Siapa Aku?

18 1 0
                                    

Author 👻
________________________________

Raungan iblis jahat yang berniat menyantap jiwa Kiyoshi menghilang bersama tubuhnya yang terpecah hingga berkeping-keping. Berkat pertolongan nenek tua bernama Akiko, Kiyoshi dan Renzo sudah bisa menarik nafas dengan lega. Setidaknya jiwa mereka terselamatkan dari iblis nekat itu.

Nenek Akiko mempersilahkan para tamunya untuk masuk. Dua sosok penghuni dunia arwah yang tiba-tiba saja muncul dan mengganggu ketenangannya. Sambil menelisik kesalah satu tamunya, nenek Akiko membukakan pintu rumah kayunya yang sederhana.

Rumah kayu yang jika dihitung sudah berumur ratusan tahun itu masih tampak bagus. Cat warna terang menghiasi sisi dalam rumah. Semua perabotannya terbuat dari kayu. Semuanya di susun dengan sangat rapih dan apik dirumah kecil miliknya.

Kiyoshi melangkah masuk mengikuti nenek Akiko dan Renzo. Matanya memandang berkeliling mengamati keadaan sekitarnya yang kembali terasa asing. Rumah kayu yang dari sisi luar ia anggap mengerikan seperti rumah hantu, ternyata memiliki sisi indah di dalamnya. Tidak ada kesan horor di dalam rumah kayu itu bahkan tampak seperti rumah persinggahan yang nyaman.

Nenek Akiko mempersilahkan tamunya untuk duduk. Ia membenahi beberapa barang-barang yang tergeletak tidak pada tempatnya. Beberapa kali ia tersenyum kearah Kiyoshi tanpa bicara sepatah katapun. Dan perempuan itu cuma membalas dengan anggukan kepala yang membingungkan.

"Jadi apa yang membawamu kesini Pangeran Renzo?" Nenek Akiko bersandar pada sandaran kursi goyangnya di dekat perapian.

Matanya masih terus menyelidik kearah Kiyoshi yang masih terus diam tanpa bicara sedikitpun. Ada hal menarik yang pastinya menjadi alasan sang Pangeran Kematian itu berada disini. Perempuan yang bersamanya pun tidak luput dari salah satu alasannya.

Renzo menoleh kearah nenek Akiko. "Apa aku tidak boleh berkunjung lagi kesini setelah beberapa lama?"

Senyum manis diwajah nenek Akiko merekah membuat garis-garis diwajahnya semakin terlihat. "Kamu boleh datang kapanpun kamu mau. Ini masih rumahmu juga." Nenek Akiko kembali memandang kearah Kiyoshi.

Kiyoshi yang sejak tadi menjadi pusat perhatian dari nenek Akiko mulai merasa jengah. Ia merasa seperti sedang di mata-matai dan tatapan nenek itu membuatnya tidak nyaman. Sejak kedatangannya bahkan nenek Akiko tidak mengatakan sepatah katapun padanya. Ia terus sibuk memperhatikan Kiyoshi dan berbicara pada Renzo.

"Boleh aku keluar sebentar?" Kiyoshi memberanikan diri bicara. Ia merasa benar-benar tidak nyaman dengan kedua orang dihadapannya itu.

Kiyoshi berharap ia bisa sekali saja mendengar nenek tua itu bicara padanya. Tapi sekali lagi Renzo yang menyahut semua perkataannya dengan nada dingin. "Tidak boleh."

Kiyoshi memandang sinis kearah Renzo." Kenapa tidak boleh?"

"Sudah cukup masalah yang kamu buat hari ini. Tetap di tempatmu. Jangan kemana-mana."

"Kamu pikir aku tahanan!" Kiyoshi bangkit berdiri.

Pandangannya tajam mengarah pada Renzo yang tidak melihat kearahnya sama sekali. Ia ingin sekali mencungkil mata laki-laki itu dan menjadikannya sebagai bola bekel. Tatapan sok dinginnya itu membuatnya muak terlebih lagi sekarang dia tidak mau melihat kearahnya sedikitpun.

"Sombong!" Bentak Kiyoshi.

Kiyoshi tidak memperdulikan peringatan Renzo sama sekali. Seperti yang sudah terjadi sebelumnya dan Renzo sudah sangat memahami itu. Perempuan yang keras kepala seperti Kiyoshi tidak akan mampu dibendung hanya dengan sebuah kata-kata. Maka dari itu, Renzo sudah mempersiapkan hal lain untuk mengantisipasi pemberontakannya.

Reikai ( Perjalanan di Dunia Arwah )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang