

Aku melakukan kesalahan dengan membawa perempuan ini bersamaku. Hari ini malam purnama dan seharusnya aku menjalankan tugasku dengan baik. Di malam purnama para arwah di bebaskan dari tahanan dan bebas mencari makanan dimanapun. Banyak dari mereka yang menyalahgunakan kesepatan ini dan melakukan kesalahan. Itu sebabnya aku ditugaskan untuk mengawasi mereka selama malam purnama dan mungkin memberi hukuman yang pantas jika mereka melanggar aturan.

Aku berlari kencang menuju tempat tinggalku. Aku harus memyelamatkan perempuan ini dan menyembunyikannya di tempat yang aman. Aku tidak ingin ada arwah yang menyadari keberadaannya dan menimbulkan masalah. Jiwanya benar-benar menggiurkan membuat banyak arwah mengincarnya sebagai santapan yang nikmat.

Aku tidak tau apa yang sebenarnya perempuan ini lakukan di dunia arwah. Aku merasakan bahwa jiwanya belum benar-benar mati. Masih ada aura kehidupan yang kuat dalam dirinya yang mungkin saja mampu mengembalikannya ke kehidupan semula. Jika sampai ia tertangkap sosok jahat kemungkinan jiwanya bisa mengembalikan si penghisap dengan sangat mudah.

Aku baru saja tiba di tempat tinggalku. Sebuah istana besar dengan para penjaga di sekelilingnya. Aku memperlambat langkahku sesaat sebelum mencapai pintu gerbang. Di depan sana sudah ada dua penjaga dengan pakaian lengkap. Aku berhenti.

"Pangeran Renzo, kenapa anda sudah kembali?" Seorang laki-laki dewasa mendekatiku sebelum aku sampai pada pintu gerbang istana.

Aku menoleh padanya masih dengan membopong gadis yang pingsan ini dipundakku. "Aku ada urusan sebentar. Jangan katakan apapun pada Yang Mulia."

Laki-laki itu memperhatikanku juga perempuan yang berada dipundakku dengan tatapan curiga. Laki-laki itu bernama Daiki. Ia adalah penjagaku sejak kecil bahkan mungkin hingga saat ini. Ia tau segala hal tentangku lebih dari kedua orangtuaku sendiri mungkin.

"Siapa yang bersamamu?" Daiki masih berada di tempatnya memperhatikanku dengan saksama.

"Dia tersesat." Aku melangkah meninggalkan Daiki tanpa bicara lagi.

Aku tidak ingin terlalu banyak bicara tentang perempuan ini. Aku sendiri belum mengetahui apapun tentangnya. Sejauh aku berada di dekatnya aku merasa sesuatu mulai berubah pada diriku dan ini pertanda tidak baik jika ada orang lain yang mengetahuinya.

Aku melewati para penjaga dengan mudah hingga aku sampai pada lorong yang membawaku ke dasar istana. Lorong dengan nyala api yang minim dan sepi. Biasanya tempat ini digunakan untuk menahan sementara para arwah yang melakukan kejahatan dan melanggar aturan sebelum akhirnya mereka di hukum. Tapi sudah beberapa waktu belakangan ini para arwah jauh lebih kooperatif dari sebelumnya.

Aku membuka salah satu ruangan kosong dengan kunci bersegelnya. Aku tidak berpikir perempuan ini akan dihukum tapi ini adalah cara aman melindunginya dari para arwah yang berkeliaran malam ini.

Aku menidurkannya pada kursi panjang di dalam ruangan. Sorot nyala api menerangi sisi ruangan yang gelap dan memancar mengenai wajahnya. Aku terdiam sesaat memperhatikannya dalam ketidaksadarannya. Perempuan itu tidak menunjukkan perubahan apapun walau hari semakin malam. Efek purnama tidak memberikan pengaruh apapun padanya.

"Ada apa dengannya?" Aku mencoba menyentuhnya mengikuti lekuk sisi wajahnya yang tenang masih dalam posisi memejamkan mata. "Aku tidak bisa berlama-lama dengan perempuan ini. Kalau tidak aku bisa melampaui batasku."

Aku menegakkan tubuhku berusaha keras menahan daya tarik yang hebat disebabkan aura perempuan itu. Tubuhku gemetar saat aku berusaha meredam keinginanku melihat isi jiwanya yang menarik. Aku melangkah dengan berat hati dan mengunci perempuan itu didalam ruangan.

Sesaat aku memperhatikannya dia masih belum bergerak. Bahkan saat aku sudah berada cukup jauh dari ruangan dimana perempuan itu berada aura jiwanya masih terasa walau hanya sedikit. Aku khawatir jika ada yang datang ke lorong bawah tanah ini dan menemukannya, maka masalah baru akan terjadi.

"Pangeran Renzo!" Aku tersentak saat seseorang memanggilku dengan suara yang hampir menggelegar.

"Turunkan suaramu!" Ucapku dengan nada dingin.

"Maafkan aku Pangeran." Seorang penjaga baru yang aku rekrut bersama yang lain, dia belum terbiasa dengan apa yang harus dia lakukan selama masa kerjanya. "Yang Mulia menanyakan keadaan di luar. Beberapa saat lalu Yang Mulia menerima pesan dari Dewa Kehidupan tentang jumlah jiwa manusia yang semakin berkurang. Para arwah mulai memberontak dan memaksa memasuki tubuh mereka secara brutal."

Aku menguatkan pijakkanku. Membayangkan apa yang sedang terjadi diluar sana. Waktu masih panjang dan jika tidak dihentikan para arwah bisa semakin menggila. Aku menatap anak muda dihadapanku dengan serius.

"Dengar. Ini tugas baru untukmu." Aku tidak punya pilihan selain meminta bantuan padanya. "Jangan biarkan ada siapapun yang memasuki lorong bawah tanah. Yang kedua katakan pada Yang Mulia aku akan membereskan para pembangkang itu malam ini juga."

"Aku mengerti." Laki-laki itu mengangguk lalu berjalan menjauh.

Aku segera melangkah menuju pintu keluar dengan tergesa-gesa. Waktuku habis karena mengurus perempuan aneh itu hingga menelantarkan tugasku malam ini. Seharusnya aku sedang berada di luar sana memantau keadaan para arwah yang berkeliaran.

Secepatnya aku segera keluar dari istana melesat meninggalkannya tanpa menoleh lagi kebelakang. Aku berlari menerjang angin malam yang mulai berhembus. Pepohonan ikut bergoyang ditambah angin kencang yang dihasilkan dari kecepatanku berlari di sisinya.

Aku melompat menuju atas pohon yang tinggi berpijak pada dahannya yang kuat. Malam semakin larut dan teriakan para arwah yang kelaparan menggema di udara. Aku membuka mataku lebar memperhatikan keseluruh sisi. Dunia arwah terlihat sepi karena penghuninya sedang berpesta di dunia manusia.

Aku membuka hubunganku dengan dunia manusia. Walau aku tidak bisa memasukinya setidaknya aku mampu memantau mereka dari tempatku berada. Beberapa arwah saling berebut jiwa pada salah satu manusia yang berdiam diri. Jiwa manusia yang di rundung kegalauan dan kebingungan menjadi santapan lezat bagi mereka.

Jauh di sisi lain para arwah berkumpul menunggu seseorang meregang nyawa. Ketika seseorang itu mati maka jiwanya akan keluar dari tubuhnya. Saat itulah para arwah lain menunggunya dan siap menjadikannya makanan yang cukup lama bertahan bagi mereka.

Seperti apa yang dikatakan penjaga di istana. Para arwah lain berebut memasuki tubuh seorang wanita yang sedang berdiam diri di sebuah rumah. Wanita itu tidak melakukan apapun selain diam menatap langit. Pikirannya kosong dan jiwanya kalut. Itu adalah sasaran empuk bagi para arwah untuk sedikit demi sedikit mempengaruhi jiwa wanita itu hingga mungkin mematikannya. Semakin banyak kekalutan didalam jiwanya semakin banyak arwah yang mampu masuk kedalam dirinya.

Hari semakin larut dan bahkan mulai mendekati fajar. Beberapa arwah sudah kembali dari dunia manusia dan sebagiannya masih asik melahap jiwa-jiwa malang itu tanpa henti. Para arwah dilarang untuk menghisap habis jiwa manusia karena jika mereka melakukannya sama saja dengan membunuh manusia itu secara perlahan. Saat jiwa manusia terhisap habis oleh para arwah tubuh mereka menjadi kosong dan arwah yang akan menggerakkannya sesuka hati mereka.

Beberapa pelanggaran yang mereka lakukan itu kadang berujung pada merusak tubuh manusia itu seperti menjatuhkannya dari atas gedung atau menabrakan diri mereka pada kendaraan. Setelah tubuh manusia itu hancur maka arwah pun dapat keluar darinya dengan mudah.

Aku memutus hubunganku dengan dunia manusia setelah melihat semua keadaan aman terkendali. Dunia arwah mulai ramai dan aku harus berhati-hati karena segala macam arwah dari yang baik sampai buruk bergabung pada malam ini tanpa pemisah.

Tiba-tiba saja aku kembali mengingat perempuan itu. Aku harus segera kembali ke lorong bawah tanah untuk memastikan dia tidak melakukan hal bodoh. Aku pun melompat dari atas dahan dan mulai berlari menuju istana bersama hembus angin kencang malam ini.

Reikai ( Perjalanan di Dunia Arwah )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang